"Ini melibatkan 100 insinyur untuk pengembangan drone," kata Chief Engineer untuk PTTA, PTDI, Bona P Fitrikananda, kepada detikFinance, Senin (25/1/2016).
Bona menjamin, para insinyur dan mekanik tersebut merupakan putra-putri Indonesia yang bekerja di PTDI.
"Kita menggunakan insinyur PTDI dan nggak ada yang asing," tambahnya.
|
Kerja keras 100 insinyur dan mekanik pesawat tersebut membuahkan hasil. Akhir Januari 2016 ini, drone yang memiliki tugas mata-mata ini ditargetkan akan memperoleh sertifikat tipe dari Indonesian Military Airworthiness Authority (IMAA). Dengan dikantonginya sertifikat tipe, Wulung telah siap diproduksi massal.
"Sertifikat tipe akhir bulan dapat," sebutnya.
Pesawat tanpa awak tersebut diklaim memiliki komponen lokal sampai 75%. PTDI masih mengimpor peralatan elektronik, pilot control hingga kamera. Ke depan, PTDI akan menggandeng BUMN lainnya yakni PT LEN untuk meningkatkan komponen lokal.
"Sekarang komponen lokal di atas 75%. Dari airframe bikin sendiri, terus kita uji," tambahnya.
Credit detikFinance