Sutherland Springs, Texas (CB) - Seorang pria
bersenjata menewaskan setidaknya 26 jemaah dan melukai 20 lainnya di
sebuah gereja di tenggara Texas pada Minggu, dengan melakukan serentetan
penembakan, kata pihak berwenang.
Penembakan
tersebut terjadi di First Baptist Church di Sutherland Springs di Wilson
County, sekitar 40 mil (65 kilometer) bagian timur San Antonio.
Satu-satunya
tersangka, yang mengenakan pakaian hitam, memasuki gereja dan mulai
menembak, menurut sebuah pernyataan dari Departemen Keamanan Publik
Texas.
Setelah melesatkan tembakan, pria itu
melarikan diri ke kendaraannya dan ditemukan tewas di Guadalupe County.
Kematian pria bersenjata tersebut masih dalam penyelidikan, kata badan
pemerintah.
Pihak berwenang tidak mengungkapkan
identitas maupun motif tersangka. Namun petugas penegak hukum yang
tidak menyebut namanya mengatakan pria bersenjata tersebut sebagai
seorang pria kulit putih berusia 26 tahun, demikian New York Times dan
media lainnya melaporkan.
Puteri pendeta Frank
Pomeroy yang berusia 14 tahun ikut terbunuh, informasi tersebut
disampaikan keluarga kepada beberapa stasiun televisi.
Jeff
Forrest, seorang veteran militer berusia 36 tahun yang tinggal satu
blok dari gereja tersebut mengatakan, yang terdengar saat itu seperti
tembakan senjata semi-otomatis berkaliber tinggi, hingga ia terkenang
saat ditempatkan di Korps Marinir.
"Saya berada
di teras, saya mendengar 10 putaran berbunyi, kemudian telinga saya
mulai berdering. Saya menuju geladak dan saya hanya berbaring di sana,”
kata Forrest.
Pembantaian tersebut terjadi
hanya beberapa minggu setelah seorang penembak jitu membunuh 58 orang di
sebuah konser outdoor di Las Vegas, yang merupakan penembakan paling
mematikan dalam sejarah Amerika Serikat modern.
Penembakan
tersebut telah memicu perdebatan nasional selama bertahun-tahun
mengenai apakah akses mudah memiliki senjata api berkontribusi terhadap
tren tersebut.
Presiden Donald Trump mengatakan bahwa dia memantau situasi tersebut saat berada di Jepang dalam perjalanan Asia 12 harinya.
"Semoga
Tuhan bersama orang-orang Sutherland Springs, Texas. FBI & penegak
hukum ada di tempat kejadian,” katanya melalui Twitter.
Menurut
para saksi, sekitar 20 tembakan terdengar pada pukul 11.30 waktu
setempat (1730 GMT) selama ibadah gereja. Tidak jelas berapa banyak
jamaah yang ada di dalam saat itu.
Setelah
penembakan tersebut, tersangkakabur dengan sebuah mobil dan segera
terkepung oleh deputi kepala kepolisian Wilson County di Guadalupe
County, Wiley mengatakan kepada Reuters. Dia tidak tahu apakah penembak
itu meninggal karena tembakan yang ditimbulkan sendiri atau oleh
kepolisian.
Pusat Medis Connally Memorial di
Floresville menerima delapan pasien, kata rumah sakit tersebut dalam
sebuah pernyataan, sementara Pusat Kesehatan Angkatan Darat Brooke di
Fort Sam Houston menerima delapan lainnya.
Di
Connally, tiga orang dirawat dan dipulangkan, satu dalam kondisi kritis
dan empat dipindahkan ke Rumah Sakit Universitas di San Antonio untuk
tingkat perawatan yang lebih tinggi.
Gereja
First Baptist adalah satu dari dua rumah pemujaan di Sutherland Springs,
sebuah wilayah yang menampung kurang dari 900 penduduk, menurut Sensus
2010. Ada juga dua SPBU dan sebuah toko Dollar General di kota.
Struktur
bertingkat satu yang dicat putih itu memiliki menara kecil dan satu
pintu depan. Pada Minggu, bendera Lone Star Texas terbang di samping
bendera AS dan spanduk ketiga yang tidak dikenal.
Di
dalamnya ada sebuah panggung kecil di mana anggota menyanyikan lagu
pujian diiringi musik gitar dan pendeta menyampaikan khotbah mingguan,
menurut video yang diunggah di YouTube. Di salah satu klip, beberapa
lusin orang, termasuk anak kecil, bisa dilihat duduk di bangku kayu.
Pendeta
Paul Buford dari River Oaks Church, sekitar 2 mil dari First Baptist,
mengatakan bahwa komunitas tersebut sangat terguncang.
"Kami menahan diri sebaik mungkin. Kami adalah komunitas yang kuat,” katanya.
