Presiden Donald Trump menyalahkan
pendahulunya, Barack Obama, atas dugaan intervensi Rusia dalam pemilihan
umum Amerika Serikat pada 2016 lalu. (Reuters/Jonathan Ernst)
Melalui Twitter, Trump awalnya membahas mengenai dakwaan terhadap 12 pegawai intelijen Rusia yang dituduh meretas jaringan komputer Partai Demokrat menjelang pemilu.
"Cerita yang kalian mengenai 12 orang Rusia itu terjadi saat pemerintahan Obama, bukan pemerintahan Trump," tulis Trump.
"Mengapa mereka tak melakukan sesuatu, terutama ketika dilaporkan bahwa Presiden Obama sudah diinformasikan oleh FBI pada September, sebelum Pemilu?"
Trump sempat meluncurkan beberapa kicauan lain, tapi beberapa jam kemudian ia kembali membahas masalah intervensi Rusia tersebut.
"Para individu Rusia itu bekerja pada masa Obama. Mengapa Obama tak bertindak? Karne ia pikir Hillary Clinton akan menang. Tak ada kaitannya dengan Pemerintahan Trump, tapi Berita Palsu tak mau melaporkan kebenaran, seperti biasa!" tulis Trump.
Berdasarkan surat dakwaan, pegawai badan intelijen militer Rusia, GRU, diam-diam memantau komputer tim kampanye calon presiden Partai Demokrat, Hillary Clinton, dan jaringan komputer komite pemenangan pemilu partai itu.
Penuntut Umum Khusus Robert Mueller meminta surat dakwaan ini sebagai bagian dari penyelidikan besar-besaran dugaan keterlibatan Rusia dalam pemilu 2016 tersebut.
Setelah lawatannya ke Inggris, Trump sendiri dijadwalkan bertemu dengan Presiden Rusia, Vladimir Putin, di Helsinki, Finlandia, pada Senin (16/7).
Trump mengatakan akan "dengan tegas bertanya" kepada Putin terkait tuduhan campur tangan Rusia di pemilu AS dalam pertemuan tersebut.
Credit cnnindonesia.com