Menyusul konflik di masjid Al Aqsa,
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengajak semua umat Muslim di dunia
untuk berkunjung dan melindungi Yerusalem. (Foto: AFP PHOTO / ADEM
ALTAN)
Jakarta, CB --
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengajak semua
umat Muslim di dunia untuk berkunjung dan melindungi Yerusalem. Ajakan
ini menyusul setelah terjadi kekerasan akibat kebijakan pemerintah
Israel yang menyatakan tidak akan mencopot detektor logam sehingga
memicu bentrokan berdarah dengan warga Palestina di luar Masjid Al Aqsa.
"Dari sini, saya memanggil seluruh umat Muslim. Siapa pun yang punya kesempatan datang berkunjung ke masjid Al Aqsa Yerusalem," ungkap Erdogan, di Ankara, pada Selasa (25/7) seperti dilansir dari AFP.
"Datang, mari sama-sama kita lindungi Yerusalem," ujarnya.
Erdogan merujuk pada tempat suci, yang bagi orang Yahudi dikenal juga sebagai Temple Mount atau bagi umat Muslim Al-Haram asy-Syarif yang menjadi pusat konflik antara Israel-Palestina.
Israel beberapa waktu lalu menyatakan tidak akan mencopot detektor logam di sekitar masjid Al Aqsa, akibat serangan 14 Juli yang menyebabkan tewasnya dua polisi Israel.
Warga Palestina menilai pengamanan yang dilakukan ini berlebihan, dan memicu protes yang membuat bentrokan berdarah dan menimbulkan korban.
"Mereka berupaya mengambil alih masjid dari tangan Muslim dalam rangka memerangi terorisme. Tak ada penjelasan lain," ujar Erdogan dalam sambutannya di parlemen.
Tanggapan Israel
Menteri Luar Negeri Israel dalam pernyataan resminya mengatakan komentar Erdogan itu 'salah dan bias', dan menganjurkan agar ia 'mengurusi masalah negaranya sendiri saja'.
"Yerusalem adalah kota di mana pemerintah berkomitmen akan pengamanannya, kebebasan, kebebasan beribadah dan respect akan hak minoritas," ungkap pernyataan tersebut.
Erdogan sebelumnya juga menanggapi akan serangan di salah satu sinagog Turki, merujuk pada laporan grup ultra-nasionalis yang melempari batu sinagog di Istanbul pekan lalu.
"Sangat tidak masuk akal jika ada serangan ke sinagog di sini karena apa yang terjadi di masjid Al Aqsa. Ini tidak cocok dengan agama yang kami anut, dan tak diijinkan untuk itu," tambah dia.
"Dari sini, saya memanggil seluruh umat Muslim. Siapa pun yang punya kesempatan datang berkunjung ke masjid Al Aqsa Yerusalem," ungkap Erdogan, di Ankara, pada Selasa (25/7) seperti dilansir dari AFP.
"Datang, mari sama-sama kita lindungi Yerusalem," ujarnya.
Erdogan merujuk pada tempat suci, yang bagi orang Yahudi dikenal juga sebagai Temple Mount atau bagi umat Muslim Al-Haram asy-Syarif yang menjadi pusat konflik antara Israel-Palestina.
Israel beberapa waktu lalu menyatakan tidak akan mencopot detektor logam di sekitar masjid Al Aqsa, akibat serangan 14 Juli yang menyebabkan tewasnya dua polisi Israel.
Warga Palestina menilai pengamanan yang dilakukan ini berlebihan, dan memicu protes yang membuat bentrokan berdarah dan menimbulkan korban.
"Mereka berupaya mengambil alih masjid dari tangan Muslim dalam rangka memerangi terorisme. Tak ada penjelasan lain," ujar Erdogan dalam sambutannya di parlemen.
Tanggapan Israel
Menteri Luar Negeri Israel dalam pernyataan resminya mengatakan komentar Erdogan itu 'salah dan bias', dan menganjurkan agar ia 'mengurusi masalah negaranya sendiri saja'.
"Yerusalem adalah kota di mana pemerintah berkomitmen akan pengamanannya, kebebasan, kebebasan beribadah dan respect akan hak minoritas," ungkap pernyataan tersebut.
Erdogan sebelumnya juga menanggapi akan serangan di salah satu sinagog Turki, merujuk pada laporan grup ultra-nasionalis yang melempari batu sinagog di Istanbul pekan lalu.
"Sangat tidak masuk akal jika ada serangan ke sinagog di sini karena apa yang terjadi di masjid Al Aqsa. Ini tidak cocok dengan agama yang kami anut, dan tak diijinkan untuk itu," tambah dia.
