Presiden Iran Hassan Rouhani menyatakan kemenangan atas ISIS di Irak dan Suriah. (AFP Photo/Behrouz Mehri)
Iran adalah salah satu pendukung utama Presiden Suriah Bashar al-Assad yang juga mengirimkan sejumlah penasihat militer dan ribuan "relawan" untuk memerangi ISIS di kedua negara yang dilanda konflik.
Dalam pidato yang disiarkan televisi, Selasa malam (21/11), Rouhani berterima kasih kepada "semua pejuang Islam," pemimpin tertinggi Ayatollah Khamenei dan pasukan bersenjata Irak dan Suriah atas "berakhirnya kelompok yang membawa kejahatan, kehancuran, pembunuhan dan kebiadaban ini."
Dia mengucapkan selamat kepada Garda Revolusi Iran dan organisasi sayapnya di luar negeri, Pasukan Quds, atas "kemenangan besar" yang telah dicapai, meski juga menegaskan bahwa"peran utamanya dipegang oleh rakyat dan tentara Suriah, Irak dan Libanon."
"Kami membantu mereka sesuai dengan kewajiban religius dan Islam," ujarnya sebagaimana dikutip AFP.
Media Iran pada Minggu dan Senin menyiarkan rekaman komandan Pasukan Quds, Qassem Soleimani, di kota Albu Kamal yang berada di perbatasan Suriah. Dilaporkan, ia sendiri yang memimpin operasi merebut kembali benteng pertahanan urban terakhir para militan.
Dalam pesan yang dirilis Garda Revolusi, Soleimani mengucapkan selamat kepada Khamenei atas "kemenangan kunci" dari ISIS ini.
"Saya mengumumkan akhir dari kelompok ini," bunyi pernyataan itu.
Dia juga memuji peran dari koalisi paramiliter Irak yang dipimpin Hashed al-Shaabi dan peran kunci gerakan Hizbullah dalam pertempuran di Suriah. Kedua kelompok itu berkaitan erat dengan Iran.
Militan ISIS saat ini masih bertempur untuk berupaya menyelamatkan diri dari gempuran di sebagian kecil wilayah Irak dan Suriah. Mereka telah kehilangan banyak kawasan yang semula dikuasai lewat operasi kilat 2014 lalu.
Baik pemerintah Suriah maupun Irak hingga kini masih belum menyatakan kemenangan telah atas kelompok teror tersebut.
Credit cnnindonesia.com