Jumat, 22 Januari 2016

Tak Lama Lagi Museum Indonesia Hadir di Vatikan

Tak Lama Lagi Museum Indonesia Hadir di Vatikan  

Basilika Santo Petrus atau Gereja Santo Petrus di Vatikan, Roma, Italia ini merupakan gereja terbesar yaitu sebesar 23.000 m² sehingga membutuhkan 120 tahun untuk membangun gereja ini menjadi seperti sekarang. Tempo/Tito Sianipar
 
CB, Jakarta - Museum yang menampilkan pluralisme dan kemajemukan budaya Indonesia sedang dibangun di Vatikan. Duta Besar Indonesia untuk Vatikan Antonius Agus Sriyono mengatakan hal tersebut ketika berkunjung ke Akademi Sekretaris St Marys College di Jakarta, Rabu lalu, seperti disampaikan ketua kelompok budaya Mia Patria, L. Putut Pudyantoro, dalam siaran pers di Jakarta, Jumat, 22 Januari 2016.

Mia Patria, yang berdiri pada 26 November 2008, adalah kelompok dengan misi kebudayaan yang biasa mengadakan lawatan ke Eropa, termasuk Vatikan. Pada 2016, kelompok tersebut akan melakukan lawatan yang keempat.

Vatikan adalah negara kecil yang luasnya hanya 34 hektare. Tapi tidak ada yang memungkiri bahwa Vatikan adalah negara yang memiliki pengaruh paling besar terhadap negara-negara di dunia.

“Membangun museum Indonesia di Vatikan merupakan langkah yang tepat terkait dengan diplomasi budaya, yang sekarang dilakukan Indonesia," ujar Agus Sriyono.

Dia menjelaskan, pembangunan museum Indonesia di Tahta Suci diperkirakan selesai pada awal Oktober 2016. Museum itu nantinya akan memajang sejumlah koleksi ikon Indonesia, antara lain miniatur Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.

Dubes Agus Sriyono juga sedang merancang wisata religi ke Larantuka di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur, yang akan ditawarkan kepada para peziarah yang datang ke Vatikan yang jumlahnya sekitar lima juta peziarah setiap tahun.

"Dengan usaha yang terpadu di antara para duta besar, diharapkan beberapa persen peziarah ke Vatikan akan melakukan perjalanan religius ke Larantuka, dan ini jelas menumbuhkan ekonomi daerah tersebut," tuturnya.

Menurut L. Putut Pudyantoro, Mia Patria melawat ke luar negeri pertama kali pada 2010, ketika Dubes Indonesia untuk Vatikan saat itu, Prapto Martosetomo, mengundang kelompok itu untuk tampil dalam acara pisah-kenal Dubes Prapto dengan dubes baru, Burdiaman Bahar.




Credit  TEMPO.CO