Jumat, 28 Juli 2017

Putin Setuju Pasukan Rusia Tinggal di Suriah Hampir Setengah Abad


Putin Setuju Pasukan Rusia Tinggal di Suriah Hampir Setengah Abad
Pesawat tempur Su-25 Rusia yang bermarkas di pangkalan udara Khmeimim, Suriah. Foto/Sputnik/Dmitry Vinogradov


MOSKOW - Presiden Rusia Vladimir Putin telah menandatangani sebuah undang-undang (UU) yang meratifikasi kesepakatan tahun 2015 antara Moskow dan Damaskus. UU membolehkan pengerahan pasukan Angkatan Udara Rusia di Suriah selama 49 tahun.

Protokol awal Rusia dan Suriah itu diteken pada bulan Januari 2017 lalu. Kesepakatan itu mengatur isu-isu yang berkaitan dengan pengerahan pasukan Angkatan Udara Rusia di wilayah Suriah serta terkait dengan pelaksanaan yurisdiksi Rusia atas aset militer bergerak dan tidak bergerak miliknya di wilayah Suriah.

Di bawah UU, Angkatan Udara Rusia kini diizinkan untuk tinggal di wilayah Suriah selama hampir setengah abad dengan opsi memperpanjang secara otomatis selama periode 25 tahun setelah periode sebelumnya berakhir.

Dokumen UU tersebut telah dipublikasikan di situs informasi pemerintah Rusia. Dalam kesepakatan dengan Damaskus yang dipimpin Presiden Bashar al-Assad, pemerintah Suriah menyediakan sebidang tanah di Provinsi Latakia—lokasi Pangkalan Udara Khmeimim—kepada Rusia secara gratis.

Kremlin dalam sebuah pernyataan membenarkan bahwa Presiden Putin telah menandatangani UU itu kemarin. UU itu diadopsi oleh Duma Negara Rusia (Majelis Parlemen Rusia) pada tanggal 14 Juli dan disetujui oleh Senat lima hari kemudian.

Pasukan Angkatan Udara Rusia dikirim ke Suriah sejak 30 September 2015 atas permintaan pemerintah Suriah sebagai bagian dari operasi yang ditujukan untuk memerangi kelompok teroris. Pasukan Rusia itu ditempatkan di Pangkalan Udara Khmeimim.

Sebagian besar tentara Rusia yang awalnya dikirim ke Suriah ditarik pada bulan Maret 2016 setelah Putin mengatakan bahwa tujuan operasi anti-teroris selama lima bulan di Suriah pada umumnya telah tercapai. Namun, Rusia mengatakan masih mempertahankan kehadiran pasukan militer di pelabuhan Tartus dan di pangkalan udara Khmeimim untuk memantau situasi di Suriah  dan mengamati pelaksanaan gencatan senjata. 





Credit  sindonews.com