Senin, 02 Juli 2018

Iran Bersumpah Melawan Rintangan AS Soal Ekspor Minyak


Semburan api pada platform produksi minyak di ladang minyak Soroush, di Teluk Persia, Iran, 25 Juli 2005.[Reuters]
Semburan api pada platform produksi minyak di ladang minyak Soroush, di Teluk Persia, Iran, 25 Juli 2005.[Reuters]

CB, Jakarta - Iran bersumpah akan melawan rintangan Amerika Serikat memblokade ekspor minyak menta ke sejumlah negara.
Selain itu, Wakil Presiden Pertama Iran Eshaq Jahangiri juga memperingatkan pesaing produsen minyak Arab Saudi yang tidak pernah memberikan tempat bagi Teheran menjual minyaknya di pasaran internasional.
"Kami bersumpah melawan upaya Amerika Serikat yang mencoba menghalangi ekspor minyak Iran ke pasar dunia," kata Jahangiri dalam sebuah pidato mengenai ekonomi Iran yang disiarkan televisi pemerintah, Ahad, 1 Juli 2018.



Menteri Luhut Yakin Menangi Tender Minyak Iran
"Pemerintah Iran punya rencana dan Insya Allah kami yakin bahwa kami akan dapat menjual minyak sebanyak yang kami inginkan," ucapnya seperti dikutip Al Jazeera.
Iran melihat peluang ekspor minyak setelah pemerintahan Presiden Donald Trump mengancam menerapkan sanksi terhadap mitra bisnis Iran jika mereka tidak memotong impor minyak dari Iran hingga ke angka nol pada 4 November 2018. Upaya ini sebagai kelanjutan mengisolasi Teheran secara politik dan ekonomi.
India, negara terbesar pembeli minyak Iran setelah Cina, akan melakukan penyulingan pada Kamis pekan ini untuk persiapan mengurangi impor minyak Iran secara drastis atau hingga zero. Langkah ini dilakukan demi menghindari masalah keuangan dengan Amerika Serikat.
Iran Pasok 200 Ribu Barel Minyak
"Minyak menta Iran akan ditawarkan ke bursa dan sektor swasta yang dapat mengekspornya secara transparan," kata Jahangiri.

"Kami akan mengalahkan upaya Amerika menghentikan ekspor minyak Iran." jelasnya. Dia menambahkan, "Minyak telah siap dilempar ke bursa, sekitar 60 ribu barrel per hari. Namun hanya untuk ekspor produk minyak."Hubungan Amerika Serikat dan Iran memburuk menyusul keputusan Presiden Trump membatalkan kesepakatan nuklir 2015 yang teken enam negara superkuat. Dampak dari pembatalan tersebut, Amerika Serikat tetap menerapkan sanksi ekonomi terhadap Iran termasuk pelarangan ekspor minyak.





Credit  tempo.co