Selasa, 10 Juli 2018

Ribuan Orang Napak Tilas Peringati Pembantaian Srebrenica


Ribuan Orang Napak Tilas Peringati Pembantaian Srebrenica
Ilustrasi Peringatan Pembantaian Srebrenica. (REUTERS/Dado Ruvic)


Jakarta, CB -- Ribuan peserta dari seluruh dunia turun ke jalanan di Kota Nezuk, dekat Kota Tuzla, Bosnia mengikuti napak tilas dalam rangka peringatan 23 tahun pembantaian di Srebrenica, Minggu (8/7).

Dilansir kantor berita Turki, Anadolu, aksi tersebut diikuti lebih dari 6.000 peserta yang menempuh jarak total 100 kilometer dalam tiga hari.

Aksi yang digelar sejak 13 tahun terakhir tersebut diikuti berbagai kalangan. Namun ada pula yang baru pertama kali mengikutinya.



Peserta berjalan sejauh 35 kilometer setiap hari hingga berakhir di titik akhir. Yakni pemakaman di Potocari, sebuah desa di Bosnia-Herzegovina timur.
Di sana para peserta mengikuti upacara doa mengenang 35 korban genosida.



Sepanjang perjalanan, peserta mendengarkan kisah-kisah suram pembantaian dari para korban yang selamat. Jalur tersebut merupakan jalan yang sama digunakan warga Bosnia ketika melarikan dari pembantaian di Srebrenica. Jalan antara Srebrenica menuju Tuzla itu kerap disebut sebagai "Jalan Kematian".

Mario Dolquier dari Belgia, yang baru pertama kali ikut mengaku diberitahu soal napak tilas itu saat berkunjung ke Monumen Pemakaman Potocari di Srebrenica.

"Saya berpartisipasi untuk pertama kalinya dalam pawai ini," kata Dolquier seperti dikutip Anadolu Agency.

Kadir Suljic, seorang anak laki-laki berusia 16 tahun dari kota Gradacac Bosnia, mengatakan meski baru pertama kali, dia mengaku bangga bisa mengikuti napak tilas untuk mengenang para korban genosida di Srebrenica.


Panitia penyelenggara mengatakan bahwa pawai perdamaian itu telah menjadi "aktivitas global."

Sejak 2005. ribuan orang mengikuti 'Mars Mira' atau Pawai Perdamaian, napak tilas melintasi hutan-hutan yang digunakan etnis muslim Bosniak untuk menyelamatkan diri dari pembantaian di Srebrenica tersebut.

Selama Perang Bosnia, Srebrenica dikepung oleh pasukan Serbia antara 1992 dan 1995. Saat itu, milisi Serbia mencoba merebut wilayah dari Muslim Bosnia dan Kroasia untuk membentuk negara mereka sendiri.

Pada 1993 Dewan Keamanan PBB telah menyatakan Srebrenica sebagai "daerah aman".


Namun, pasukan Serbia yang dipimpin oleh Jenderal Ratko Mladic yang sekarang menghadapi tuduhan genosida di Den Haag menyerbu zona PBB meskipun kehadiran sekitar 450 Belanda tentara yang ditugaskan untuk melindungi warga sipil yang tidak bersalah sebagai pasukan penjaga perdamaian PBB.

Pasukan Belanda gagal bertindak ketika pasukan Serbia menduduki daerah itu, hingga menewaskan sekitar 2.000 pria dan anak laki-laki.

Sekitar 15.000 pria Srebrenica melarikan diri ke pegunungan di sekitarnya tetapi pasukan Serbia memburu dan membantai 6.000 dari mereka di hutan.

Sebanyak 6.504 korban dimakamkan di Peringatan Genosida Srebrenica di Potocari.




Credit  cnnindonesia.com