Kamis, 27 Juli 2017

Bantah Isu 'Rexit', AS Tegaskan Tillerson Tetap jadi Menlu


Bantah Isu 'Rexit', AS Tegaskan Tillerson Tetap jadi Menlu 
Wacana pengunduran diri muncul karena Menlu AS Rex Tillerson diduga merasa frustasi dengan pekerjaannya dan perbedaan pendapat antara dia dan Gedung Putih. (Reuters/Joshua Roberts)


Jakarta, CB -- Kementerian Luar Negeri Amerika Serikat menampik wacana pendunduran diri menterinya, Rex Tillerson, yang sempat beredar belakangan ini. Tillerson dikabarkan ingin mengudurkan diri lantaran frustasi dengan perbedaan pendapat antara dirinya dan Gedung Putih.

"Kabar itu salah. Kami sudah berbicara dengan Menlu Tillerson. Beliau dengan jelas menyatakan hendak bertahan di Kemlu AS," kata juru bicara Kemlu AS, Heather Nauert, Rabu (26/7).

"Banyak pekerjaan yang harus kami selesaikan. Beliau menyadari itu dan dia sangat terlibat dengan pekerjaan itu," tuturnya.

Isu pengunduran diri ini muncul di saat kabar perbedaan pandangan antara Tillerson, Presiden Donald Trump, dan pejabat kabinet lainnya soal kebijakan luar negeri AS mencuat.


CNN
 melaporkan, perbedaan pendapat terus terjadi antara Tillerson dan Gedung Putih mengenai kebijakan luar negeri negara khususnya dalam menyikapi Iran.

Dua sumber yang dekat dengan kolega Tillerson mengatakan bukan hal yang mengejutkan bahwa pria berusia 65 tahun itu mengundurkan diri dalam waktu yang lebih cepat dari perkiraan.

Keduanya membenarkan bahwa ada peningkatan rasa frustasi dan kekhawatiran di benak Tillerson soal perdebatannya dengan Gedung Putih.

Hal terberat yang diduga memicu rasa frustrasi Tillerson adalah ketidakmampuan mengelola para staf kementeriannya tanpa campur tangan Gedung Putih.

Banyak pos-pos duta besar AS di luar negeri yang masih kosong menyusul pemotongan anggaran luar negeri dan diplomasi oleh Trump yqang memicu banyak protes dan kritikan.

Merespons hal ini, Nauret mengatakan "pertemuan antara Tillerson dengan Presiden bersama penasihat keamanan nasional dan beberapa pejabat kabinet lain merupakan hal yang wajar."


Dia mengatakan, pertemuan antara pejabat tinggi negara itu memang sedang membahas isu-siu kebijakan luar negeri yang berat dan ketat.

"Namun, bagaimana pun, Menlu Tillerson menyatakan dengan senang hati bekerja dan mengabdi kepada negara dan presiden, sama seperti pejabat kabinet lainnya," papar Nauert.

Sejak kabar pengunduran mencuat, mantan bos ExxonMobil itu dikabarkan sedang berlibur. Tillerson dilaporkan baru kembali bertugas hari ini.

Namun, Nauert mengatakan, rencana cuti ini bukan diartikan sebagai kejenuhan Tillerson atas pekerjaannya sebagai diplomat tertinggi Amerika.

"Beliau memiliki hak untuk pergi dalam beberapa hari sesuai keinginannya. Hanya mengambil sedikit waktunya untuk libur di tengah banyaknya pekerjaan setelah rangkaian KTT G-20 di Jerman dan beberapa kunjungan kerja lainnya ke negara lain," ujarnya.

Meski begitu, absennya Tillerson dari tugasnya ini terjadi di saat Amerika tengah dihadapkan dengan tantangan internasional mulai dari ancaman Korea Utara dan nuklirnya yang kian mengkhawatirkan, hingga konflik di Timur Tengah yang tiada habisnya.




Credit  CNN Indonesia