Kamis, 27 Juli 2017

Tak Aman, AS Didesak Tarik 50 Senjata Nuklirnya dari Turki


Tak Aman, AS Didesak Tarik 50 Senjata Nuklirnya dari Turki
Pangkalan militer Incirlik, Turki, yang jadi lokasi penempatan senjata nuklir AS. Foto/REUTERS/Murad Sezer



WASHINGTON - Mantan pejabat Pentagon, Joseph Cirincione, mendesak pemerintah Amerika Serikat (AS) untuk menarik sekitar 50 senjata nuklirnya dari Pangkalan Udara Incirlik, Turki. Alasannya, tempat itu sudah tak aman lantaran Washington dan Ankara sedang bersitegang.

Cirincione yang saat ini menjabat sebagai presiden Ploughshares Fund—lembaga nirlaba nonproliferasi dan anti-perang—mengatakan kepada Stars and Stripes, Rabu (26/7/2017), bahwa pangkalan militer di Turki adalah tempat terburuk untuk menyimpan sekitar 50 senjata nuklir Washington.

Cirincione mengatakan, ada bom B61 yang disimpan di Incirlik. Bom itu memiliki kekuatan 10 kali bom atom yang dijatuhkan AS di Hiroshima pada tahun 1945.

Dia juga menyarankan AS untuk memindahkan 2.500 tentarannya dari pangkalan Incirlik.

Hubungan antara Turki dan AS telah menurun sejak kudeta militer yang gagal di Ankara pada Juli 2016.

Presiden Recep Erdogan telah menindak oposisi pemerintah sejak musim panas lalu, yang membuat para pemimpin NATO dan pengamat lainnya  khawatir bahwa Turki telah beralih menjadi negara otoriter.

Sejumlah laporan memperkirakan lebih dari 70.000 orang telah ditangkap karena dituduh terlibat dalam kudeta gagal tahun lalu. Mereka yang ditangkap di antaranya dari kelompok  hakim, pejabat militer dan polisi, profesor universitas dan pejabat lain.

Ketegangan itu diperparah dengan langkah Turki yang setuju membeli sistem rudal pertahanan S-400 Rusia.

Dalam pidatonya kepada anggota parlemen dari Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP)—partai berkuasa di Turki—pada 25 Juli lalu, Erdogan membela keputusan Ankara soal pembelian S-400 Rusia.

“Mengapa hal itu menimbulkan ketegangan? Suatu negara harus mencari cara yang ideal untuk keamanannya sendiri,” kata Erdogan seperti dilaporkan Hurriyet Daily News.

Erdogan juga menunjukkan bahwa selama bertahun-tahun Yunani, sebuah negara anggota NATO, telah menggunakan sistem rudal buatan Rusia tanpa menimbulkan kontroversi.

Belum lama ini, Pentagon juga dibuat kesal karena lokasi pasukannya di Suriah dibocorkan media Turki. Washington curiga Ankara sebagai sumber pembocor tersebut. Bocoran lokasi itu dianggap membahayakan keselamatan pasukan AS di Suriah.

Ada juga kecurigaan di Washington bahwa Turki mungkin telah membocorkan lokasi pangkalan AS yang sensitif di Suriah ke kantor berita negara. 

Jerman baru-baru ini telah memindahkan semua pasukannya dari pangkalan Incirlik, setelah negara itu terlibat ketegangan dengan Turki.


Credit  sindonews.com