Kamis, 12 Juli 2018

Taliban Abaikan Tawaran Perundingan Damai Afghanistan


Pasukan Taliban
Pasukan Taliban
Foto: muslimdaily

Presiden Afghanistan menawarkan perundingan damai pada 30 Juni.



CB, KABUL -- Kelompok Taliban dilaporkan telah mengabaikan tawaran perundingan damai terbaru yang diajukan Pemerintah Afghanistan. Hal itu diprediksi akan kian menyulitkan tercapainya perdamaian di negara tersebut.


Presiden Afghanistan Ashraf Ghani diketahui telah menawarkan perundingan damai kepada Taliban ketika gencatan senjata dalam rangka memperingati Idul Fitri berakhir pada 30 Juni lalu. Menurut Ghani, gencatan senjata yang berlangsung selama lebih dari dua pekan berhasil 98 persen. Ia menilai itu menandakan milisi Taliban dan warga sipil menginginkan perdamaian.

Namun Taliban tak akan berpartisipasi dalam pembicaraan damai. Hal itu kecuali bila Amerika Serikat (AS) berkenan untuk ikut dalam perundingan. Sebab menurut Taliban, AS adalah pihak yang melanjutkan perang dan menghancurkan Afghanistan dengan rentetan serangan udara.

"Jadi, bila ada pembicaraan, mereka (Pemerintah Afghanistan) harus bersama-sama (orang Amerika). Kalau tidak, mereka tidak akan memiliki hasil apa pun," kata juru bicara Taliban Zabihullah Mujahid.

Pernyataan tersebut berlawanan dengan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo yang menyebut masih ada harapan bagi pembicaraan damai antara Pemerintah Afghanistan dengan Taliban. Sebab ia mengklaim, Taliban telah melihat bahwa mereka tidak akan memenangkan pertempuran militer di lapangan. Hal itu ia sampaikan ketika melakukan kunjungan perdananya ke Afghanistan pada Senin (9/7).

Peperangan antara Pemerintah Afghanistan dengan Taliban telah berlangsung selama lebih dari 16 tahun. Peperangan telah menyebabkan ribuan warga sipil tewas. Pada tahun lalu saja konflik telah membunuh atau melukai lebih dari 10 ribu warga sipil.

Selama memerangi milisi Taliban, pasukan Afghanistan dibantu oleh militer AS. Serangan udara pun kerap dilancarkan militer AS ke basis-basis Taliban. Namun Taliban belum menyerah. Serangan militer Afghanistan dan AS tak jarang dibalas Taliban dengan serangan bom bunuh diri yang menargetkan warga sipil. Ibu Kota Afghanistan Kabul merupakan kota yang kerap menjadi sasaran serangan bom bunuh diri tersebut.



Credit  republika.co.id