Rabu, 04 Juli 2018

Kamboja Harapkan Indonesia Hidupkan 'Jejak Peradaban'


Kamboja Harapkan Indonesia Hidupkan 'Jejak Peradaban'
Menteri Pariwisata Kamboja Thong Khon saat menerima kunjungan kehormatan (courtesy call) dari Duta Besar RI untuk Kerajaan Kamboja, Sudirman Haseng di kantor Kementerian Pariwisata, Phnom Pen, Senin(2/7). (Dok. KBRI Phnom Penh)



Jakarta, CB -- Kamboja mengharapkan kerja sama dan bantuan Indonesia dalam mengembangkan industri pariwisata di negerinya. Salah satunya melalui pendidikan sumber daya manusia (SDM) di sekolah-sekolah pariwisata. Kamboja juga mengharapkan dukungan Indonesia untuk mengaktifkan kegiatan Jejak Peradaban atau Trail of Civilization (ToC). Kegiatan tersebut diinisiasi Pemerintah Indonesia di Candi Borobodur, Yogyakarta pada 2006 dan menghasilkan Borobudur Declaration.

"Kami mengharapkan Indonesia dapat memberikan bantuan terkait proses pengembangan SDM di sektor pariwisata Kamboja, terutama melalui kerja sama dengan sekolah-sekolah pariwisata di Indonesia," kata Menteri Pariwisata Kamboja Thong Khon saat menerima kunjungan kehormatan (courtesy call) dari Duta Besar RI untuk Kerajaan Kamboja, Sudirman Haseng di kantor Kementerian Pariwisata, Phnom Pen, Senin(2/7).

Menteri Pariwisata Kamboja juga mengucapkan selamat dan menyambut baik penugasan sebagai Dubes RI untuk Kamboja yang baru, serta mengharapkan misi yang akan diemban dapat terlaksana dengan baik serta berkontribusi dalam mendorong hubungan bilateral RI-Kamboja di bidang pariwisata.




Thong Kon juga menyambut baik rencana maskapai penerbangan Indonesia untuk membuka penerbangan langsung (direct flight) ke Kamboja, yang pada tahap selanjutnya diharapkan akan memberikan berbagai keuntungan bagi kedua negara di sektor pariwisata

Menteri Pariwisata Kamboja juga mengharapkan dukungan Indonesia untuk mengaktifkan kegiatan Jejak Peradaban atau Trail of Civilization (ToC). Kegiatan tersebut diinisiasi Pemerintah Indonesia di Candi Borobodur, Yogyakarta pada 2006 dan menghasilkan Borobudur Declaration.

Selain Indonesia dan Kamboja, negara-negara yang ikut dalam penelusuran jejak agama dan peninggalan sejarah umat Buddha yang dikemas dalam ToC adalah Laos, Myanmar, Thailand dan Vietnam.


Pertemuan Tingkat Menteri terakhir terkait ToC diselenggarakan pada 2010 di Siem Reap, Kamboja.

Selain memperkenalkan diri, Dubes RI juga membahas perkembangan hubungan bilateral RI-Kamboja serta upaya-upaya untuk mengembangkan kerja sama di berbagai bidang Pariwisata.

Dubes Haseng mengapresiasi upaya Kementerian Pariwisata Kamboja yang berkontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi Kamboja.



Ishanapura, salah satu Warisan Budaya UNESCO di Kamboja
Foto: REUTERS/Samrang Pring
Ishanapura, salah satu Warisan Budaya UNESCO di Kamboja


Indonesia juga mengharapkan dukungan untuk menyelenggarakan kegiatan bersama dalam rangka memperingati 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia - Kamboja.

Dubes Haseng mendorong kerja sama untuk mempromosikan paket bersama antar biro wisata di kedua negara, terutama untuk pariwisata keagamaan.

Mantan Dubes RI untuk Nigeria itu juga juga mengharapkan dukungan Kementerian Pariwisata bagi penyelenggaraan Indonesian Trade and Tourism Promotion 2018 yang akan diselenggarakan pada 28-30 September 2018 di Phnom Penh.

Kedua pihak juga sepakat untuk memperbaharui Kesepakatan Kerja sama tentang Pariwisata yang pernah ditandatangani kedua negara pada tahun 1999.

Industri pariwisata di Kamboja berkontribusi sekitar 30 persen dari GDP Kamboja, serta menyerap jumlah tenaga kerja sekitar 650 ribu orang.

Menurut laporan Kementerian Pariwisata Kamboja, selama tahun 2017, jumlah wisatawan inbound yang berkunjung ke Kamboja sebanyak 5.6 juta wisatawan dengan total penerimaan negara sebesar US$3,63 miliar (meningkat 12.3% dibanding tahun 2016).

Dengan tren pertumbuhan sektor pariwisata yang terus meningkat, Pemerintah Kamboja optimis mencapai 7 juta wisman 2020. Sementara itu, outbound turis Kamboja pada 2017 tercatat sejumlah 1.752.269 atau meningkat 22,2% dibandingkan sebelumnya.





Credit  cnnindonesia.com