CB, Jakarta - Cina
telah mengembangkan senjata laser portabel baru yang dapat menjangkau
target berjarak hingga satu kilometer jauhnya mirip dengan yang ada pada
film Star Wars.
Menurut para peneliti yang terlibat dalam proyek tersebut, senapan serbu laser ZKZM-500 digolongkan sebagai tidak mematikan tetapi menghasilkan sinar energi yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Laser itu dapat melewati jendela dan menyebabkan karbonisasi instan pada kulit dan jaringan manusia jika terkena.
Senjata itu mirip dengan yang terdapat dalam film sci-fi, Star Wars.
"Perangkat baru ini mampu membakar pakaian dalam waktu sekejap. Rasa
sakit akan berada di luar daya tahan," kata peneliti yang mengambil
bagian dalam pengembangan dan pengujian lapangan dari prototipe di
Institut Xian Optik dan Mekanika Presisi di Akademi Ilmu Pengetahuan
Cina di provinsi Shaanxi.
Senjata kaliber 15mm berbobot tiga kilogram, kira-kira sama dengan AK-47. Senjata itu memiliki jangkauan 800 meter dan bisa dipasang pada mobil, kapal dan pesawat.
Seperti dilansir South China Morning Post pada 1 Juli 2018, senjata laser portable itu siap untuk diproduksi secara massa. Dan, unit pertama kemungkinan akan diberikan kepada pasukan anti-terorisme di Polisi Bersenjata Cina.
Jika terjadi situasi penyanderaan, senjata itu bisa digunakan untuk membobol jendela yang jadi target dan melumpuhkan penculik sementara unit lain masuk untuk menyelamatkan tawanan.
Itu juga bisa digunakan dalam operasi militer rahasia. Sinar lasernya cukup kuat untuk membakar tangki bensin dan menyalakan fasilitas penyimpanan bahan bakar di bandara militer.
"Karena laser telah disetel ke frekuensi tak terlihat, dan itu sama sekali tidak menghasilkan suara, tidak ada yang tahu dari mana serangan itu berasal. Ini akan terlihat seperti kecelakaan,” kata peneliti lain.
Para ilmuwan meminta untuk tidak disebutkan namanya karena sensitivitas proyek.
Senapan laser akan didukung oleh baterai lithium yang dapat diisi ulang yang mirip dengan yang ditemukan di telepon seluler cerdas atau smartphone. Ia dapat menembakkan lebih dari 1.000 tembakan masing-masing bertahan tidak lebih dari dua detik.
Prototipe ini dibangun oleh ZKZM Laser, sebuah perusahaan teknologi yang dimiliki oleh institut di Xian. Perwakilan perusahaan menegaskan, pihaknya sedang mencari mitra yang memiliki lisensi produksi senjata atau mitra dalam industri keamanan atau pertahanan untuk memulai produksi berskala besar dengan biaya 100.000 yuan per unit.
Mengingat potensi penyalahgunaannya, desain dan produksi perangkat akan diawasi dengan ketat dan satu-satunya pelanggan adalah militer dan polisi Cina.
Tetapi perkembangan ini meningkatkan resiko senjata dapat lebih mudah jatuh ke tangan para penjahat dan teroris yang dapat mengeksploitasi kapasitas destruktifnya, misalnya dengan melakukan serangan pembakaran tanpa terdeteksi.
Wang Zhimin, peneliti rekanan di Pusat Penelitian untuk Fisika dan Teknologi Laser di Akademi Ilmu Pengetahuan Cina di Beijing, yang tidak terlibat dalam proyek Xian, memperingatkan membiarkan senjata ini berkembang biak bisa menjadi ancaman bagi semua negara.
Tidak ada protokol internasional khusus untuk mengatur pengembangan atau penggunaan senjata laser jenis ini. Protokol PBB tentang Senjata Laser dibuat pada 1980 dan ditandatangani oleh lebih dari 100 negara. Protokol itu berkonsentrasi pada senjata generasi sebelumnya dan melarang digunakan karena akan mengakibatkan kehilangan penglihatan permanen.
Dokumen di situs web pemerintah Cina mengklasifikasikan ZKZM-500 sebagai "senjata tidak mematikan". Artinya itu dianggap kurang mungkin untuk membunuh target hidup daripada sesuatu yang dirancang secara eksplisit untuk melakukannya, seperti pistol.
Laser tidak dapat membunuh target dengan satu tembakan, tetapi jika ditembakkan ke seseorang cukup lama, senjata akan mulai membakar tubuh manusia yang berujung pada kematian.
Dalam beberapa tahun terakhir, Cina menghabiskan miliaran dolar untuk membangun perangkat senjata laser.