Credit CNN Indonesia
Erdogan: Sepatu Tempur Israel Cemari Al-Aqsa, Mudah Tumpahkan Darah
ANKARA
- Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan menyerukan kepada seluruh umat
muslim untuk membantu mempertahankan Masjid Al-Aqsa di Yerusalem.
Erdogan menilai tentara Israel sudah mencemari masjid suci dengan sepatu
tempur dan dengan mudah menumpahkan darah di sana.
”Dari sini saya memanggil semua muslim. Mereka yang dapat mengunjungi Al-Aqsa…. Mereka yang tidak dapat mengunjungi Al-Aqsa harus mengirim bantuan ke saudara-saudara kita di sana,” kata Erdogan di Ankara hari Selasa, seperti dikutip oleh kantor berita Anadolu, Rabu (26/7/2017).
”Ketika tentara Israel secara sembarangan mencemari lantai-lantai Al-Aqsa dengan sepatu tempur mereka, dengan menggunakan isu-isu sepele sebagai dalih dan kemudian dengan mudah menumpahkan darah di sana, alasannya (mereka mampu melakukan itu) dan kita (muslim) belum berbuat banyak untuk mempertaruhkan klaim kami atas Yerusalem,” kata Erdogan.
Menurutnya, berwenang Turki telah melakukan yang terbaik untuk melindungi tempat ibadah Kristen dan Yahudi dari serangan-serangan ekstremis.”Turki tidak memiliki masalah dengan mereka,” ucap Erdogan yang dilansir Reuters.
Erdogan juga mengatakan bahwa dia telah berbicara dengan Presiden Israel Reuven Rivlin dan mengatakan kepadanya bahwa umat Islam yang mengunjungi Masjid Al-Aqsa tidak dapat diperlakukan sebagai teroris.
”Kami juga tidak bisa menerima orang Yahudi pergi ke rumah-rumah ibadah dan kuil diperlakukan sebagai teroris,” ujarnya.
Erdogan sebelumnya telah menekan Tel Aviv untuk mencopot detektor logam dan CCTV di kompleks Masjid Al-Aqsa dengan alasan tindakan Israel telah melampaui standar demokrasi.
”Detektor logam dan pembatasan lainnya harus segera dilepas dan status quo saat ini harus dipulihkan,” tegas Erdogan.
”Dari sini saya memanggil semua muslim. Mereka yang dapat mengunjungi Al-Aqsa…. Mereka yang tidak dapat mengunjungi Al-Aqsa harus mengirim bantuan ke saudara-saudara kita di sana,” kata Erdogan di Ankara hari Selasa, seperti dikutip oleh kantor berita Anadolu, Rabu (26/7/2017).
”Ketika tentara Israel secara sembarangan mencemari lantai-lantai Al-Aqsa dengan sepatu tempur mereka, dengan menggunakan isu-isu sepele sebagai dalih dan kemudian dengan mudah menumpahkan darah di sana, alasannya (mereka mampu melakukan itu) dan kita (muslim) belum berbuat banyak untuk mempertaruhkan klaim kami atas Yerusalem,” kata Erdogan.
Menurutnya, berwenang Turki telah melakukan yang terbaik untuk melindungi tempat ibadah Kristen dan Yahudi dari serangan-serangan ekstremis.”Turki tidak memiliki masalah dengan mereka,” ucap Erdogan yang dilansir Reuters.
Erdogan juga mengatakan bahwa dia telah berbicara dengan Presiden Israel Reuven Rivlin dan mengatakan kepadanya bahwa umat Islam yang mengunjungi Masjid Al-Aqsa tidak dapat diperlakukan sebagai teroris.
”Kami juga tidak bisa menerima orang Yahudi pergi ke rumah-rumah ibadah dan kuil diperlakukan sebagai teroris,” ujarnya.
Erdogan sebelumnya telah menekan Tel Aviv untuk mencopot detektor logam dan CCTV di kompleks Masjid Al-Aqsa dengan alasan tindakan Israel telah melampaui standar demokrasi.
”Detektor logam dan pembatasan lainnya harus segera dilepas dan status quo saat ini harus dipulihkan,” tegas Erdogan.
Credit sindonews.com
Israel Harus Hormati Sentimen Dunia Islam pada Al-Aqsa
ANKARA - Pemimpin
Partai Rakyat Republikan Turki (CHP), yang merupakan partai oposisi
Turki, Kemal Kilicdaroglu mengatakan, Israel harus menghormati sentimen
dunia Islam berkaitan dengan Masjid Al-Aqsa.
