WASHINGTON
- Rencana China untuk memodernisasi militernya menimbulkan keresahan di
kalangan pejabat militer Amerika Serikat (AS). Para pejabat militer AS
pun tidak pernah melewatkan kesempatan untuk mempresentasikan
perkembangan ini sebagai tren yang mengkhawatirkan.
Seperti yang ditunjukkan oleh Panglima Komando Strategis AS, Laksamana Cecil Haney D. Ia menegaskan bahwa pada akhir 2015 lalu China berhasil meluncurkan roket yang membawa 20 mikro satelit. Tidak berhenti sampai di situ, China juga melakukan uji coba senjata hipersonik dan senjata anti satelit sebagai bagian dari program ruang angkasanya yang berkembang pesat.
"China, seperti Rusia, telah mengerahkan semua energinya untuk meningkatkan kemampuannya guna melacak atau membutakan satelit. Dan seperti Rusia, mereka telah menunjukkan kemampuan untuk melakukan manuver yang kompleks di ruang angkasa," kata Haney seperti dilansir dari Sputniknews, Minggu (24/1/2016).
Menurut Haney, Beijing secara total telah melakukan enam tes jangka panjang terhadap hypersonic glide vehicles (HGV). HGV adalah senjata berkecepatan tinggi yang mampu menyerang secara presisi. Kesemua uji coba itu berujung dengan kesuksesan.
Sementara menurut ahli pertahanan Bill Gertz, tes terbaru dilangsungkan pada 23 November lalu. HGV diluncurkan di atas sebuah rudal balistik yang ditembakkan dari Pusat Peluncuran Satelit Taiyuan (TSLC) di provinsi utara China, Shanxi.
Senjata yang disebut dengan kode DF-ZF itu kabarnya mampu melakukan meluncur dengan kecepatan yang sangat tinggi (hingga Mach 10). Menurut beberapa perkiraan, senjata hipersonik China akan muncul ke permukaan dalam waktu kurang dari satu dekade.
Seperti yang ditunjukkan oleh Panglima Komando Strategis AS, Laksamana Cecil Haney D. Ia menegaskan bahwa pada akhir 2015 lalu China berhasil meluncurkan roket yang membawa 20 mikro satelit. Tidak berhenti sampai di situ, China juga melakukan uji coba senjata hipersonik dan senjata anti satelit sebagai bagian dari program ruang angkasanya yang berkembang pesat.
"China, seperti Rusia, telah mengerahkan semua energinya untuk meningkatkan kemampuannya guna melacak atau membutakan satelit. Dan seperti Rusia, mereka telah menunjukkan kemampuan untuk melakukan manuver yang kompleks di ruang angkasa," kata Haney seperti dilansir dari Sputniknews, Minggu (24/1/2016).
Menurut Haney, Beijing secara total telah melakukan enam tes jangka panjang terhadap hypersonic glide vehicles (HGV). HGV adalah senjata berkecepatan tinggi yang mampu menyerang secara presisi. Kesemua uji coba itu berujung dengan kesuksesan.
Sementara menurut ahli pertahanan Bill Gertz, tes terbaru dilangsungkan pada 23 November lalu. HGV diluncurkan di atas sebuah rudal balistik yang ditembakkan dari Pusat Peluncuran Satelit Taiyuan (TSLC) di provinsi utara China, Shanxi.
Senjata yang disebut dengan kode DF-ZF itu kabarnya mampu melakukan meluncur dengan kecepatan yang sangat tinggi (hingga Mach 10). Menurut beberapa perkiraan, senjata hipersonik China akan muncul ke permukaan dalam waktu kurang dari satu dekade.
Credit Sindonews