Penembakan
tersebut terjadi pada ulang tahun kedelapan pembantaian 13 orang pada
13 November 2009 di markas Fort Hood Army di Texas tengah. Seorang
psikiater Medical Corps Angkatan Darat Amerika Serikat yang dihukum
karena pembunuhan tersebut sekarang sedang menunggu eksekusi.
Pada
2015, seorang pria kulit putih bersenjata membunuh sembilan umat kulit
hitam di Emanuel African Methodist Episcopal Church di Charleston, South
Carolina. Pria bersenjata tersebut dijatuhi hukuman mati karena
serangan rasial.
Pada September, seorang pria
bersenjata membunuh seorang wanita di tempat parkir sebuah gereja di
Tennessee pada Minggu pagi dan melukai enam jamaah di dalam gedung,
sebelum menembak dirinya sendiri dalam sebuah perkelahian dengan seorang
pelayan yang bergegas menghentikan serangan tersebut. Demikian
diberitakan Reuters.
Credit antaranews.com
Saksi: Penembak gereja Texas lepaskan 20 tembakan dan mencoba kabur
Texas (CB) - Seorang pria bersenjata memasuki sebuah
gereja di kota kecil sebelah tenggara Texas pada Minggu (5/11) kemudian
melepaskan tembakan yang mengakibatkan puluhan korban tewas dan luka,
menurut komisaris Wilson County Larry Wiley kepada Reuters.
Saksi mengaku telah mendengar sedikitnya 20 kali letupan tembakan pada pukul 11.30 waktu setempat saat sedang berlangsungnya ibadah kebaktian di gereja itu, menurut laporan media. Namun belum jelas berapa banyak jemaah yang berada di lokasi saat insiden itu berlangsung.
Setelah penembakan tersebut, penembak mencoba kabur ke sebuah mobil namun ia terpojok oleh petugas yang berada di luar Wilson County, kata Wiley kepada Reuters.
Di sisi lain, Wiley tidak tahu penembak itu tewas karena karena tembakannya sendiri atau ditembak oleh petugas di lokasi.
First Baptist Church adalah tempat peristirahatan di Sutherland Springs, sebuah wilayah yang menampung kurang dari 900 jiwa penduduk, menurut Sensus 2010.
Bangunan bertingkat satu yang dicat putih itu memiliki menara kecil dan satu pintu depan. Pada bagian depan berkibar bendera Lone Star Texas di samping bendera AS dan sebuah spanduk yang tidak dikenal.
Di bagunan terdapat panggung kecil tempat anggota menyanyikan lagu puji-pujian dengan alat musik gitar serta pendeta yang menyampaikan khotbah mingguan, menurut video yang diunggah melalui YouTube. Di salah satu video, lusinan orang, termasuk anak kecil, juga ikut duduk di bangku kayu.
Penembakan tersebut terjadi delapan tahun setelah insiden pembantaian 13 orang di markas Fort Hood Army, Texas bagian tengah. Seorang psikiater Angkatan Darat Amerika Serikat dihukum atas pembunuhan tersebut dan kini sedang menunggu untuk dieksekusi.
Pada 2015, seorang pria kulit putih bersenjata membunuh sembilan umat kulit hitam di Emanuel African Methodist Episcopal Church di Charleston, South Carolina. Pria bersenjata tersebut dijatuhi hukuman mati atas serangan rasial.
Selain itu, insiden ini juga menjadi perhatian Presiden Donald Trump yang sedang berada di Jepang dalam perjalanan ke Asia selama 12 hari.
"Semoga Tuhan bersama orang-orang Sutherland Springs, Texas. FBI & penegak hukum ada di tempat kejadian," katanya melalui Twitter, demikian Reuters.
Saksi mengaku telah mendengar sedikitnya 20 kali letupan tembakan pada pukul 11.30 waktu setempat saat sedang berlangsungnya ibadah kebaktian di gereja itu, menurut laporan media. Namun belum jelas berapa banyak jemaah yang berada di lokasi saat insiden itu berlangsung.
Setelah penembakan tersebut, penembak mencoba kabur ke sebuah mobil namun ia terpojok oleh petugas yang berada di luar Wilson County, kata Wiley kepada Reuters.
Di sisi lain, Wiley tidak tahu penembak itu tewas karena karena tembakannya sendiri atau ditembak oleh petugas di lokasi.
First Baptist Church adalah tempat peristirahatan di Sutherland Springs, sebuah wilayah yang menampung kurang dari 900 jiwa penduduk, menurut Sensus 2010.
Bangunan bertingkat satu yang dicat putih itu memiliki menara kecil dan satu pintu depan. Pada bagian depan berkibar bendera Lone Star Texas di samping bendera AS dan sebuah spanduk yang tidak dikenal.
