Amman (CB) - Seorang warga Jordania terbunuh dan dua orang
lainnya, satu warga lokal dan seorang dari Israel, terluka dalam
insiden penembakan pada hari Minggu di sebuah bangunan di dalam kompleks
kedutaan Israel di ibukota Yordania, Amman.
Kedua orang Yordania tersebut, yang bekerja di sebuah perusahaan furnitur, telah memasuki kompleks kedutaan sebelum penembakan terjadi, kata polisi dalam sebuah pernyataan yang dikutip Reuters.
Polisi itu menambahkan bahwa dua orang yang terluka telah dilarikan ke rumah sakit.
Israel telah memberlakukan larangan melaporkan insiden itu dan tidak memberikan komentar publik.
Kekerasan terhadap orang-orang Israel jarang terjadi di Yordania, sebuah negara berpengamanan ketat yang juga sekutu regional Amerika Serikat.
Namun ketegangan meningkat di antara kedua negara tersebut karena Israel memasang detektor logam di titik masuk ke masjid Al-Aqsa di Yerusalem setelah dua polisi Israel ditembak mati oleh tiga orang bersenjata Arab-Israel pada hari Jumat di dekat lokasi tersebut.
Langkah-langkah keamanan baru telah memicu serentetan berdarah Isreli-Palestina selama bertahun-tahun. Jordan telah menyerukan pemindahan detektor logam dan ribuan orang Yordania telah memprotes tindakan Israel tersebut.
Dalam pernyataan mereka, polisi Yordania mengatakan bahwa setelah serangan tersebut mereka telah menutup kedutaan yang sangat dilindungi itu dan mengerahkan puluhan pasukan anti-terorisme.
Pemeriksaan awal menyebutkan bhawa kedua orang Yordania tersebut memasuki kompleks kedutaan sebagai pekerja.
Banyak di antara 7 juta warga Yordania berasal dari Palestina. Mereka atau orang tua atau kakek nenek mereka diusir atau melarikan diri ke Yordania dalam pertempuran yang menyertai pembentukan Israel pada tahun 1948.
Israel sebelumnya telah memberikan jaminan berulang kali bahwa mereka memahami kekhawatiran Yordania dan tidak berusaha mengubah status quo di tempat-tempat suci umat Islam di Yerusalem, demikian dilaporkan Reuters.
Kedua orang Yordania tersebut, yang bekerja di sebuah perusahaan furnitur, telah memasuki kompleks kedutaan sebelum penembakan terjadi, kata polisi dalam sebuah pernyataan yang dikutip Reuters.
Polisi itu menambahkan bahwa dua orang yang terluka telah dilarikan ke rumah sakit.
Israel telah memberlakukan larangan melaporkan insiden itu dan tidak memberikan komentar publik.
Kekerasan terhadap orang-orang Israel jarang terjadi di Yordania, sebuah negara berpengamanan ketat yang juga sekutu regional Amerika Serikat.
Namun ketegangan meningkat di antara kedua negara tersebut karena Israel memasang detektor logam di titik masuk ke masjid Al-Aqsa di Yerusalem setelah dua polisi Israel ditembak mati oleh tiga orang bersenjata Arab-Israel pada hari Jumat di dekat lokasi tersebut.
Langkah-langkah keamanan baru telah memicu serentetan berdarah Isreli-Palestina selama bertahun-tahun. Jordan telah menyerukan pemindahan detektor logam dan ribuan orang Yordania telah memprotes tindakan Israel tersebut.
Dalam pernyataan mereka, polisi Yordania mengatakan bahwa setelah serangan tersebut mereka telah menutup kedutaan yang sangat dilindungi itu dan mengerahkan puluhan pasukan anti-terorisme.
Pemeriksaan awal menyebutkan bhawa kedua orang Yordania tersebut memasuki kompleks kedutaan sebagai pekerja.
Banyak di antara 7 juta warga Yordania berasal dari Palestina. Mereka atau orang tua atau kakek nenek mereka diusir atau melarikan diri ke Yordania dalam pertempuran yang menyertai pembentukan Israel pada tahun 1948.
Israel sebelumnya telah memberikan jaminan berulang kali bahwa mereka memahami kekhawatiran Yordania dan tidak berusaha mengubah status quo di tempat-tempat suci umat Islam di Yerusalem, demikian dilaporkan Reuters.
Credit antaranews.com