Hassan Nasrallah. (REUTERS)
Beirut, Lebanon (CB) - Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah
pada Senin menyatakan dia bersiap menarik pasukannya dari Irak setelah
ISIS kehilangan kendali atas benteng kota terakhirnya di negara itu.
Dalam pidato yang disiarkan di televisi pada Senin malam, Nasrallah mengatakan gerakan Lebanon tersebut telah mengerahkan "sejumlah komandan dan kader kami" ke Irak untuk melawan ISIS.
"Kami menganggap misinya sudah selesai, namun kami menunggu pengumuman final kemenangan Irak," katanya sebagaimana dikutip kantor berita AFP.
Setelah pernyataan tersebut disampaikan, Hizbullah akan mengkaji kembali keberadaannya di Irak dan mungkin akan menarik anggotanya.
"Jika menurut kami itu sudah selesai, bahwa keberadaan para saudara ini tidak diperlukan lagi, mereka akan pulang untuk dikerahkan kembali ke wilayah lain yang membutuhkan mereka," kata Nasrallah.
Hizbullah kebanyakan mengerahkan komandan berpengalaman sebagai penasihat dan pelatih untuk bekerja bersama Hashed al-Shaabi, payung paramiliter yang didominasi kelompok milisi Syiah yang juga setia kepada Teheran.
Pasukan Irak pada 17 November mengumumkan mereka telah merebut kembali Rawa, kota terakhir yang dikuasai ISIS di Irak, mengakhiri operasi militer anti-ekstremis selama tiga tahun.
Upaya terakhir untuk melawan ISIS dipelopori oleh pasukan khusus Irak dan pasukan reguler namun Hashed, yang petempurnya sampai puluhan ribu, menjadi komponen kunci dalam operasi penumpasan itu.
Setelah ISIS tidak lagi mengendalikan satu pusat kota pun di Irak, para petempurnya yang selamat bergabung kembali di daerah-daerah gurun terpencil di sepanjang perbatasan dengan Suriah dan menuntaskan operasi-operasi yang harus diselesaikan.
Dalam pidato yang disiarkan di televisi pada Senin malam, Nasrallah mengatakan gerakan Lebanon tersebut telah mengerahkan "sejumlah komandan dan kader kami" ke Irak untuk melawan ISIS.
"Kami menganggap misinya sudah selesai, namun kami menunggu pengumuman final kemenangan Irak," katanya sebagaimana dikutip kantor berita AFP.
Setelah pernyataan tersebut disampaikan, Hizbullah akan mengkaji kembali keberadaannya di Irak dan mungkin akan menarik anggotanya.
"Jika menurut kami itu sudah selesai, bahwa keberadaan para saudara ini tidak diperlukan lagi, mereka akan pulang untuk dikerahkan kembali ke wilayah lain yang membutuhkan mereka," kata Nasrallah.
Hizbullah kebanyakan mengerahkan komandan berpengalaman sebagai penasihat dan pelatih untuk bekerja bersama Hashed al-Shaabi, payung paramiliter yang didominasi kelompok milisi Syiah yang juga setia kepada Teheran.
Pasukan Irak pada 17 November mengumumkan mereka telah merebut kembali Rawa, kota terakhir yang dikuasai ISIS di Irak, mengakhiri operasi militer anti-ekstremis selama tiga tahun.
Upaya terakhir untuk melawan ISIS dipelopori oleh pasukan khusus Irak dan pasukan reguler namun Hashed, yang petempurnya sampai puluhan ribu, menjadi komponen kunci dalam operasi penumpasan itu.
Setelah ISIS tidak lagi mengendalikan satu pusat kota pun di Irak, para petempurnya yang selamat bergabung kembali di daerah-daerah gurun terpencil di sepanjang perbatasan dengan Suriah dan menuntaskan operasi-operasi yang harus diselesaikan.
Credit antaranews.com