Kamis, 20 Juli 2017

Remehkan AS, Pemimpin Chechnya Sebut Rusia Miliki Perangkat 'Kiamat' Nuklir



Remehkan AS, Pemimpin Chechnya Sebut Rusia Miliki Perangkat Kiamat Nuklir
Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov mengklaim Rusia memiliki perangkat kiamat nuklir. Foto/HBO Real Sports


GROZNY - Pemimpin Chechnya Ramzan Kadyrov membuat komentar mengejutkan tentang senjata nuklir negaranya, Rusia. Dia mengatakan, Amerika Serikat (AS) bukanlah lawan sepadan Rusia yang dia sebut pemilik senjata nuklir yang secara harfiah bisa menyebabkan “kiamat”.

Kadyrov, pemimpin muslim wilayah otonomi Chechnya, pada Selasa lalu melayani wawancara langka dengan HBO, di mana dia menyangkal bahwa pria gay adalah manusia. Dia meyakinkan dunia bahwa tidak ada pria gay di wilayahnya, apalagi kamp penyiksaan khusus pria gay seperti yang dilaporkan sejumlah media.

Dengan gaya bicaranya yang tegas, Kadyrov mengklaim senjata nuklir Rusia tidak ada tandingannya.

“Amerika bukanlah negara yang cukup kuat bagi kita untuk menganggapnya sebagai musuh Rusia. Kami memiliki pemerintahan yang kuat dan merupakan negara nuklir,” kata Kadyrov.

”Bahkan jika pemerintah kita benar-benar hancur, rudal nuklir kita akan dikerahkan secara otomatis. Kami akan meletakkan seluruh dunia di atas lutut dan mengacungkannya dari belakang,” lanjut dia, seperti dilansir dari Business Insider, Kamis (20/7/2017).



New York Times melaporkan bahwa Rusia membangun sebuah sistem pembalasan serangan nuklir yang dikenal sebagai “Parimeter System” pada tahun 1980-an. Sistem ini juga disampaikan Kadyrov.

Pada dasarnya, jika ada serangan nuklir untuk menghancurkan pemerintah Rusia, sistem otomatis itu akan meluncurkan rudal nuklir dalam sebuah serangan balik.

Bruce Blair, mantan perwira nuklir AS yang mengungkap laporan “Perimeter System for The Times” pada tahun 1993, mengatakan kepada Business Insider bahwa sistem tersebut bekerja saat mendeteksi ledakan nuklir. Menurutnya, hanya kru kecil, jauh di dalam bungker, yang memiliki tangan dalam sistem otomatis itu.

”Satu kekhawatiran adalah bahwa hal itu sangat otomatis, dan serangan cyber, misalnya, atau fenomena lain, alami atau buatan manusia, dapat menghentikannya,” kata Blair. ”Ini menimbulkan risiko serangan nuklir yang tidak disengaja oleh Rusia.”

”Ini dirancang untuk membalas secara besar-besaran melawan AS. Apa target spesifik dalam rencana ini tidak ada yang benar-benar tahu, tapi dapat diasumsikan itu skala besar,” ujar Blair, yang menambahkan bahwa hal itu akan menghancurkan kebanyakan orang Amerika dan sebagian besar kota besar di AS. 




Credit  sindonews.com