Juru bicara pemerintah Rusia, Dmitry
Peskov, mengatakan bahwa kantor perwakilan negaranya di AS harus
dikembalikan tanpa syarat. (AFP Photo/Maxim Shemetov)
Jakarta, CB --
Rusia mendesak Amerika Serikat untuk mengembalikan
tanpa syarat akses ke dua kantor perwakilan diplomatik mereka di New
York dan Maryland yang ditutup sejak Desember lalu.
"Kami menilai, adanya syarat untuk mengembalikan properti diplomatik itu sangat tidak bisa diterima. Kami menilai, semuanya harus dikembalikan tanpa syarat dan perundingan," ujar juru bicara pemerintah Rusia, Dmitry Peskov, sebagaimana dilansir Reuters.
Pernyataan ini dilontarkan oleh Peskov tak lama setelah Wakil Menteri Luar Negeri Urusan Politik, Thomas Shannon, bertemu dengan Wakil Menlu Rusia, Sergei Ryabkov, untuk membicarakan isu ini pada Senin (17/7).
Ketika ditanya mengenai perkembangan pembicaraan ini setelah pertemuan tersebut, Ryabkov hanya berkata, "Hampir, hampir."
Pertemuan itu sendiri diduga merupakan tindak lanjut dari pertemuan antara Presiden Rusia, Vladimir Putin, dan Presiden AS, Donald Trump, di sela konferensi G20.
Dalam pertemuan tersebut, Putin dilaporkan membahas masalah diplomatik yang bermula di akhir masa jabatan Barack Obama pada Desember lalu ini.
Obama menjatuhkan serangkaian sanksi berupa penutupan kantor perwakilan Rusia dan mengusir 35 diplomat Kremlin yang dituding menjadi mata-mata.
Putin sendiri memang menaruh harapan pada pemerintahan Trump yang dianggap lebih bersahabat dengan Rusia. Namun hingga saat ini, Trump tak kunjung mengembalikan kompleks perwakilan tersebut.
Juru bicara Kemlu Rusia, Maria Zakharova, bahkan mengatakan bahwa AS menolak visa para diplomat Rusia pengganti perwakilan yang diusir pada Desember lalu.
Zakharova pun berkata, "Jika Washington memutuskan untuk tidak menyelesaikan masalah ini, kami akan mengambil langkah perlawanan."
"Kami menilai, adanya syarat untuk mengembalikan properti diplomatik itu sangat tidak bisa diterima. Kami menilai, semuanya harus dikembalikan tanpa syarat dan perundingan," ujar juru bicara pemerintah Rusia, Dmitry Peskov, sebagaimana dilansir Reuters.
Pernyataan ini dilontarkan oleh Peskov tak lama setelah Wakil Menteri Luar Negeri Urusan Politik, Thomas Shannon, bertemu dengan Wakil Menlu Rusia, Sergei Ryabkov, untuk membicarakan isu ini pada Senin (17/7).
Ketika ditanya mengenai perkembangan pembicaraan ini setelah pertemuan tersebut, Ryabkov hanya berkata, "Hampir, hampir."
Pertemuan itu sendiri diduga merupakan tindak lanjut dari pertemuan antara Presiden Rusia, Vladimir Putin, dan Presiden AS, Donald Trump, di sela konferensi G20.
Dalam pertemuan tersebut, Putin dilaporkan membahas masalah diplomatik yang bermula di akhir masa jabatan Barack Obama pada Desember lalu ini.
Obama menjatuhkan serangkaian sanksi berupa penutupan kantor perwakilan Rusia dan mengusir 35 diplomat Kremlin yang dituding menjadi mata-mata.
Putin sendiri memang menaruh harapan pada pemerintahan Trump yang dianggap lebih bersahabat dengan Rusia. Namun hingga saat ini, Trump tak kunjung mengembalikan kompleks perwakilan tersebut.
Juru bicara Kemlu Rusia, Maria Zakharova, bahkan mengatakan bahwa AS menolak visa para diplomat Rusia pengganti perwakilan yang diusir pada Desember lalu.
Zakharova pun berkata, "Jika Washington memutuskan untuk tidak menyelesaikan masalah ini, kami akan mengambil langkah perlawanan."
Credit CNN Indonesia