Beberapa bulan lalu personil militer Amerika Serikat di Laut Cina Selatan dan Samudera Hindia mengeluh menjadi sasaran oleh laser Cina. Bulan lalu, pemerintah Amerika Serikat mengajukan pengaduan resmi perangkat senjata laser yang ditembakkan dari pangkalan Cina di Djibouti mengakibatkan dua pilot mengalami cedera mata ringan.
Menurut para peneliti yang terlibat dalam proyek tersebut, senapan serbu laser ZKZM-500 digolongkan sebagai tidak mematikan tetapi menghasilkan sinar energi yang tidak dapat dilihat oleh mata telanjang. Laser itu dapat melewati jendela dan menyebabkan karbonisasi instan pada kulit dan jaringan manusia jika terkena.
Senjata itu mirip dengan yang terdapat dalam film sci-fi, Star Wars.
Senjata kaliber 15mm berbobot tiga kilogram, kira-kira sama dengan AK-47. Senjata itu memiliki jangkauan 800 meter dan bisa dipasang pada mobil, kapal dan pesawat.
Seperti dilansir South China Morning Post pada 1 Juli 2018, senjata laser portable itu siap untuk diproduksi secara massa. Dan, unit pertama kemungkinan akan diberikan kepada pasukan anti-terorisme di Polisi Bersenjata Cina.
Jika terjadi situasi penyanderaan, senjata itu bisa digunakan untuk membobol jendela yang jadi target dan melumpuhkan penculik sementara unit lain masuk untuk menyelamatkan tawanan.
Itu juga bisa digunakan dalam operasi militer rahasia. Sinar lasernya cukup kuat untuk membakar tangki bensin dan menyalakan fasilitas penyimpanan bahan bakar di bandara militer.
"Karena laser telah disetel ke frekuensi tak terlihat, dan itu sama sekali tidak menghasilkan suara, tidak ada yang tahu dari mana serangan itu berasal. Ini akan terlihat seperti kecelakaan,” kata peneliti lain.
Para ilmuwan meminta untuk tidak disebutkan namanya karena sensitivitas proyek.
Senapan laser akan didukung oleh baterai lithium yang dapat diisi ulang yang mirip dengan yang ditemukan di telepon seluler cerdas atau smartphone. Ia dapat menembakkan lebih dari 1.000 tembakan masing-masing bertahan tidak lebih dari dua detik.
Prototipe ini dibangun oleh ZKZM Laser, sebuah perusahaan teknologi yang dimiliki oleh institut di Xian. Perwakilan perusahaan menegaskan, pihaknya sedang mencari mitra yang memiliki lisensi produksi senjata atau mitra dalam industri keamanan atau pertahanan untuk memulai produksi berskala besar dengan biaya 100.000 yuan per unit.
Mengingat potensi penyalahgunaannya, desain dan produksi perangkat akan diawasi dengan ketat dan satu-satunya pelanggan adalah militer dan polisi Cina.
Tetapi perkembangan ini meningkatkan resiko senjata dapat lebih mudah jatuh ke tangan para penjahat dan teroris yang dapat mengeksploitasi kapasitas destruktifnya, misalnya dengan melakukan serangan pembakaran tanpa terdeteksi.
Wang Zhimin, peneliti rekanan di Pusat Penelitian untuk Fisika dan Teknologi Laser di Akademi Ilmu Pengetahuan Cina di Beijing, yang tidak terlibat dalam proyek Xian, memperingatkan membiarkan senjata ini berkembang biak bisa menjadi ancaman bagi semua negara.
Tidak ada protokol internasional khusus untuk mengatur pengembangan atau penggunaan senjata laser jenis ini. Protokol PBB tentang Senjata Laser dibuat pada 1980 dan ditandatangani oleh lebih dari 100 negara. Protokol itu berkonsentrasi pada senjata generasi sebelumnya dan melarang digunakan karena akan mengakibatkan kehilangan penglihatan permanen.
Dokumen di situs web pemerintah Cina mengklasifikasikan ZKZM-500 sebagai "senjata tidak mematikan". Artinya itu dianggap kurang mungkin untuk membunuh target hidup daripada sesuatu yang dirancang secara eksplisit untuk melakukannya, seperti pistol.
Laser tidak dapat membunuh target dengan satu tembakan, tetapi jika ditembakkan ke seseorang cukup lama, senjata akan mulai membakar tubuh manusia yang berujung pada kematian.
Dalam beberapa tahun terakhir, Cina menghabiskan miliaran dolar untuk membangun perangkat senjata laser.
Beberapa bulan lalu personil militer Amerika Serikat di Laut Cina Selatan dan Samudera Hindia mengeluh menjadi sasaran oleh laser Cina. Bulan lalu, pemerintah Amerika Serikat mengajukan pengaduan resmi perangkat senjata laser yang ditembakkan dari pangkalan Cina di Djibouti mengakibatkan dua pilot mengalami cedera mata ringan.
Credit tempo.co