WASHINGTON
- Juru bicara Gedung Putih Sarah Huckabee Sanders menegaskan bahwa
pemerintah Amerika Serikat (AS) tak akui referendum kemerdekaan Crimea
dari Ukraina pada 2014. Washington juga tak akui Crimea bagian dari
Rusia melalui proses aneksasi.
Sanders mengatakan Amerika Serikat memilih "setuju untuk tidak setuju" dengan Rusia terkait status Crimea.
"Kami tidak mengakui upaya Rusia untuk menganeksasi Crimea," kata Sanders dalam briefing dengan wartawan, hari Senin.
"Kami setuju untuk tidak setuju dengan Rusia di depan itu dan sanksi Crimea kami terhadap Rusia akan tetap berlaku sampai Rusia mengembalikan semenanjung itu ke Ukraina," ujar Sanders, dikutip dari The Hill, Selasa (3/7/2018).
Komentar Sanders muncul menjelang pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin yang dijadwalkan berlangsung 16 Juli di Helsinki, Finlandia.
Gedung Putih mengabaikan kekhawatiran bahwa Trump akan mengakui status Crimea sebagai bagian dari Rusia ketika bertemu Putin.
Sehari sebelum pernyataan Sanders muncul, Penasihat Keamanan Nasional Trump, John Bolton mengeluarkan komentar yang sama samar ketika ditanya apakah pemerintah Trump akan mengakui Crimea bagian dari Rusia. "Baiklah, kita lihat saja," ujar Bolton yang memicu banyak penafsiran.
Bolton menggarisbawahi bahwa penerimaan perubahan perbatasan dengan kekuatan militer bukan posisi AS.
Sebelumnya pada hari Senin, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengesampingkan kemungkinan negosiasi Crimea dalam pertemuan Trump dan Putin.
"Status semenanjung (Crimea) tidak bisa dan tidak akan ada dalam agenda karena ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Rusia," katanya.
Sanders mengatakan Amerika Serikat memilih "setuju untuk tidak setuju" dengan Rusia terkait status Crimea.
"Kami tidak mengakui upaya Rusia untuk menganeksasi Crimea," kata Sanders dalam briefing dengan wartawan, hari Senin.
"Kami setuju untuk tidak setuju dengan Rusia di depan itu dan sanksi Crimea kami terhadap Rusia akan tetap berlaku sampai Rusia mengembalikan semenanjung itu ke Ukraina," ujar Sanders, dikutip dari The Hill, Selasa (3/7/2018).
Komentar Sanders muncul menjelang pertemuan Presiden AS Donald Trump dan Presiden Rusia Vladimir Putin yang dijadwalkan berlangsung 16 Juli di Helsinki, Finlandia.
Gedung Putih mengabaikan kekhawatiran bahwa Trump akan mengakui status Crimea sebagai bagian dari Rusia ketika bertemu Putin.
Sehari sebelum pernyataan Sanders muncul, Penasihat Keamanan Nasional Trump, John Bolton mengeluarkan komentar yang sama samar ketika ditanya apakah pemerintah Trump akan mengakui Crimea bagian dari Rusia. "Baiklah, kita lihat saja," ujar Bolton yang memicu banyak penafsiran.
Bolton menggarisbawahi bahwa penerimaan perubahan perbatasan dengan kekuatan militer bukan posisi AS.
Sebelumnya pada hari Senin, juru bicara Kremlin Dmitry Peskov mengesampingkan kemungkinan negosiasi Crimea dalam pertemuan Trump dan Putin.
"Status semenanjung (Crimea) tidak bisa dan tidak akan ada dalam agenda karena ini merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Rusia," katanya.
Credit sindonews.com