Jika perundingan gagal lagi, Prancis akan mengakui negara Palestina.
(REUTERS/Joshua Roberts)
Dilansir dari Reuters, Minggu, 31 Januari 2016, Menteri Luar Negeri Prancis, Laurent Fabius mengusulkan adanya konferensi perdamaian internasional untuk mencari solusi bagi permasalahan yang dihadapi Israel dan Palestina selama bertahun-tahun. Fabius mengatakan, jika tawaran solusi itu tidak bisa mengakhiri kebuntuan masalah, Prancis akan mengakui negara Palestina.
Dalam pernyataan publiknya, Netanyahu tidak secara eksplisit menolak tawaran perundingan internasional tersebut. Sebuah “ancaman”, kata Netanyahu, justru bisa datang dari warga Palestina yang tidak mau kompromi jika memang nanti upaya dari Prancis itu tidak berhasil dilakukan.
"Saya menilai akan ada hal serius mengenai hal ini. Kami akan terus mengupayakan agar permasalahan ini segera diatasi dan posisi kami sangat jelas. Kami siap untuk bernegosiasi langsung tanpa prasyarat dan tanpa harus didikte," kata Netanyahu.
Sementara itu, Presiden Palestina, Mahmoud Abbas menyambut baik usulan Prancis, dan mengatakan status quo yang ada tidak bisa dilanjutkan. AS berpendapat, usulan Prancis akan mendorong tercapainya kesepakatan mengenai status kedua negara (Israel dan Palestina) melalui pembicaraan langsung. Menlu AS, John Kerry, memanggil Abbas dan keduanya mendiskusikan inisiatif dari Prancis itu.
Otoritas pejabat Prancis mengatakan, negaranya memiliki tanggung jawab untuk melakukan sebuah tindakan dalam menghadapi konflik permukiman Israel itu. Apalagi, saat ini, AS sedang memfokuskan diri terhadap pemilu Presiden yang akan berlangsung pada November mendatang.
Credit VIVA.co.id