Rabu, 15 November 2017

Kelaparan dan Kedinginan, Korban Gempa Iran Menanti Bantuan


Kelaparan dan Kedinginan, Korban Gempa Iran Menanti Bantuan
Warga yang selamat dari gempa berkekuatan 7,3 skala Richter di Sarpol-e Zahab , Provinsi Kermanshah, Iran. Senin (13/11). ( AFP PHOTO / ISNA / POURIA PAKIZEH)


Jakarta, CNN Indonesia -- Puluhan ribu warga Iran terpaksa mengungsi di penampungan beralaskan ala kadarnya setelah rumah mereka hancur akibat gempa berkekuatan 7,3 skala Richter mengguncang perbatasan Iran-Irak pada Minggu (12/11). Sampai saat ini, korban tewas mencapai 450 orang.

Tim penyelamat telah berhenti mencari para penyintas gempa di Iran. Sementara para korban selamat menantikan bantuan.

Seorang perempuan muda di Sarpol-e Zahab, salah satu kota yang paling parah terdampak gempa, mengatakan keluarganya kedinginan karena terpapar angin malam selama beberapa hari terakhir karena kurangnya tenda di tempat pengungsian.



"Kami butuh bantuan, kami butuh semuanya, pihak berwenang harus mempercepat penyaluran bantuan mereka," katanya kepada televisi pemerintah seperti dikutip Reuters, Selasa (14/11).

Gempa terjadi sekitar pukul 21.00 malam waktu setempat, ketika sebagian besar warga tengah beristirahat. Sementara itu, guncangan gempa dilaporkan berpusat di Penjwin, Provinsi Sulaimansyah, Irak, yang berbatasan langsung dengan Iran, khususnya Provinsi Kermanshah dan Khuzestan.

Sejumlah bangunan publik termasuk rumah sakit utama di Iran dilaporkan rusak akibat gempa, sehingga mempersulit penanganan para korban yang terluka. Rumah sakit di beberapa provinsi terdekat pun kewalahan menangani ribuan korban terluka yang terus berdatangan.

Organisasi palang merah Iran, Iranian Red Crescent, mengatakan penampungan darurat telah disediakan bagi ribuan pengungsi. Namun, keterbatasan listrik, air bersih, dan akses jalan yang terputus membuat penyaluran bantuan ikut terhambat.


Aparat berwenang melaporkan kekacauan lalu lintas pun sempat terjadi tak lama setelah gempa terjadi.

"Orang-orang di beberapa desa terpencil masih sangat membutuhkan makanan, air, dan tempat tingga," papar Gubernur Qasr-e Shirin, Faramars Akbari.

Lebih dari 30 ribu rumah rusak dan setidaknya dua desa hancur total di daerah itu. Sedangkan proses evakuasi dan penyelamatan korban telah berakhir karena kemungkinan menemukan korban selamat lainnya sangat rendah.


"Operasi penyelamatan di Provinsi Kermanshah telah berakhir," kata Kepala Petugas Darurat Dinas Kesehatan Iran, Pir-Hossein Kolivand.

Sementara itu, Presiden Iran Hassan Rouhani langsung meninjau ke sejumlah lokasi terdampak gempa di Kermanshah tak lama setelah bencana terjadi dan berjanji akan segera menyalurkan bantuan kepada para korban.

"Kami akan menggunakan seluruh kekuatan untuk menangani masalah dalam waktu secepat mungkin," ucap Rouhani.

Tak hanya Iran dan Irak, gempa akhir pekan itu dilaporkan terasa hingga Pakistan, Libanon, Kuwait, dan Turki.



Credit  cnnindonesia.com



Korban Tewas Capai 530, Presiden Iran Tinjau Lokasi Gempa


Korban Tewas Capai 530, Presiden Iran Tinjau Lokasi Gempa
Presiden Hassan Rouhani meninjau langsung sejumlah lokasi gempa Iran seiring dengan pertambahan jumlah korban tewas yang kini diperkirakan mencapai 530 orang. (President.ir/Handout via Reuters)


Jakarta, CB -- Presiden Hassan Rouhani meninjau langsung sejumlah lokasi gempa Iran seiring dengan pertambahan jumlah korban tewas yang kini diperkirakan mencapai 530 orang.

"Saya ingin memastikan seluruh warga yang terkena dampak gempa mengetahui bahwa pemerintah bertindak dengan segala cara untuk menangani bencana ini secepat mungkin," ujar Rouhani.

Estimasi korban tewas ini didapat setelah seorang pejabat berwenang di Provinsi Kermanshah, Mohammad-Ali Monshizadeh, menghitung sertifikat kematian dan perkiraan jumlah korban yang diduga masih terjebak di dalam reruntuhan gedung.


"Kami sudah mengeluarkan 430 sertifikat kematian, tapi kemungkinan 100 sampai 150 orang masih terkubur dan terjebak di reruntuhan bangunan di desa-desa dan belum ditemukan. Ini menjadikan total kematian bisa mencapai 530 sampai 580 orang di Provinsi Kermanshah sendiri," tutur Monshizadeh, Rabu (15/11).


Kantor berita IRNA melaporkan, kota yang paling terkena dampak adalah Sarpol-e Zahab dengan korban tewas mencapai 316 orang. Sementara itu, 28 orang lainnya dilaporkan tewas di Qasr-e-Shirin, kota di Kermanshah yang berbatasan langsung dengan Irak.

Gempa 7,3 skala Richter yang terjadi pada Minggu (12/11) sekitar pukul 21.00 berpusat di daerah perbatasan Irak dan Iran.


Sejumlah bangunan publik termasuk rumah sakit utama di Qasr-e-Shirin dilaporkan rusak akibat gempa, sehingga mempersulit penanganan para korban yang terluka. Rumah sakit di beberapa provinsi terdekat pun kewalahan menangani ribuan korban terluka yang terus berdatangan.

Organisasi Bulan Sabit Merah Iran sudah menyediakan penampungan darurat bagi para pengungsi. Namun, mereka masih mengalami keterbatasan listrik dan air bersih.

"Kami mengungsi di tempat penampungan dan kami tidak memiliki cukup makanan dan air bersih. Anak-anak menangis karena kedinginan. Mereka mengandalkan orang tuanya untuk menghangatkan diri," kata Ali Gulani, pengungsi dari kota Qasr-e-Shirin, seperti dikutip The Guardian.





Credit  cnnindonesia.com