Rabu, 13 Januari 2016

Pidato Tahunan Terakhir Obama, dari ISIS Hingga Trump


Pidato Tahunan Terakhir Obama, dari ISIS Hingga Trump  
Berbicara di hadapan Kongres di Washington, Obama menjawab keresahan banyak orang soal ISIS, ekonomi dan keamanan. (Reuters/Evan Vucci/Pool)
 
Jakarta, CB -- Barack Obama menyampaikan pidato kenegaraan tahunan terakhirnya sebagai Presiden Amerika Serikat di hadapan Kongres di Washington, Selasa (12/1). Dalam pidatonya, Obama menjawab keresahan banyak orang, mulai dari ISIS, ekonomi hingga Donald Trump.

Obama mengatakan bahwa peperangan koalisi yang dipimpin AS dengan ISIS bukanlah pembuka Perang Dunia ke-III seperti yang ditakutkan banyak orang. Perang melawan ISIS di Suriah kini memang telah melibatkan banyak negara, namun bukan berarti ISIS adalah kekuatan besar yang sulit dikalahkan.


"Pasukan yang berdiri di belakang truk pikap dan jiwa-jiwa sesat yang merencanakan sesuatu di apartemen dan garasi merupakan ancaman besar bagi warga sipil dan harus dihentikan. Tapi mereka tidak mengancam eksistensi nasional kita," kata Obama, dikutip Reuters.

Menurut Obama, dengan mengatakan perang dengan ISIS jadi awal Perang Dunia III, malah akan semakin membesarkan kelompok itu.

"Itu cerita yang ingin disampaikan ISIL, itu propaganda yang mereka gunakan untuk merekrut. Kita tidak perlu membesarkan mereka untuk menunjukkan kita serius, atau mendorong sekutu utama kita dalam perang ini dengan menggemakan kebohongan bahwa ISIL adalah wakil dari salah satu agama terbesar dunia," ujar Obama, menyebutkan nama lain dari ISIS.

Pernyataan ini juga merupakan jawaban Obama atas tudingan Partai Republik yang mengatakan strategi AS kurang kuat dalam mengalahkan ISIS.

Dalam pidato, Obama juga menyinggung kandidat calon Presiden dari Partai Republik Donald Trump yang menganjurkan larangan masuk bagi Muslim ke AS. Pernyataan Trump ini kian memicu Islamofobia di Amerika.

"Itulah mengapa kita harus menolak semua politik yang mengincar seseorang karena ras atau agama. Ini bukan soal kepatutan politik. Ini pemahaman soal apa yang membuat kita kuat. Dunia menghargai kita bukan karena gudang senjata kita, mereka menghargai kita karena keberagaman, keterbukaan dan cara kita menghargai semua keyakinan," tegas Obama.

 
Presiden AS Barack Obama meyampaikan pidato kenegaraan tahunannya. (Reuters/Jonathan Ernst)
"Saat politisi menghina Muslim, saat masjid dirusak, atau anak kecil ditindas, itu tidak membuat kita aman," lanjut Obama, tanpa menyebut nama Trump.

Obama juga membantah jika ekonomi AS dikatakan menurun. "Semua yang mengatakan perekonomian Amerika menurun sedang berkhayal," kata dia.

Menurut dia, AS masih menjadi negara dengan perekonomian terbesar dunia. Di bawah kepemimpinannya, lebih dari 14 juta pekerjaan baru tercipta, dua kali perkembangan ekonomi terbesar sejak tahun 90-an, dan angka pengangguran menurun setengahnya.

Ini adalah pidato tahunan terakhir Obama karena masa jabatannya habis tahun ini dan pemilu presiden akan digelar November mendatang.

Obama dalam pidatonya juga menyebutkan warisan kepemimpinannya bagi penerusnya kelak. Dia menyerukan reformasi pengadilan kriminal dan penurunan angka kemiskinan dan perdagangan yang selalu dipertikaian kubu Republik dan Demokrat di parlemen. Obama juga mendesak Kongres segera meratifikasi pakta perdagangan pasifik dan memperketat kepemilikan senjata serta mencabut embargo terhadap Kuba.

Credit  CNN Indonesia