Di bagunan terdapat panggung kecil tempat anggota menyanyikan lagu puji-pujian dengan alat musik gitar serta pendeta yang menyampaikan khotbah mingguan, menurut video yang diunggah melalui YouTube. Di salah satu video, lusinan orang, termasuk anak kecil, juga ikut duduk di bangku kayu.
Penembakan tersebut terjadi delapan tahun setelah insiden pembantaian 13 orang di markas Fort Hood Army, Texas bagian tengah. Seorang psikiater Angkatan Darat Amerika Serikat dihukum atas pembunuhan tersebut dan kini sedang menunggu untuk dieksekusi.
Pada 2015, seorang pria kulit putih bersenjata membunuh sembilan umat kulit hitam di Emanuel African Methodist Episcopal Church di Charleston, South Carolina. Pria bersenjata tersebut dijatuhi hukuman mati atas serangan rasial.
Selain itu, insiden ini juga menjadi perhatian Presiden Donald Trump yang sedang berada di Jepang dalam perjalanan ke Asia selama 12 hari.
"Semoga Tuhan bersama orang-orang Sutherland Springs, Texas. FBI & penegak hukum ada di tempat kejadian," katanya melalui Twitter, demikian Reuters.
Credit antaranews.com
Puluhan orang tewas dalam insiden penembakan di gereja Texas
Washington (CB) - Setidaknya 20 orang tewas setelah
seorang pria bersenjata melepaskan tembakan saat berlangsungnya ibadah
pagi di sebuah gereja di Texas, menurut laporan media setempat dilansir
AFP.
Pria bersenjata itu juga tewas setelah dilakukan pengejaran singkat oleh pihak berwenang, demikian laporan media, mengutip juru bicara kantor kepolisian di Guadalupe County.
Hingga saat ini belum jelas apakah penembak tersebut meninggal karena peluru polisi atau karena tindakannya sendiri.
Para jemaah yang sedang beribadah ditembak di First Baptist Church di Sutherland Springs, sebuah pedesaan kecil berjarak sekitar 50 kilometer sebelah tenggara San Antonio, menurut beberapa laporan.
Komisaris Wilson County, Albert Gamez Jr, mengatakan kepada AFP ada banyak korban jiwa dan beberapa orang terluka, namun dia tidak dapat mengkonfirmasi secara resmi jumlah tersebut.
Dalam laporan yang belum terkonfirmasi, sejumlah petugas yang tidak disebutkan namanya menyebutkan jumlah korban berkisar antara 20 sampai 27 orang dan jumlah lainnya yang terluka.
Pelaku penembakan dilaporkan masuk ke gereja beberapa saat sebelum siang hari kemudian melepaskan temnakan ketika sedang berlangsungnya ibadah pelayanan yang menurut saksi biasanya dihadiri sekitar 50 orang.
Seorang anak berusia dua tahun dikabarkan menjadi korban luka, menurut Dallas Morning News.
Juru bicara Connally Memorial Medical Center di dekat Floresville mengatakan kepada Fox News, "kami menerima sejumlah pasien dari penembakan tersebut," tanpa menyebutkan jumlahnya, demikian AFP.
Pria bersenjata itu juga tewas setelah dilakukan pengejaran singkat oleh pihak berwenang, demikian laporan media, mengutip juru bicara kantor kepolisian di Guadalupe County.
Hingga saat ini belum jelas apakah penembak tersebut meninggal karena peluru polisi atau karena tindakannya sendiri.
Para jemaah yang sedang beribadah ditembak di First Baptist Church di Sutherland Springs, sebuah pedesaan kecil berjarak sekitar 50 kilometer sebelah tenggara San Antonio, menurut beberapa laporan.
Komisaris Wilson County, Albert Gamez Jr, mengatakan kepada AFP ada banyak korban jiwa dan beberapa orang terluka, namun dia tidak dapat mengkonfirmasi secara resmi jumlah tersebut.
Dalam laporan yang belum terkonfirmasi, sejumlah petugas yang tidak disebutkan namanya menyebutkan jumlah korban berkisar antara 20 sampai 27 orang dan jumlah lainnya yang terluka.
Pelaku penembakan dilaporkan masuk ke gereja beberapa saat sebelum siang hari kemudian melepaskan temnakan ketika sedang berlangsungnya ibadah pelayanan yang menurut saksi biasanya dihadiri sekitar 50 orang.
Seorang anak berusia dua tahun dikabarkan menjadi korban luka, menurut Dallas Morning News.
Juru bicara Connally Memorial Medical Center di dekat Floresville mengatakan kepada Fox News, "kami menerima sejumlah pasien dari penembakan tersebut," tanpa menyebutkan jumlahnya, demikian AFP.
Credit antaranews.com