Tak lama setelah Inada mengumumkan pengunduran dirinya, Abe meminta maaf. (Reuters/Toru Hanai)
Jakarta, CB --
Menteri Pertahanan Jepang, Tomomi Inada, resmi
mengundurkan diri pada Jumat (28/7), setelah diprotes karena sejumlah
keputusannya yang membuat kepercayaan rakyat pada Perdana Menteri Shinzo
Abe kian terpuruk.
Inada mengumumkan pengunduran diri ini di tengah penyelidikan mengenai dugaan Kementerian Pertahanan menyembunyikan laporan mengenai memburuknya keamanan di Sudan Selatan, di mana pasukan Jepang membantu operasi penjaga perdamaian pimpinan Amerika Serikat.
Tak lama setelah Inada mengumumkan pengunduran dirinya, Abe pun meminta maaf "kepada rakyat dari dalam hati saya."
Abe mengatakan, Menteri Luar Negeri Jepang, Fumio Kishida, akan mengemban tugas menhan untuk sementara. Kishida diharapkan dapat mengatasi masalah keamanan di perbatasan, terutama di tengah ancaman Korea Utara.
Inada mengumumkan pengunduran diri ini di tengah penyelidikan mengenai dugaan Kementerian Pertahanan menyembunyikan laporan mengenai memburuknya keamanan di Sudan Selatan, di mana pasukan Jepang membantu operasi penjaga perdamaian pimpinan Amerika Serikat.
Tak lama setelah Inada mengumumkan pengunduran dirinya, Abe pun meminta maaf "kepada rakyat dari dalam hati saya."
Abe mengatakan, Menteri Luar Negeri Jepang, Fumio Kishida, akan mengemban tugas menhan untuk sementara. Kishida diharapkan dapat mengatasi masalah keamanan di perbatasan, terutama di tengah ancaman Korea Utara.
Meski
sudah meminta maaf, sejumlah oposisi dan legislator tetap kecewa.
Menurut mereka, Abe seharusnya sudah memecat Inada sejak lama.
"Dia seharusnya sudah mendepak Inada sejak dulu. Melakukan nini semua di malam menjelang perombakan kabinet membuatnya terlihat seperti depresi," ujar Jeffrey Kingston, Direktur Studi Asia dari Temple University Japan, kepada Reuters.
Abe memang akan merombak kabinetnya pada pekan depan setelah sejumlah jajak pendapat menunjukkan turunnya kepercayaan rakyat pada pemerintahannya hingga 30 persen.
Penurunan kepercayaan ini merupakan pukulan besar bagi Abe yang memasuki periode keduanya sebagai perdana menteri. Sejak menjabat, Abe disebut-sebut sebagai pemimpin yang dapat membawa perubahan dan stabilitas di Jepang.
Namun, kepercayaan rakyat menurun setelah Abe dituding terlibat dalam kronisme terkait pendirian dua sekolah di negaranya.
"Dia seharusnya sudah mendepak Inada sejak dulu. Melakukan nini semua di malam menjelang perombakan kabinet membuatnya terlihat seperti depresi," ujar Jeffrey Kingston, Direktur Studi Asia dari Temple University Japan, kepada Reuters.
Abe memang akan merombak kabinetnya pada pekan depan setelah sejumlah jajak pendapat menunjukkan turunnya kepercayaan rakyat pada pemerintahannya hingga 30 persen.
Penurunan kepercayaan ini merupakan pukulan besar bagi Abe yang memasuki periode keduanya sebagai perdana menteri. Sejak menjabat, Abe disebut-sebut sebagai pemimpin yang dapat membawa perubahan dan stabilitas di Jepang.
Namun, kepercayaan rakyat menurun setelah Abe dituding terlibat dalam kronisme terkait pendirian dua sekolah di negaranya.
Credit CNN Indonesia