Kabut asap mulai menyebabkan polusi di
wilayah selatan Thailand yang berbatasan dengan Malaysia. Pemerintah
Malaysia mendesak Indonesia segera bertindak. (Andri Pratama/pembaca)
Reuters melaporkan pada Senin (5/10), Indonesia telah berada di bawah tekanan dari negara-negara tetangga akibat krisis asap tahunan yang disebabkan oleh pembakaran lahan di Sumatera dan sebagian Kalimantan ini.
Gelombang panas El Nino menambah buruk persoalan ini, dengan angin kering yang dibawanya.
"Jika ini dilakukan oleh warga atau perusahaan perkebunan, Indonesia harus mengambil tindakan tegas terhadap para pelakunya," seru Najib pada akun Twitter-nya, hari Minggu kemarin.
Asap yang terus menebal berhasil membuat sekolah-sekolah di Malaysia dan Singapura ditutup, perhelatan olahraga dibatalkan, serta meresahkan agen pariwisata. Otoritas kesehatan di seluruh wilayah terdampak asap mengingatkan warga agar tak berolahraga di tengah kepungan asap.
Seperti tahun-tahun sebelumnya, pemerintah Indonesia selalu berjanji menghentikan bencana tahunan ini, namun belum ada langkah pasti dalam mengatasinya.
Wakil Presiden Jusuf Kalla belum lama ini menegur negara-negara tetangga agar mensyukuri udara bersih dari hutan Indonesia selama 11 bulan di luar musim kebakaran hutan.
Pekan lalu, Badan Nasional Penanggulangan Bencana mengatakan, musim hujan di awal November mendatang diharapkan akan membantu memadamkan api.
Sementara itu, menurut pejabat lingkungan Thailand, level polusi dari Indonesia telah meningkat tajam di selatan Negeri Gajah Putih itu, dekat perbatasan dengan Malaysia. Otoritas kesehatan Thailand juga telah membuka hotline demi memberi saran dan menyebarkan masker kepada warga.
Indonesia mengklaim 200 perusahaan, mayoritas dari Asia Tenggara, tengah diinvestigasi atas tuduhan penyebab kebakaran.
Kepolisian juga menyebut satu perusahaan dari Australia, operator perkebunan kelapa sawit PT Kayung Agro Lestari, dan satu perusahaan dari China termasuk dalam daftar itu.
PT Kayung Agro Lestari, anak perusahaan PT Austindo Nusantara Jaya Agri, belum berkomentar perihal ini, sementara kepolisian tidak memberi keterangan lebih jauh tentang perusahaan China yang dimaksud.
Akhir September lalu, Menteri Pertahanan Malaysia Hishammuddin Hussein menyatakan siap untuk memberi bantuan militer kepada pemerintah Indonesia untuk memerangi kabut asap, mengutip laporan Malay Mail.
Sementara pemerintah Indonesia hingga saat ini belum memberi respon pasti apakah akan menerima atau menolak tawaran bantuan, baik dari Malaysia maupun dari Singapura.
Credit CNN Indonesia