nuraini faiq
Kapal
perang Strategic Sealift Vessel (SSV1) dan Kapal Perusak Kawal Rudal
(PKR) berhasil diapungkan ke Dermaga Ujung, Tanjung Perak, Surabaya, 24
Januari 2016.
CB | SURABAYA - Kapal perang ekspor, Strategic Sealift Vessel (SSV1) dan Kapal Perusak Kawal Rudal (PKR) berhasil diapungkan ke Dermaga Ujung, Tanjung Perak, Surabaya, 24 Januari 2016. Namun sebelum sukses mengapung, seluruh tim dibuat tegang dan mendebarkan.
Semua tim sebelum mengapungkan dua kapal pesanan Filipina seharga kurang lebih Rp 1 triliun itu terus melantunkan doa.
Mereka lebih dulu mencurahkan seluruh konsentrasinya untuk menuntaskan kapal perang ekspor pertama yang dibuat Indonesia melalui PT PAL itu.
"Dada kami bergetar saat melihat air laut mulai pasang. Sangat ideal. nilah saatnya nama besar bangsa dipertaruhkan. Kami melihat kapal mengapung dengan sempurna di Dermaga. Alhamdulillah," ucap Pimpro SSV dan PKR.
Kapal perang yang dibuat khusus untuk Filipina itu merupakan pengembangan dari kepal sejenis yang pernah diproduksi PT PAL. Yakni kapal Landing Platform Dock 125 meter. (KRI Banda Aceh 593 dan KRI Banjarmasin 592). Indonesia berhasil memenangi tender internasional.
Kapal canggih sepanjang 123 meter tersebut memiliki spesifikasi khusus yang mampu membawa dua helikopter dengan diawaki 121 crew. Kapal perang ini mampu mengangkut sampai 650 pasukan.
Sementara kapasitas angkut bisa membawa bobot hingga 10.300 ton. Kapal ini memiliki draft 6 meter yang dapat melaju delama 30 hari denga jarak 9.360 mile laut. Kecepatan maksimal 16 knot. Mesin kapal perang ini berkapasitas 2 x 2.920 kw.
Semua tim sebelum mengapungkan dua kapal pesanan Filipina seharga kurang lebih Rp 1 triliun itu terus melantunkan doa.
Mereka lebih dulu mencurahkan seluruh konsentrasinya untuk menuntaskan kapal perang ekspor pertama yang dibuat Indonesia melalui PT PAL itu.
"Dada kami bergetar saat melihat air laut mulai pasang. Sangat ideal. nilah saatnya nama besar bangsa dipertaruhkan. Kami melihat kapal mengapung dengan sempurna di Dermaga. Alhamdulillah," ucap Pimpro SSV dan PKR.
Kapal perang yang dibuat khusus untuk Filipina itu merupakan pengembangan dari kepal sejenis yang pernah diproduksi PT PAL. Yakni kapal Landing Platform Dock 125 meter. (KRI Banda Aceh 593 dan KRI Banjarmasin 592). Indonesia berhasil memenangi tender internasional.
Kapal canggih sepanjang 123 meter tersebut memiliki spesifikasi khusus yang mampu membawa dua helikopter dengan diawaki 121 crew. Kapal perang ini mampu mengangkut sampai 650 pasukan.
Sementara kapasitas angkut bisa membawa bobot hingga 10.300 ton. Kapal ini memiliki draft 6 meter yang dapat melaju delama 30 hari denga jarak 9.360 mile laut. Kecepatan maksimal 16 knot. Mesin kapal perang ini berkapasitas 2 x 2.920 kw.
Sebelum di dermaga, kapal itu berada di dock PT PAL. Setelah
sukses mengapung, Turitan menuturkan bahwa target selanjutnya
melanjutkan commissioning atau function test. "Seluruh equipment yang
sudah terpasang harus berfungsi secara maksimal. Inilah saat yang paling
menentukan," tambah Turitan.
Alat-alat yang dinantikan untuk difungsiakn yang utama diesel generator dan main engine. Selain akomodasi, kata Turitan yang alumnus ITS dan Jepang, juga equipment untuk crew dan troops. Selain itu, ada juga finishing navigasi dan alat komunikasi.
"Itulah roh kapal perang. Semua sistem harus kami pastikan berjalan normal dan ideal. Kami yakin, bersama semua tim kami bisa tunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia mampu," kata Turitan dengan tangan mengepal.
Kedua kapal ekspor itu akan mengapung sampai dengan akhir Maret 2016. Kemudian dilakukan final docking awal April dan langsung diuji coba.
"Mudah-mudahan lancar sesuai rencana. Semua berharap delivery on time di Manila sebelum Juni. Batas akhir pengiriman Juni."
Alat-alat yang dinantikan untuk difungsiakn yang utama diesel generator dan main engine. Selain akomodasi, kata Turitan yang alumnus ITS dan Jepang, juga equipment untuk crew dan troops. Selain itu, ada juga finishing navigasi dan alat komunikasi.
"Itulah roh kapal perang. Semua sistem harus kami pastikan berjalan normal dan ideal. Kami yakin, bersama semua tim kami bisa tunjukkan kepada dunia bahwa Indonesia mampu," kata Turitan dengan tangan mengepal.
Kedua kapal ekspor itu akan mengapung sampai dengan akhir Maret 2016. Kemudian dilakukan final docking awal April dan langsung diuji coba.
"Mudah-mudahan lancar sesuai rencana. Semua berharap delivery on time di Manila sebelum Juni. Batas akhir pengiriman Juni."
Credit SURYA,.co.id