"Pemerintah Israel harus memperhatikan perasaan kami, umat Muslim," kata Kilicdaroglu saat berpidato di pertemuan Partai CHP di Ankara, seperti dilansir Anadolu Agency pada Selasa (25/7).
"Kami tidak akan pernah menerima larangan untuk melakukan ibadah di Masjid al-Aqsa yang dipaksakan oleh pemerintah Israel. Setiap pemerintah harus menghormati setiap iman," sambungnya.
Pemimpin CHP mengatakan, wakil ketua CHP Engin Altay, bersama dengan deputi CHP lainnya, telah mengunjungi Kedutaan Besar Palestina di Ankara. Kunjungan ini merupakan bentuk dukungan CHP terhadap Palestina.
Sebelumnya, Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan, Israel akan rugi besar karena telah berani macam-macam di komplek al-Aqsa. "Israel, yang tidak menghormati Masjid al-Aqsha dan Dome of the Rock, akan melihat dirinya menderita kerusakan paling banyak," kata Erdogan
"Pemerintah Israel harus memperhatikan perasaan kami, umat Muslim," kata Kilicdaroglu saat berpidato di pertemuan Partai CHP di Ankara, seperti dilansir Anadolu Agency pada Selasa (25/7).
"Kami tidak akan pernah menerima larangan untuk melakukan ibadah di Masjid al-Aqsa yang dipaksakan oleh pemerintah Israel. Setiap pemerintah harus menghormati setiap iman," sambungnya.
Pemimpin CHP mengatakan, wakil ketua CHP Engin Altay, bersama dengan deputi CHP lainnya, telah mengunjungi Kedutaan Besar Palestina di Ankara. Kunjungan ini merupakan bentuk dukungan CHP terhadap Palestina.
Sebelumnya, Presiden Turki Tayyip Erdogan mengatakan, Israel akan rugi besar karena telah berani macam-macam di komplek al-Aqsa. "Israel, yang tidak menghormati Masjid al-Aqsha dan Dome of the Rock, akan melihat dirinya menderita kerusakan paling banyak," kata Erdogan
Credit sindonews.com
Turki: Aksi di Al-Aqsa akan Beri Kerugian Besar bagi Israel
ANKARA - Presiden
Turki Tayyip Erdogan mengatakan, Israel akan rugi besar karena telah
berani macam-macam di komplek al-Aqsa. Kebijakan keamanan Israel di
al-Aqsa telah menyebabkan keributan besar, yang telah menewaskan
sejumlah orang.
"Israel, yang tidak menghormati Masjid al-Aqsha dan Dome of the Rock, akan melihat dirinya menderita kerusakan paling banyak," kata Erdogan dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters pada Selasa (25/7).
Terkait dengan keputusan Israel untuk menindahkan detektor logam, Erdogan menuturkan telah menerima kabar tersebut, dan berharap Israel akan mengambil langkah lebih lanjut untuk membawa kedamaian dan stabilitas di wilayah tersebut.
"Saya telah mendengar keputusan Israel untuk menghapus detektor logam, dan saya harap sisanya akan mengikuti. Kami berharap Israel mengambil langkah untuk perdamaian di wilayah ini," sambungnya.
Seperti diketahui, Israel selama memutuskan untuk menindahkan detektor logam dari komplek al-Aqsa. Sebagai gantinya Israel akan membangun sarana pengawasan (smart surveillance) di komplek al-Aqsa.
Keputusan itu dikeluarkan setelah forum menteri senior Israel memutuskan untuk bertindak berdasarkan rekomendasi dari Badan Keamanan Israel.
"Israel, yang tidak menghormati Masjid al-Aqsha dan Dome of the Rock, akan melihat dirinya menderita kerusakan paling banyak," kata Erdogan dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Reuters pada Selasa (25/7).
Terkait dengan keputusan Israel untuk menindahkan detektor logam, Erdogan menuturkan telah menerima kabar tersebut, dan berharap Israel akan mengambil langkah lebih lanjut untuk membawa kedamaian dan stabilitas di wilayah tersebut.
"Saya telah mendengar keputusan Israel untuk menghapus detektor logam, dan saya harap sisanya akan mengikuti. Kami berharap Israel mengambil langkah untuk perdamaian di wilayah ini," sambungnya.
Seperti diketahui, Israel selama memutuskan untuk menindahkan detektor logam dari komplek al-Aqsa. Sebagai gantinya Israel akan membangun sarana pengawasan (smart surveillance) di komplek al-Aqsa.
Keputusan itu dikeluarkan setelah forum menteri senior Israel memutuskan untuk bertindak berdasarkan rekomendasi dari Badan Keamanan Israel.
