Senin, 25 Januari 2016

Kandungan Lokal 75%, Wulung Si Mata-mata Dikerjakan 100 Insinyur RI


Kandungan Lokal 75%, Wulung Si Mata-mata Dikerjakan 100 Insinyur RI
Jakarta -PT Dirgantara Indonesia (PTDI) mengerahkan 100 insinyur dalam proses pengembangan dan sertifikasi Pesawat Terbang Tanpa Awak (PTTA) atau drone bernama Wulung. Para insinyur dan mekanik pesawat itu bekerja dari tahun 2014, agar drone yang awalnya dikembangkan oleh Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) bisa diproduksi, dan mengikuti standar industri penerbangan.

"Ini melibatkan 100 insinyur untuk pengembangan drone," kata Chief Engineer untuk PTTA, PTDI, Bona P Fitrikananda, kepada detikFinance, Senin (25/1/2016).

Bona menjamin, para insinyur dan mekanik tersebut merupakan putra-putri Indonesia yang bekerja di PTDI.

"Kita menggunakan insinyur PTDI dan nggak ada yang asing," tambahnya.



Kerja keras 100 insinyur dan mekanik pesawat tersebut membuahkan hasil. Akhir Januari 2016 ini, drone yang memiliki tugas mata-mata ini ditargetkan akan memperoleh sertifikat tipe dari Indonesian Military Airworthiness Authority (IMAA). Dengan dikantonginya sertifikat tipe, Wulung telah siap diproduksi massal.

"Sertifikat tipe akhir bulan dapat," sebutnya.

Pesawat tanpa awak tersebut diklaim memiliki komponen lokal sampai 75%. PTDI masih mengimpor peralatan elektronik, pilot control hingga kamera. Ke depan, PTDI akan menggandeng BUMN lainnya yakni PT LEN untuk meningkatkan komponen lokal.

"Sekarang komponen lokal di atas 75%. Dari airframe bikin sendiri, terus kita uji," tambahnya.





Credit  detikFinance