Manusia Neanderthal. Livescience.com
Berdasarkan hasil penelitian, setiap orang mewarisi secuil kode genetik manusia purba itu. Apabila semua kode genetik warisan itu digabungkan, populasi manusia modern membawa lebih dari seperlima materi DNA manusia purba.
"Meski Neanderthal punah, masih banyak informasi genetik tentang mereka di dalam genom kita," kata Benjamin Vernot, pakar genetika populasi dari Department of Genome Sciences University of Washington, di Seattle, Amerika Serikat. Bersama Joshua M. Akey, Vernot mengurutkan genom lebih dari 600 orang dari Eropa dan Asia Timur. Mereka menggunakan analisis komputer untuk menemukan variasi gen yang melahirkan tanda khas keberadaan materi genetik dari manusia Neanderthal.
"Penemuan ini membantu kita memahami sejarah manusia modern," ujar Akey seperti dikutip Guardian dan Live Science. Penelitian Vernot dan Akey yang berjudul Resurrecting Surviving Neanderthal Lineages from Modern Human Genomes ini diterbitkan dalam jurnal Science.
Para ilmuwan kini lebih mudah mempelajari manusia purba. Mereka bisa meneliti 20 persen genom Neanderthal tanpa harus repot menggali materi genetik dari fosil yang rapuh--cara yang masih dipakai oleh para paleontolog.
Vernot mengatakan jejak genetik Neanderthal adalah warisan abadi dari perkawinan nenek moyang langsung manusia modern (Homo sapiens) dengan Neanderthal (Homo neanderthalensis). Keduanya bertemu ketika sama-sama bermigrasi keluar dari Afrika menuju kawasan Eurasia sekitar 65 ribu tahun lalu.
Kawin campur antara dua populasi manusia beda spesies itu merupakan kejadian yang sangat langka. Menurut para ilmuwan, ukuran populasi yang sangat kecil mendorong keduanya kawin campur supaya tidak punah. Percampuran materi genetik itu terbilang menguntungkan bagi manusia modern.
"Sejumlah gen Neanderthal sangat bermanfaat bagi manusia modern, sehingga diwariskan ke seluruh populasi di luar Afrika hingga hari ini," kata Vernot dalam laman resmi University of Washington.
Penelitian tim ilmuwan Jerman pada 2010 menyebutkan populasi manusia modern di luar Afrika mewarisi 1-3 persen materi genetik dari Neanderthal. Sedangkan manusia modern di Afrika tidak mewarisi gen Neanderthal karena sepanjang sejarahnya tidak pernah bertemu langsung. Fakta itu diperoleh setelah tim mengurutkan DNA dari serpihan fosil Neanderthal.
Dalam penelitian terpisah yang diterbitkan di jurnal Nature, David Reich, dari Harvard University, menelusuri jejak genetik Neanderthal pada urutan DNA lebih dari 1.000 orang. Dia menemukan bahwa Neanderthal tidak mewariskan marka genetiknya secara merata pada seluruh genom manusia modern. DNA purba itu hanya dijumpai pada area tertentu pada genom. "Sebagian besar gen Neanderthal yang masih hidup dalam tubuh manusia saat ini berperan terhadap pembentukan keratin, protein bahan baku kulit, rambut, dan kuku," kata Reich.
Dia menduga leluhur manusia modern hanya "mengambil" gen Neanderthal yang berguna untuk menghadapi lingkungan yang dingin. Sebab, Neanderthal memiliki rambut tebal dan kulit yang tahan banting.
Penemuan lainnya adalah fakta bahwa sebagian besar DNA Neanderthal diwariskan ke manusia modern melalui jalur kromosom X. Sebab, kawin campur antara pria Neanderthal dan perempuan manusia modern lebih banyak berakhir gagal. "Pria Neanderthal kurang subur, bahkan cenderung steril," kata Chris Stringer, kepala bidang asal-usul manusia di Museum Sejarah Alam di London, Inggris.
Para ilmuwan kini percaya jejak genetik manusia purba jenis lainnya dapat dilakukan lewat penelusuran genom manusia modern secara mendalam.
Credit TEMPO.CO