Senin, 01 Februari 2016

Perundingan Damai Suriah Dirusak Ledakan Bom ISIS


Perundingan Damai Suriah Dirusak Ledakan Bom ISIS  
Ledakan bom mobil dan bom bunuh diri di dekat makam suci kaum Syiah di Suriah. (Dok. Reuters)
 
Jakarta, CB -- Pembicaraan damai antara pemerintah Suriah dan oposisi di Jenewa dinodai ledakan bom di dekat Damaskus, Minggu (31/1). Sebanyak 60 orang tewas dan 110 orang terluka.

Ledakan terjadi di distrik Sayeda Zeinab, di mana makam suci umat Syiah berdiri. Kelompok ISIS mengklaim bertanggung jawab atas ledakan itu.

Menurut laporan kantor berita SANA, seperti dikutip Reuters, sekelompok orang meledakkan sebuah bom mobil di dekat pool transportasi umum di area Koua Sudan.

Ketika orang-orang melakukan evakuasi mereka yang terluka di sana, dua pengebom bunuh diri meledakkan dirinya di dekat mereka.


Lokasi ledakan adalah kawasan padat penduduk di selatan kota. Di situ berdiri tempat suci umat Syiah yang kerap dikunjungi peziarah dari Iran, Libanon, dan negara lainnya.

Di tempat itu ada makam putri dari Ali bin Abi Thalib, sepupu Nabi Muhammad, yang menurut kaum Syiah adalah pewaris Nabi. Tapi konflik mengenai pewaris ini telah menyebabkan perseteruan antara Sunni dan Syiah.

Milisi Syiah dari Irak dan Iran ikut terjun memerangi ISIS di Suriah. Mereka mendirikan markasnya masing-masing di sekitar tempat suci itu. Sebanyak 25 korban yang tewas adalah dari kelompok milisi Syiah itu.

Ledakan terjadi saat perwakilan pemerintah Suriah dan oposisi melakukan pembicaraan damai yang dimediasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

PBB menyatakan pembicaraan itu diharapkan nantinya bisa berlangsung selama enam bulan dengan tujuan pertama, gencatan senjata, dan kemudian menciptakan stabilitas politik di Suriah.

Konflik antara pemerintah dan oposisi sudah berlangsung selama hampir 5 tahun dan memakan korban lebih dari 250 ribu orang. Lebih dari 10 juta orang mengungsi.

Perdana Menteri Suriah Wael al-Halaki mengatakan serangan itu dilakukan oleh kelompok teror yang ingin membangkitkan moralnya kembali setelah dikalahkan oleh pasukan pemerintah.


Credit  CNN Indonesia