RI akan mengusulkan perlindungan
internasional Al-Aqsa di sidang darurat OKI pada tanggal 1 Agustus
mendatang. (REUTERS/Ammar Awad)
Jakarta, CB --
Anggota Kerja Sama Negara Islam (OKI) akan menggelar
sidang khusus membahas situasi dan kondisi terkini konflik Al Aqsa pada
1 Agustus mendatang. Sidang darurat ini digelar menyusul pembatasan
aktivitas beribadah dan kekerasan yang mengincar umat Muslim oleh
otoritas Israel.
Dalam sidang tersebut, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan Indonesia akan menekankan pentingnya perlindungan internasional terhadap penatagunaan Masjid Al Aqsa.
“Saya sudah mulai melakukan komunikasi khusus mengenai masalah international protection on stewardship of Al Aqsa ini. Tapi kami belum bisa sampaikan detail karena secara internal masih membahas gagasan ini,” tutur Retno usai menggelar pertemuan dengan para duta besar negara OKI di kantornya, Selasa (25/7).
Retno mengatakan, kementeriannya masih menggodok gagasan ini dengan meninjau seluruh dokumen internasional dan resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terkait isu Palestina dan status Al Aqsa tersebut.
Dia berharap, Indonesia dapat mengajukan gagasannya ini dalam sidang pada Selasa pekan depan di Istanbul, Turki, itu.
“Indonesia coba angkat isu mengenai perlindungan internasional bagi kompleks masjid Al Aqsa. Dan harapannya ketika kita sampaikan suatu gagasan, itu akan diadopsi dalam sidang,” papar Retno.
Dalam pertemuannya dengan para dubes OKI, Retno menyampaikan pentingnya negara anggota memiliki posisi dan pendirian yang solid menyikapi insiden di Al Aqsa ini.
Menurut Retno, saat ini merupakan waktu yang tepat bagi negara OKI untuk melakukan sesuatu menyikapi insiden di situs suci bagi tiga Agama yakni Islam, Kristen, dan Yahudi ini.
“Kita tidak bisa berdiam diri menyikapi situasi ini. Kita haus lakukan sesuatu untuk mencegah semua kekerasan yang terjadi di Al Aqsa. Pilihannya ada dua yakni melakukan sesuatu atau tidak,” ujar Retno.
Israel memasang detektor logam di gerbang masuk menuju kompleks Masjid Al-Aqsa setelah dua polisi ditembak mati, 14 Juli lalu. Langkah ini memicu bentrokan berdarah dengan warga Palestina dalam sepekan terakhir.
Sejumlah negara OKI termasuk Indonesia dan Turki mengecam langkah aparat Israel yang membatasi aktivitas beribadah umat Muslim di Al Aqsa.
Pada Selasa (25/7) Israel memutuskan mencopot alat pemeriksaan di gerbang kompleks masjid dan menggantinya dengan bentuk pengawasan lain yang dianggap tidak mengganggu.
“Ini sesuatu yang perlu dicatat dari tekanan politik yang telah dilayangkan terhadap Israel. Kami sudah meminta duta besar RI di Amman, Yordania, untuk memastikan apakah masih ada pembatasan dalam bentuk lain di Al Aqsa yang masih diterapkan [Israel],” kata Retno.
Dalam sidang tersebut, Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi mengatakan Indonesia akan menekankan pentingnya perlindungan internasional terhadap penatagunaan Masjid Al Aqsa.
“Saya sudah mulai melakukan komunikasi khusus mengenai masalah international protection on stewardship of Al Aqsa ini. Tapi kami belum bisa sampaikan detail karena secara internal masih membahas gagasan ini,” tutur Retno usai menggelar pertemuan dengan para duta besar negara OKI di kantornya, Selasa (25/7).
Retno mengatakan, kementeriannya masih menggodok gagasan ini dengan meninjau seluruh dokumen internasional dan resolusi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) terkait isu Palestina dan status Al Aqsa tersebut.
Dia berharap, Indonesia dapat mengajukan gagasannya ini dalam sidang pada Selasa pekan depan di Istanbul, Turki, itu.
“Indonesia coba angkat isu mengenai perlindungan internasional bagi kompleks masjid Al Aqsa. Dan harapannya ketika kita sampaikan suatu gagasan, itu akan diadopsi dalam sidang,” papar Retno.
Dalam pertemuannya dengan para dubes OKI, Retno menyampaikan pentingnya negara anggota memiliki posisi dan pendirian yang solid menyikapi insiden di Al Aqsa ini.
