BEIJING - Kementerian
Pertahanan China mengakui jet tempur mereka telah mencegat, dan
mengusir pesawat mata-mata Amerika Serikat (AS) di atas Laut Kuning.
Beijing menambahkan, apa yang mereka lakukan adalah hal yang legal dan
dilakukan secara profesional.
"Pengintaian yang
dilakukan pesawat AS mengancam keamanan nasional China, membahayakan
keamanan militer dan kerjasama militer Sino-AS, membahayakan keamanan
pribadi pilot kedua belah pihak ,dan merupakan akar penyebab insiden tak
terduga," kata juru bicara Kemhan China, Ren Guoqiang.
"Tindakan
pilot jet tempur China sangat legal, perlu dan profesional, serta
dilakukan sesuai dengan hukum dan peraturan internasional," sambungnya
dalam sebuah pernyataan, seperti dilansir Russia Today pada Selasa
(25/7).
Insiden tersebut sendiri terjadi pada hari
Minggu kemarin. Ketika itu pesawat intelijen EP-3 ARIES terbang sekitar
140 km selatan kota pelabuhan Qingdao, saat didekati oleh dua jet tempur
jenis J-10 yang dipersenjatai dengan rudal udara ke udara.
Angkatan
Laut AS menggambarkan penerbangan tersebut sebagai misi rutin yang
beroperasi sesuai dengan hukum internasional, sampai terjadi interaksi
antara pesawat mata-mata dan jet pencegat China.
The EP-3 Airborne Reconnaissance Integrated Electronic System (ARIES) adalah versi mata-mata dari pesawat P-3 Orion. Keduanya beroperasi untuk Angkatan Laut Amerika Serikat.
Ini
adalah ketiga kalinya dalam beberapa bulan terakhir jet-jet China
memperingatkan agar pesawat mata-mata AS terbang di lepas pantai China.
Pada akhir Mei, saat Angkatan Laut AS berlayar di dekat pulau-pulau
yang disengketakan di Laut Cina Selatan, dua jet China terbang di
tenggara Hong-Pion 150 mil (240km) tenggara Hong Kong, dalam apa yang
oleh pejabat AS disebut "pencegatan yang tidak aman".
Credit sindonews.com