Presiden Nicolas Maduro memerintahkan Angkatan
Bersenjata Venezuela siap siaga mendengar kabar Presiden AS Donald
Trump pernah berniat menyerang negaranya. (REUTERS/Miraflores Palace)
"Anda tidak bisa menurunkan penjagaan bahkan sedetik pun, karena kami akan membela hak terbesar bagi tanah air kami sepanjang sejarahnya yaitu untuk hidup dalam damai," ucap Maduro saat berpidato dalam upacara militer, Rabu (4/7).
Peringatan itu dilontarkan Maduro setelah beberapa media AS melaporkan bahwa Trump sempat mempertanyakan kemungkinan menginvasi Venezuela kepada sejumlah penasihat kebijakan luar negeri Gedung Putih pada Agustus lalu.
Mengutip pejabat senior AS kepada CNN, Trump mengajukan gagasan itu saat rapat dengan sejumlah pejabat guna mendiskusikan penjatuhan sanksi AS terhadap Venezuela.
Maduro menganggap berita-berita itu mendukung asumsinya selama ini yang menilai bahwa AS tengah merencanakan serangan militer terhadap Venezuela. Pemimpin Venezuela yang telah menjabat sejak 2013 lalu itu menganggap rencana invasi dilakukan AS hanya untuk menguasai cadangan minyak negarayang besar.
Dia juga menuding bahwa gagasan Trump muncul tak lama setelah sejumlah tokoh oposisi Venezuela mengunjungi Gedung Putih.
"Apakah semua ini kebetulan? bukan, ini bukan kebetulan," kata Maduro seperti dikutp AFP.
Trump mempertimbangkan hal itu demi menggulingkan Maduro yang dianggapnya sebagai pemimpin diktator sayap kiri yang korup. Dalam beberapa tahun terakhir Venezuela terus dirundung krisis ekonomi dan politik.
Namun, para penasihat Trump menolak gagasan tersebut dengan menganggap setiap bentuk aksi militer akan memicu eskalasi konflik dan membahayakan kepentingan AS di negara Amerika Latin itu.
Venezuela selama ini menjadi fokus dalam kebijakan Trump di kawasan Amerika Latin. Dia kerap meningkatkan tekanan pada pemerintahan Maduro dengan menjatuhkan sanksi maupun melontarkan peringatan tegas agar mengadakan pemilihan umum yang adil.
Credit cnnindonesia.com