Menurut Retno, saat ini merupakan waktu yang tepat bagi negara OKI untuk melakukan sesuatu menyikapi insiden di situs suci bagi tiga Agama yakni Islam, Kristen, dan Yahudi ini.
“Kita tidak bisa berdiam diri menyikapi situasi ini. Kita haus lakukan sesuatu untuk mencegah semua kekerasan yang terjadi di Al Aqsa. Pilihannya ada dua yakni melakukan sesuatu atau tidak,” ujar Retno.
Israel memasang detektor logam di gerbang masuk menuju kompleks Masjid Al-Aqsa setelah dua polisi ditembak mati, 14 Juli lalu. Langkah ini memicu bentrokan berdarah dengan warga Palestina dalam sepekan terakhir.
Sejumlah negara OKI termasuk Indonesia dan Turki mengecam langkah aparat Israel yang membatasi aktivitas beribadah umat Muslim di Al Aqsa.
Pada Selasa (25/7) Israel memutuskan mencopot alat pemeriksaan di gerbang kompleks masjid dan menggantinya dengan bentuk pengawasan lain yang dianggap tidak mengganggu.
“Ini sesuatu yang perlu dicatat dari tekanan politik yang telah dilayangkan terhadap Israel. Kami sudah meminta duta besar RI di Amman, Yordania, untuk memastikan apakah masih ada pembatasan dalam bentuk lain di Al Aqsa yang masih diterapkan [Israel],” kata Retno.
Credit CNN Indonesia
Menlu RI Panggil Dubes Negara OKI Bahas Situasi Al Aqsa
Menlu RI Retno Marsudi memberi
keterangan pers usai menggelar pertemuan dengan duta besar negara
anggota OKI di Gedung Pancasila, Kemlu RI, Selasa (25/7). (CNN
Indonesia/Riva Dessthania Suastha)
Jakarta, CB --
Menteri Luar Negeri RI Retno Marsudi memanggil duta
besar negara Kerja Sama Negara Islam (OKI) ke kantornya pada Selasa
(25/7) untuk membahas situasi terkini di Masjid Al Aqsa, Yerusalem
Timur.
Dari sekitar 57 negara anggota OKI, 31 perwakilan negara datang dalam acara yang digelar di Gedung Pancasila, Kemlu RI, sekitar pukul 15.00 WIB itu, seperti dari Arab Saudi, Iran, Palestina, Turki, Qatar, Kuwait, Jordania, dan Irak.
Dalam pidato pembukaannya, Retno menekankan pentingnya negara OKI untuk segera turun tangan menangani situasi yang kian memprihatinkan di Masjid Al Aqsa, setelah belakangan ini terjadi kekerasan dan pembatasan beribadah bagi umat Muslim di tempat suci itu, oleh otoritas Israel.
Retno juga menekankan pentingnya negara OKI memiliki pendirian dan sikap yang solid guna menghentikan kekerasan di kompleks Al Aqsa.
"Kita tidak bisa berdiam diri dalam sikapi situasi seperti ini. Kita harus melakukan sesuatu untuk mencegah semua kekerasan yang terjadi di Al Aqsa. Saya harap dan tekankan OKI dapat lakukan hal yang sama [dengan Indonesia] untuk menyikapi situasi di sana," ujar Retno di hadapan para duta besar.
Dari sekitar 57 negara anggota OKI, 31 perwakilan negara datang dalam acara yang digelar di Gedung Pancasila, Kemlu RI, sekitar pukul 15.00 WIB itu, seperti dari Arab Saudi, Iran, Palestina, Turki, Qatar, Kuwait, Jordania, dan Irak.
Dalam pidato pembukaannya, Retno menekankan pentingnya negara OKI untuk segera turun tangan menangani situasi yang kian memprihatinkan di Masjid Al Aqsa, setelah belakangan ini terjadi kekerasan dan pembatasan beribadah bagi umat Muslim di tempat suci itu, oleh otoritas Israel.
Retno juga menekankan pentingnya negara OKI memiliki pendirian dan sikap yang solid guna menghentikan kekerasan di kompleks Al Aqsa.
"Kita tidak bisa berdiam diri dalam sikapi situasi seperti ini. Kita harus melakukan sesuatu untuk mencegah semua kekerasan yang terjadi di Al Aqsa. Saya harap dan tekankan OKI dapat lakukan hal yang sama [dengan Indonesia] untuk menyikapi situasi di sana," ujar Retno di hadapan para duta besar.
Credit CNN Indonesia