Kamis, 27 Juli 2017

Gara-gara Drama Korsel, Korut Lakukan 'Pembersihan' Kedubesnya di China


Gara-gara Drama Korsel, Korut Lakukan Pembersihan Kedubesnya di China
Pemerintah Korea Utara lakukan pembersihan di Kedubesnya di Beijing setelah seorang diplomatnya menonton tayangan drama televisi Korea Selatan. Foto/Ilustrasi/REUTERS
 

SEOUL - Pemerintah Korea Utara (Korut) melakukan “pembersihan” atau pemecatan besar-besaran terhadap para staf dan diplomatnya di Kedutaan Besar (Kedubes)-nya di Beijing, China. Musababnya, ada diplomat yang menonton drama televisi Korea Selatan (Korsel).

Para pejabat kedutaan saat ini sedang diselidiki karena kesalahan serius yang menyangkut ideologi. Tindakan diplomat menonton drama televisi Korsel dianggap menunjukkan simpati pada Seoul, yang menjadi musuh Pyongyang.

Kementerian Keamanan Negara Korea Utara serta Komite Pusat Partai Buruh Korea mengonfirmasi perihal pejabat kedutaan yang menonton drama televisi Korsel.

Tak hanya staf dan para diplomat, anggota keluarga mereka juga dipantau ketat. Aparat berwenang Pyongyang mencari materi yang mereka sebut “kotoran ideologis” di komputer, telepon genggam, dan perangkat lainnya milik staf, diplomat dan anggota keluarga mereka.

Korea Joongang Daily, salah satu surat kabar terbesar di Korsel melaporkan bahwa ada banyak pelanggaran yang ditemukan selama penyelidikan berlangsung. Di antaranya, potret mantan diktator Korut Kim Il-sung dan Kim Jong-il yang selalu dalam posisi tergantung di kantor kedutaan.

”Mereka pertama-tama melihat potret itu, karena ada sedikit kesalahan manajemen yang bisa menjadi tanda bahwa kedutaan tersebut telah benar-benar sudah keluar jalur,” kata seorang mantan diplomat Korut kepada Korea Joongang Daily, yang berbicara dalam kondisi anonim, yang dilansir Kamis (27/7/2017).

Diplomat yang menonton tayangan drama Korsel merupakan pemimpin bagian industri ringan di kedutaan, sebuah posisi yang sangat berpengaruh.

Drama Korsel atau dikenal dengan istilah “K-drama” telah memainkan peran penting dalam perseteruan dua Korea. Warga Pyongyang dilarang keras menonton tayangan itu dan yang ketahuan bisa terancam dieksekusi mati.

Banyak pembelot Korut terinspirasi untuk mempertaruhkan nyawa mereka dengan mencoba melarikan diri dari negaranya ketika mereka pertama kali “terpapar” drama live action Korsel yang selalu populer.

Pembelot top Korut, Thae Yong-ho, yang merupakan mantan duta besar Korut untuk Inggris pernah mengungkap bahwa rezim Kim Jong-un yang berkuasa tidak mampu sepenuhnya mengontrol tayangan drama Korsel di negaranya sendiri.

”Dua hal yang gagal dikendalikan rezim adalah narkoba dan drama Korsel,” kata Thae.

”Sistem Korut hanya bisa bertahan selama bisa memblokir semua informasi dari dunia luar,” ujarnya.”Ketika hari tiba, ketika orang memiliki akses terhadap informasi yang telah disensor, Korut akan runtuh seperti dinding tanah yang basah kuyup.” 





Credit  sindonews.com