Kompleks Krasukha-4.
Sumber: Vitaly V. Kuzmin
Senjata elektronik (electronic
warfare) Moskow-1, Krasukha-2, dan Krasukha-4 sudah siap diekspor ke
luar negeri dan telah menerima surat spesifikasi teknis untuk keperluan
ekspor. Seluruh kompleks senjata elektronik ini diramalkan akan menarik
minat banyak negara yang memiliki angkatan bersenjata berteknologi
tinggi.
Akibat meningkatnya jumlah konflik
lokal di seluruh dunia, minat pembelian senjata elektronik buatan Rusia
oleh calon pembeli asing pun turut meningkat secara signifikan. Demikian
hal tersebut diutarakan perwakilan dari perusahaan Tekonologi Radio
(KRET) yang merupakan produsen utama sistem senjata elektronik Rusia.
Menurut Wakil Pertama Direktur Umum KRET Igor Nasenkov,
“Saat ini, KRET bersama dengan Rosoboronexport, sedang mengerjakan
kontrak sistem senjata elektronik berbasis darat.” Menurut informasi
yang ia sampaikan, sistem senjata elektronik yang dimaksud adalah
kompleks Krasukha-2, Krasukha-4, dan Moskow-1.
Moskow-1 mulai masuk ke dalam jajaran pasukan Rusia pada
Februari 2015. Total sistem elektronik yang diterima angkatan bersenjata
Rusia adalah sebanyak sembilan kompleks. Saat ini, menurut pihak
pengembang, belum ada analog sistem semacam itu di dunia.
Salah satu ciri khas senjata elektronik Moskow-1 adalah
kemampuannya untuk melakukan pengintaian dalam mode lokasi pasif. Hal
ini memungkinkan senjata elektronik tersebut untuk mendeteksi senjata
elektronik musuh tanpa memberikan informasi mengenai keberadaannya
sendiri. Selain itu, sistem ini secara bersamaan dapat mengatur sembilan
kompleks pertahanan udara dan senjata elektronik. “Kompleks Moskow-1
akan menjadi semacam ‘otak’ dari seluruh sistem pertahanan elektronik di
seluruh wilayah. Ia mampu mengetahui rencana musuh dan menghalangi
efektifitas unit tempur musuh,” kata Igor Nasenkov kepada wartawan.
Sementara, Krasukha-2 dan Krasukha-4 dirancang untuk
menekan radar pengawasan udara, seperti misalnya pesawat peringatan dini
(Airbone Early Warning atau AEW) dan radar darat. Krashukha-2 dan
Krasukha-4 juga mampu menutupi unit teknik lain (misalnya rudal), yang
bermanfaat untuk memberikan cukup waktu dalam penyebaran tempur tanpa
risiko diketahui oleh musuh. Fitur lain dari kompleks senjata elektronik
ini adalah pengaturan umpan palsu untuk memancing rudal musuh. Sinyal
kedua sistem Krasukha ini dapat mengubah misi penerbangan rudal yang
menyebabkan ia mengetahui umpan palsu. Saat ini, kompleks Krasukha-4
ditugaskan di Suriah untuk melindungi pangkalan udara Rusia.
“Pembaruan angkatan bersenjata Rusia akan selesai pada
tahun 2020, volume pesanan unit pertahanan negara akan menurun setelah
itu, dan kami kami harus mencari kesempatan untuk ekspor,” kata Nasenkov
kepada RBTH.
Seluruh kompleks senjata elektronik ini diramalkan akan
menarik minat banyak negara yang memiliki angkatan bersenjata
berteknologi tinggi. Namun, yang harus diingat adalah dengan segala
efektivitasnya, kompleks senjata elektronik ini dibanderol dengan harga
yang cukup tinggi. Namun, dengan adanya perbedaan nilai tukar rubel dan
mata uang dunia saat ini, pihak produsen kompleks senjata elektronik
tersebut percaya bahwa pembelian peralatan teknik buatan Rusia justru
dinilai akan sangat menguntungkan.
Berdasarkan data, pada 2015, pangsa ekspor KRET adalah
sebesar 15–18 persen dari jumlah total produk. Pada 2017, KRET berharap
dapat meningkatkan pangsa menjadi 25 persen.
Saat ini, Rusia sedang menjalani pemenuhan kontrak untuk
penyediaan sistem pertahanan on-board pada pesawat terbang dan
helikopter “Presiden-S” dengan Mesir. Sistem pertahanan on-board
“Presiden-S” ini dimaksudkan untuk melindungi pesawat dari misil
darat-ke-udara, berbagai sistem artileri, serta rudal jenis
udara-ke-udara. “Presiden-S” tidak hanya dapat mendeteksi ancaman, tapi
juga mampu memberikan intervensi kepada rudal elektronik sehingga rudal
tersebut tidak dapat mencapai target.
Hingga kini, jumlah pasti kompleks yang akan dikirimkan
untuk Mesir belum disebutkan. Menurut Nasenkov, “kami di sini berbicara
tentang pasokan dalam jumlah besar.”
Credit RBTH Indonesia