Rabu, 27 Januari 2016

Jokowi dapat penghargaan di Dili, apa kata warga Timor Leste?




Joko Widodo

 Image caption Joko Widodo untuk pertama kalinya melakukan kunjungan kenegaraan ke Timor Leste.   
 
Masyarakat di Timor Leste melihat Presiden Joko Widodo tak ubahnya seperti mereka dan mengatakan senang figur dengan latar belakang biasa, bukan dari kalangan elite, bisa menjadi presiden di Indonesia.
"Ia kan orang sipil dengan latar belakang biasa, sama dengan kami, jadi kami senang menerima Presiden Jokowi," kata Mario Pinto, seorang wartawan di Timor Leste kepada BBC Indonesia.
Joko Widodo untuk pertama kalinya melakukan kunjungan kenegaraan ke Timor Leste, hari Selasa (26/01), dan dalam kunjungan ini ia menerima penghargaan tertinggi dari pemerintah Timor Leste, Grande Colar de Ordem de Timor Leste.
Timor Leste selama lebih dari dua dekade menjadi bagian dari Indonesia dan merdeka pada 2002 setelah digelar referendum yang didukung PBB pada 1999.
Diduga terjadi pelanggaran HAM serius ketika berada di bawah kendali Jakarta maupun setelah referendum.
Untuk menangani kasus-kasus ini, antara lain dibentuk Komisi Kebenaran dan Persahabatan, yang para anggotanya dilantik pada 2005.
Mario Pinto mengatakan secara umum masyarakat di Timor Leste "sudah melupakan" dugaan pelanggaran HAM tersebut.

Suara warga

"Saya secara pribadi tak keberatan dengan penghargaan untuk Presiden Jokowi ini," ujarnya.
Meski demikian masih ada elemen-elemen di masyarakat yang masih mempersoalkannya, seperti Angelino Henriques, 42 tahun, yang meminta pemerintah Indonesia pimpinan Presiden Joko Widodo untuk menyelesaikan dugaan pelangaran HAM supaya ada keadilan bagi masyarakat yang menjadi korban.
Ia menambahkan bahwa kerja sama kedua negara memang harus ditingkatkan tapi hukum juga harus ditegakkan.
Benjamin Moniz, 29 tahun, sementara itu mengatakan masalah kejahatan sudah berlalu.
"(Lebih baik) berpikir ke depan karena hubungan baik itu lebih menjamin masa depan anak-anak kami," kata Benjamin, seraya menambahkan bahwa tindak kejahatan adalah konsekuensi perang.
Seorang pemuda bernama Jose Maria De Fatima Amaral Moniz mengatakan sebagai generasi muda ia mengaku senang Indonesia dan Timor Leste berhubungan baik.
"Yang penting hubungan kerja sama kedua negara lebih erat lagi di masa depan. Dan masalah perbatasan juga harus diselesaikan secara baik-baik," katanya.




Credit  BBC