Senin, 01 Februari 2016

Perundingan Damai Suriah Dimulai di Swiss


Perundingan Damai Suriah Dimulai di Swiss  
Selama hampir lima tahun konflik Suriah, sekitar 250 ribu orang tewas, sedang 10 juta lainnya terpaksa meninggalkan rumah mereka. (Reuters/Marko Djurica)
 
Jakarta, CB -- Prundingan damai antara pihak bertikai di Suriah; pemerintah dan kelompok oposisi, dimulai pada Minggu (31/1) di Jenewa, Swiss. Dalam pertemuan pertama kemarin, kelompok oposisi utama Suriah mempertimbangkan proposal dari utusan khusus PBB.

Perwakilan dari Komite Tinggi Negosiasi (HNC) yang didukung oleh Arab Saudi dan terdiri dari kelompok oposisi yang melawan Presiden Suriah Bashar al-Assad sebelumnya sudah memperingatkan mereka akan meninggalkan meja perundingan kecuali penderitaan warga dikurangi.

Sementara itu, ISIS mengebom tempat suci umat Syiah di Damaskus dan menewaskan setidaknya 60 orang pada Minggu. Pemerintah Assad mengatakan bahwa bom itu merupakan bukti keterkaitan antara ISIS dan kelompok oposisi. ISIS sendiri tidak diikutsertakan dalam perundingan.

PBB menargetkan pembicaraan damai selama enam bulan bisa mencapai gencatan senjata di wilayah yang luas, sambil menuju ke solusi politik demi mengakhiri konflik Suriah. Selama hampir lima tahun konflik, sekitar 250 ribu orang tewas dan 10 juta laiunnya meninggalkan rumah mereka.

Juru bicara HNC, Salim al-Muslat, mengatakan diskui dengan de Mistura sangat positif dan mencakup isu humanitarian.

Utusan khusus PBB akan bertemu dengan delegasi pemerintah Suriah pada hari ini, Senin (1/2).

“De Mistura membuat usulan, dan itu membuat mereka ingin ikut dalam negosiasi. Mereka sangat hati-hati,” ujar seorang diplomat Barat sumber Reuters. Namun ia tidak menjabarkan apa isi usulan PBB tersebut.

Delegasi HNC mencari cara untuk menghentikan serangan ke wilayah sipil, pembebasan tahanan dan penghentian blokade. Mereka memiliki daftar 3.000 orang perempuan dan anak-anak di penjara pemerintah Suriah.

Di tempat terpisah, Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki-moon, mengatakan bahwa perundingan ini sangat terlambat.

“Saya mendesak semua pihak untuk menempatkan warga Suriah sebagai pusat diskusi mereka, dan di atas kepentingan kelompok,” ujar Ban ketika sedag berkunjung ke Ethiopia.

Kepala delegasi pemerintah SUriah, Bashar al-Jaafari, mengatakan bahwa pihaknya mempertimbangan pilihan gencatan senjata, koridor kemanusiaan dan pembebasan tahanan, namun mengatakan bahwa itu akan jadi bagian dari hasil perundingan, dan bukan sebelumnya.

Credit  CNN Indonesia