Ilustrasi kota Deir Ezzor di Suriah. (Thinstock)
Menurut pernyataan KBRI di Damaskus, Suriah, Selasa (26/1), TKW bernama Casih binti Waan asal Subang, Jawa Barat, itu berhasil dikeluarkan dari wilayah konflik Deir Ezzor di bagian timur Suriah yang berbatasan dengan Irak.
Penyelamatan dilakukan setelah pada akhir Desember lalu KBRI menerima permohonan dari majikan untuk memulangkan Casih yang telah menghabiskan kontrak kerjanya sejak tahun 2011. Namun, perjalanan darat keluar dari kota itu terputus akibat dikepung oleh kelompok oposisi, termasuk ISIS.
KBRI menjelaskan, 80 persen Deir Ezzor dikuasai ISIS. Tentara pemerintah hanya memegang kendali di 20 persen sisa wilayahnya. Sejak kota itu dikepung ISIS, kebutuhan penduduk dipasok melalui udara dengan helikopter.
Pakai fasilitas militer
Untuk mengeluarkan Casih dari kota itu, KBRI mengirimkan nota diplomatik kepada pemerintah Suriah meminta bantuan penjemputan TKW menggunakan fasilitas militer.
"Selanjutnya, KBRI Damaskus melakukan pendekatan kepada Kementerian Dalam Negeri [Suriah] agar memerintahkan Kepala Kepolisian Suriah Wilayah Timur bekerja sama dengan Komando Militer Deir Ezzor agar mengevakuasi TKI tersebut dengan menggunakan helikopter ke wilayah aman di Kota Hasakah," ujar KBRI.
Dari Hasakah, Casih diterbangkan ke Damaskus. Dia telah berada di pusat penampungan KBRI sejak 14 Januari 2016 dan akan segera direpatriasi ke Indonesia setelah urusan administrasinya selesai.
“Pemerintah Suriah sangat menghargai posisi Pemerintah Indonesia yang tidak berpihak dalam konflik yang terjadi di Suriah dan tetap membuka misi diplomatiknya di Damaskus dengan dipimpin oleh seorang Duta Besar,” ujar Makhya.
Casih adalah satu dari sekitar 2.000 WNI yang masih berada di wilayah konflik Suriah, seperti disampaikan oleh KBRI Damaskus.
KBRI sebelumnya mengatakan bahwa kebanyakan WNI ini adalah korban perdagangan orang berkedok pengiriman TKI. Indonesia sendiri telah menghentikan pengiriman TKI ke Suriah akibat konflik sejak Agustus 2011.
Credit CNN Indonesia