Ratusan militan Taliban menyerang kamp
militer Afghanistan di selatan Provinsi Kandahar dan menewaskan
sedikitnya 26 tentara. (REUTERS/Anil Usyan)
Jakarta, CB --
Kementerian Pertahanan Afghanistan melaporkan
sekitar 26 tentaranya tewas dan 13 lainnya terluka dalam serangan
Taliban di kamp militer bagian selatan Provinsi Kandahar pada Selasa
(25/7).
"Para militan Taliban menyerang kamp militer di Karzali, distrik Khakrez pada Selasa Malam. Namun, tentara kami dengan berani melawan serangan itu dan menewaskan lebih dari 80 militan," tutur juru bicara Kemhan Afghanistan, Jenderal Dawlat Waziri, pada Rabu (26/7).
Saksi mata menggambarkan serangan itu terjadi selama beberapa jam dan dilakukan oleh ratusan anggota Taliban yang diangkut menggunakan sekitar 30 kendaraan konvoi.
Sejumlah warga di sekitar kamp mengatakan bantuan udara sudah dikerahkan militer meski pejabat Afghanistan belum mengonfirmasi hal ini.
Sementara itu, pemberontak Taliban mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu melalui akun Twitter mereka.
Diberitakan AFP, kebangkitan Taliban kembali meningkatkan kekhawatiran warga akan potensi kekerasan di negara itu. Militer Afghanistan telah berjuang sendiri memberangus Taliban sejak pasukan koalisi Amerika Serikat-NATO mengakhiri misi mereka di sana pada Desember 2014 lalu.
Jumlah tentara dan polisi yang tewas dalam perang melawan Taliban dilaporkan melonjak 35 persen pada 2016 menjadi 6.800 orang.
Pada April lalu, sedikitnya 135 tentara tewas terbunuh dalam serangan mematikan Taliban di markas militer yang terletak di utara Kota Mazar-i-Sharif. Beberapa sumber bahkan mengatakan jumlah tentara yang menjadi korban mencapai 200 orang.
Awal bulan Maret, sekelompok orang bersenjata menyamar sebagai dokter dan menyerang rumah sakit militer terbesar Sardar Daud Khan di Kabul, menewaskan puluhan orang.
Lebih dari 70 warga sipil dilaporkan diculik Taliban. Tujuh tawanan ditemukan tewas, sementara 30 sandera lainnya berhasil dibebaskan.
Pengaruh dan kehadiran Taliban berkembang cukup besar di Provinsi Kandahar. Kelompok militan itu kerap meluncurkan serangan mematikan terhadap aparat keamanan di wilayah itu.
Sebuah laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menunjukan kota Kandahar, yang berbatasan langsung dengan Pakistan, merupakan salah satu tempat paling berbahaya di Afghanistan bagi warga sipil.
Kelompok Taliban menguasai sekitar 11,1 persen wilayah Afghanistan. Sementara pasukan pemerintahaan Presiden Ashraf Ghani menguasai sekitar 59,7 persen wilayah.
"Para militan Taliban menyerang kamp militer di Karzali, distrik Khakrez pada Selasa Malam. Namun, tentara kami dengan berani melawan serangan itu dan menewaskan lebih dari 80 militan," tutur juru bicara Kemhan Afghanistan, Jenderal Dawlat Waziri, pada Rabu (26/7).
Saksi mata menggambarkan serangan itu terjadi selama beberapa jam dan dilakukan oleh ratusan anggota Taliban yang diangkut menggunakan sekitar 30 kendaraan konvoi.
Sejumlah warga di sekitar kamp mengatakan bantuan udara sudah dikerahkan militer meski pejabat Afghanistan belum mengonfirmasi hal ini.
Sementara itu, pemberontak Taliban mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu melalui akun Twitter mereka.
Diberitakan AFP, kebangkitan Taliban kembali meningkatkan kekhawatiran warga akan potensi kekerasan di negara itu. Militer Afghanistan telah berjuang sendiri memberangus Taliban sejak pasukan koalisi Amerika Serikat-NATO mengakhiri misi mereka di sana pada Desember 2014 lalu.
Jumlah tentara dan polisi yang tewas dalam perang melawan Taliban dilaporkan melonjak 35 persen pada 2016 menjadi 6.800 orang.
Pada April lalu, sedikitnya 135 tentara tewas terbunuh dalam serangan mematikan Taliban di markas militer yang terletak di utara Kota Mazar-i-Sharif. Beberapa sumber bahkan mengatakan jumlah tentara yang menjadi korban mencapai 200 orang.
Awal bulan Maret, sekelompok orang bersenjata menyamar sebagai dokter dan menyerang rumah sakit militer terbesar Sardar Daud Khan di Kabul, menewaskan puluhan orang.
Lebih dari 70 warga sipil dilaporkan diculik Taliban. Tujuh tawanan ditemukan tewas, sementara 30 sandera lainnya berhasil dibebaskan.
Pengaruh dan kehadiran Taliban berkembang cukup besar di Provinsi Kandahar. Kelompok militan itu kerap meluncurkan serangan mematikan terhadap aparat keamanan di wilayah itu.
Sebuah laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menunjukan kota Kandahar, yang berbatasan langsung dengan Pakistan, merupakan salah satu tempat paling berbahaya di Afghanistan bagi warga sipil.
Kelompok Taliban menguasai sekitar 11,1 persen wilayah Afghanistan. Sementara pasukan pemerintahaan Presiden Ashraf Ghani menguasai sekitar 59,7 persen wilayah.
Credit CNN Indonesia