Jumat, 21 Juli 2017

Rusia-AS Berduel di PBB Soal Jenis Rudal Korut


Rusia-AS Berduel di PBB Soal Jenis Rudal Korut
AS dan Rusia terlibat perbedaan pendapat mengenai jenis rudal yang diluncurkan oleh Korut pada 4 Juli lalu. Foto/REUTERS


NEW YORK - Amerika Serikat (AS) dan Rusia terlibat persaingan di Dewan Keamanan (DK) PBB mengenai jenis rudal balistik yang ditembakkan Korea Utara (Korut) pada awal bulan ini. AS saat ini tengah berupaya untuk memberlakukan sanksi yang lebih kuat terhadap Pyongyang.

"Duta Besar AS, Nikki Haley, mengadakan briefing intelijen untuk rekan-rekan dewan pada hari Senin kemarin untuk memperdebatkan bahwa Pyongyang melepaskan rudal balistik antar benua (ICBM)," kata para diplomat, yang dihadiri oleh sekutu Rusia dan Korea Utara China seperti dikutip dari Reuters, Jumat (21/7/2017).

Diplomat PBB mengatakan bahwa Rusia telah menyarankan agar pakar militer Moskow dan Washington bertukar informasi mengenai peluncuran tersebut.

Pengarahan AS terjadi setelah Rusia mengirimkan sebuah surat dan diagram singkat pada 8 Juli ke 15 anggota DK PBB. Rusia menyatakan bahwa radarnya menyebut bahwa rudal yang diluncurkan oleh Pyongyang pada 4 Juli adalah rudal jarak menengah.

Pendapat Rusia bahwa Korut tidak menembakkan ICBM menghalangi dorongan Washington untuk Dewan Keamanan agar menjatuhkan sanksi yang lebih kuat kepada Korut. AS, Rusia, Cina, Inggris dan Prancis adalah anggota dewan yang memiliki hak veto.

Biasanya dewan tersebut mengecam rudal balistik jarak menengah yang diluncurkan oleh Korut dengan sebuah pernyataan. Diplomat mengatakan China dan Rusia hanya melihat uji coba rudal jarak jauh atau uji senjata nuklir sebagai pemicu untuk sanksi PBB lebih lanjut.

Pemimpin Korut, Kim Jong-un, telah menggambarkan peluncuran rudal tersebut sebagai tes ICBM, yang melengkapi kemampuan senjata strategis negaranya yang mencakup bom atom dan hidrogen. Demikian laporan kantor berita Korut, KCNA.

Korut telah mendapatkan sanksi PBB sejak tahun 2006 karena rudal balistik dan program nuklirnya. DK PBB juga telah menaikkan langkah-langkah tersebut dalam menanggapi lima uji coba senjata nuklir dan dua rudal jarak jauh.  




Credit  sindonews.com