Menlu Retno LP Marsudi menawarkan diri
menjadi tuan rumah saat bertemu dengan Sekjen OKI Iyad Ameen Madani dan
Menlu Palestina, Riyad al-Malki. (Antara Foto/Puspa Perwitasari)
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Arrmanatha Nasir, mengatakan bahwa pertemuan luar biasa ini awalnya merupakan prakarsa dari Arab Saudi untuk mendukung kemerdekaan Palestina dari Israel.
Situasi kian mendesak setelah kekerasan terus terjadi antara Israel dan Palestina pasca bentrokan di Masjid Al-Aqsa pada akhir tahun lalu. Presiden Palestina, Mahmoud Abbas pun meminta agar konferensi ini segera dilaksanakan.
Dalam pembicaraan tersebut, dibahas soal masalah teknis dan substansi yang akan diangkat dalam Konferensi Luar Biasa mengenai Palestina ini.
"Tentu ini sangat mendesak. Mereka sudah dijajah berpuluh tahun dan belum merdeka. Tentu akan ada dukungan dan pengembangan Palestina selanjutnya," kata Arrmanatha.
"Draf dokumen outcome tersebut awalnya masih melihat terus ke belakang, tidak mendorong adanya political dialogue dan menekankan pentingnya negara kawasan berhubungan dengan baik. Akhirnya poin itu dimasukkan," kata Arrmanatha.
Konferensi Luar Biasa mengenai Palestina ini diharapkan dapat dihadiri oleh 57 perwakilan negara anggota OKI. Pada 6 Maret, konferensi akan diisi dengan pertemuan tingkat menteri sebelum akhirnya membahas hasil dokumen akhir sehari setelahnya.
Credit CNN Indonesia