Credit sindonews.com
Turki Sebut Israel Langgar HAM di Al-Aqsa
Turki menyebut Israel telah melanggar HAM di Masjid Al-Aqsa. (AFP Photo/Musa Al Shaer)
Jakarta, CB --
Turki menyebut Israel melanggar hak asasi manusia di
Masjid Al-Aqsa, Yerusalem, dan meminta kekuatan-kekuatan global untuk
menyatukan sikap untuk merespons hal tersebut.
"Sikap Israel di Al-Aqsa adalah sebuah kesalahan, menyalahi hukum dan tidak bisa diterima," kata Wakil Perdana Menteri sekaligus juru bicara pemerintah, Bekir Bozdag, setelah rapat kabinet sebagaimana dikutip Reuters, Senin (24/7).
"Tindakan Israel di sana melanggar hak asasi manusia dan kebebasan beragama dan berkeyakinan," ujarnya. "Kami meminta masyarakat internasional untuk menyatukan sikap melawan Israel."
"Sikap Israel di Al-Aqsa adalah sebuah kesalahan, menyalahi hukum dan tidak bisa diterima," kata Wakil Perdana Menteri sekaligus juru bicara pemerintah, Bekir Bozdag, setelah rapat kabinet sebagaimana dikutip Reuters, Senin (24/7).
"Tindakan Israel di sana melanggar hak asasi manusia dan kebebasan beragama dan berkeyakinan," ujarnya. "Kami meminta masyarakat internasional untuk menyatukan sikap melawan Israel."
Israel memasang detektor logam di titik masuk menuju kompleks Masjid
Al-Aqsa setelah dua polisi ditembak mati, 14 Juli lalu. Langkah ini
memicu bentrokan berdarah dengan warga Palestina dalam sepekan terakhir.
Marah akan tindakan yang mereka pandang sebagai pelanggaran atas perjanjian berusia beberapa dekade, banyak warga Palestina tidak mau melalui detektor logam tersebut dan memilih beribadah di jalanan atau menggelar protes dengan kekerasan.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah menekankan Israel harus segera mencopot detektor logam yang dianggap sebagai penghambat aktivitas ibadah tersebut.
Meski begitu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan pemasangan alat pemeriksaan tersebut dilakukan untuk menjamin keamanan para peziarah Al-Aqsa dan bukan merupakan upaya menghalangi kegiatan beribadah di tempat suci itu.
Marah akan tindakan yang mereka pandang sebagai pelanggaran atas perjanjian berusia beberapa dekade, banyak warga Palestina tidak mau melalui detektor logam tersebut dan memilih beribadah di jalanan atau menggelar protes dengan kekerasan.
Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan telah menekankan Israel harus segera mencopot detektor logam yang dianggap sebagai penghambat aktivitas ibadah tersebut.
Meski begitu, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menegaskan pemasangan alat pemeriksaan tersebut dilakukan untuk menjamin keamanan para peziarah Al-Aqsa dan bukan merupakan upaya menghalangi kegiatan beribadah di tempat suci itu.
Israel baru belakangan memutuskan untuk mencopot alat tersebut, meski
tetap berniat untuk memantau keamanan di sana. Melalui pemungutan suara,
kabinet Netanyahu mengambil langkah tersebut setelah menggelar rapat
yang berlangsung selama beberapa jam, semalam.
Setelah rapat, menteri-menteri senior itu menyatakan sepakat bertindak atas rekomendasi badan-badan keamanan dan mengganti detektor logam dengan cara "pengecekan pintar."
Pantauan Reuters, para pekerja terlihat memasang tiang-tiang logam di atas beberapa jalanan sempit di Kota Tua untuk memasang kamera CCTV. Media setempat melaporkan bahwa Israel berencana untuk memasang sistem kamera canggih.
Pernyataan kabinet itu juga menyebut pemerintah sudah mengalokasikan 100 juta shekel (Rp373 milyar) untuk peralatan tersebut dan penambahan anggota kepolisian.
Setelah rapat, menteri-menteri senior itu menyatakan sepakat bertindak atas rekomendasi badan-badan keamanan dan mengganti detektor logam dengan cara "pengecekan pintar."
Pantauan Reuters, para pekerja terlihat memasang tiang-tiang logam di atas beberapa jalanan sempit di Kota Tua untuk memasang kamera CCTV. Media setempat melaporkan bahwa Israel berencana untuk memasang sistem kamera canggih.
Pernyataan kabinet itu juga menyebut pemerintah sudah mengalokasikan 100 juta shekel (Rp373 milyar) untuk peralatan tersebut dan penambahan anggota kepolisian.
Credit CNN Indonesia