PARIS
- Jerman dan Prancis sepakat mengembangkan pesawat jet tempur Eropa
generasi baru dalam upaya memperkuat Uni Eropa. Presiden Prancis
Emmanuel Macron menyebut rencana ini sebagai “revolusi besar”.
Pengumuman tersebut disampaikan pemerintah Prancis setelah pembicaraan antara Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Macron di Paris.
”Kedua mitra berharap untuk menyelesaikan peta jalan bersama pada pertengahan 2018,” kata Kepresidenan Prancis dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip AFP.
Dalam konferensi pers bersama Merkel, Kamis (13/7/2017), Presiden Macron memuji proyek kedua negara tersebut. ”Jet tempur, yang akan menggantikan armada kedua negara saat ini, adalah proyek yang sangat berat bagi tentara dan pemerintah kita,” kata Macron.
Dia kemudian menyatakan bahwa pesawat jet tempur Eropa itu nantinya akan menghemat uang dan menghilangkan persaingan di antara berbagai jet tempur yang saat ini beredar di pasaran.
”Tujuan jet tempur generasi baru ini adalah pertama meluncurkan program penelitian dan pengembangan umum untuk dapat merencanakannya bersama, dan kemudian untuk kedua tentara kita dapat menggunakannya bersama-sama,” papar Macron.
“Saya mengonfirmasikan kepada Anda, ini adalah revolusi yang mendalam, tapi kami tidak takut pada revolusi,” lanjut Macron, yang dilansir Jumat (14/7/2017).
Kedua belah pihak juga sepakat untuk mengembangkan kerangka kerja sama untuk model helikopter tempur Tiger berikutnya dan untuk rudal taktis.
Dokumen tersebut juga mengatakan bahwa Jerman dan Prancis telah sepakat untuk bekerja sama untuk mendapatkan sistem pertanahan, termasuk tank berat dan artileri. Kedua negara juga menyiapkan kontrak proyek pembuatan drone Eropa yang dipimpin Jerman. Kontrak itu akan diteken sebelum 2019.
Proyek kerja sama pengembangan peralatan tempur ini juga untuk mengakhiri ketergantungan Uni Eropa terhadap pesawat militer buatan Amerika Serikat dan Israel.
Pengumuman tersebut disampaikan pemerintah Prancis setelah pembicaraan antara Kanselir Jerman Angela Merkel dan Presiden Macron di Paris.
”Kedua mitra berharap untuk menyelesaikan peta jalan bersama pada pertengahan 2018,” kata Kepresidenan Prancis dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip AFP.
Dalam konferensi pers bersama Merkel, Kamis (13/7/2017), Presiden Macron memuji proyek kedua negara tersebut. ”Jet tempur, yang akan menggantikan armada kedua negara saat ini, adalah proyek yang sangat berat bagi tentara dan pemerintah kita,” kata Macron.
Dia kemudian menyatakan bahwa pesawat jet tempur Eropa itu nantinya akan menghemat uang dan menghilangkan persaingan di antara berbagai jet tempur yang saat ini beredar di pasaran.
”Tujuan jet tempur generasi baru ini adalah pertama meluncurkan program penelitian dan pengembangan umum untuk dapat merencanakannya bersama, dan kemudian untuk kedua tentara kita dapat menggunakannya bersama-sama,” papar Macron.
“Saya mengonfirmasikan kepada Anda, ini adalah revolusi yang mendalam, tapi kami tidak takut pada revolusi,” lanjut Macron, yang dilansir Jumat (14/7/2017).
Kedua belah pihak juga sepakat untuk mengembangkan kerangka kerja sama untuk model helikopter tempur Tiger berikutnya dan untuk rudal taktis.
Dokumen tersebut juga mengatakan bahwa Jerman dan Prancis telah sepakat untuk bekerja sama untuk mendapatkan sistem pertanahan, termasuk tank berat dan artileri. Kedua negara juga menyiapkan kontrak proyek pembuatan drone Eropa yang dipimpin Jerman. Kontrak itu akan diteken sebelum 2019.
Proyek kerja sama pengembangan peralatan tempur ini juga untuk mengakhiri ketergantungan Uni Eropa terhadap pesawat militer buatan Amerika Serikat dan Israel.
Credit sindonews.com