Presiden Afghanistan menawarkan perundingan damai pada 30 Juni.
CB,
KABUL -- Kelompok Taliban dilaporkan telah mengabaikan tawaran
perundingan damai terbaru yang diajukan Pemerintah Afghanistan. Hal itu
diprediksi akan kian menyulitkan tercapainya perdamaian di negara
tersebut.
Presiden Afghanistan Ashraf Ghani
diketahui telah menawarkan perundingan damai kepada Taliban ketika
gencatan senjata dalam rangka memperingati Idul Fitri berakhir pada 30
Juni lalu. Menurut Ghani, gencatan senjata yang berlangsung selama lebih
dari dua pekan berhasil 98 persen. Ia menilai itu menandakan milisi
Taliban dan warga sipil menginginkan perdamaian.
Namun Taliban tak akan berpartisipasi dalam pembicaraan damai.
Hal itu kecuali bila Amerika Serikat (AS) berkenan untuk ikut dalam
perundingan. Sebab menurut Taliban, AS adalah pihak yang melanjutkan
perang dan menghancurkan Afghanistan dengan rentetan serangan udara.
"Jadi,
bila ada pembicaraan, mereka (Pemerintah Afghanistan) harus
bersama-sama (orang Amerika). Kalau tidak, mereka tidak akan memiliki
hasil apa pun," kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid.
Pernyataan
tersebut berlawanan dengan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo yang
menyebut masih ada harapan bagi pembicaraan damai antara Pemerintah
Afghanistan dengan Taliban. Sebab ia mengklaim, Taliban telah melihat
bahwa mereka tidak akan memenangkan pertempuran militer di lapangan. Hal
itu ia sampaikan ketika melakukan kunjungan perdananya ke Afghanistan
pada Senin (9/7).
Peperangan antara Pemerintah Afghanistan
dengan Taliban telah berlangsung selama lebih dari 16 tahun. Peperangan
telah menyebabkan ribuan warga sipil tewas. Pada tahun lalu saja
konflik telah membunuh atau melukai lebih dari 10 ribu warga sipil.
Selama
memerangi milisi Taliban, pasukan Afghanistan dibantu oleh militer AS.
Serangan udara pun kerap dilancarkan militer AS ke basis-basis Taliban.
Namun Taliban belum menyerah. Serangan militer Afghanistan dan AS tak
jarang dibalas Taliban dengan serangan bom bunuh diri yang menargetkan
warga sipil. Ibu Kota Afghanistan Kabul merupakan kota yang kerap
menjadi sasaran serangan bom bunuh diri tersebut.