MOSKOW
- Rudal hipersonik Kh-47M2 Kinzhal milik Rusia yang diklaim mampu
menjangkau wilayah Amerika Serikat (AS) dalam hitungan menit akan
diterapkan pada pesawat pembom (bomber) Tu-22M3. Rudal Kinzhal ini mampu melesat dengan kecepatan 10 kali kecepatan suara.
Senjata Moskow ini pernah diperkenalkan Presiden Vladimir Putin dalam pidato kenegaraan Maret lalu. Saat itu, Putin mengatakan peluru kendali (rudal) tersebut bisa membidik target di Eropa, Timur Tengah, Asia Pasifik dan Atlantik Utara.
Kantor berita TASS yang dikelola negara Rusia dengan mengutip sumber di Kementerian Pertahanan mengatakan, Angkatan Udara Rusia sedang merencanakan untuk menguji rudal aero-balistik Kh-47M2 Kinzhal pada pesawat pembom Tupolev Tu-22M3.
Pesawat Tu-22M3 sendiri dapat melakukan perjalanan hampir dua kali kecepatan suara yang berarti dapat melakukan perjalanan antara Moskow dan Washington dalam beberapa menit.
Sejauh ini, dalam uji coba rudal canggih itu telah diluncurkan dari varian pesawat Mikoyan MiG-31K. Namun, para pemimpin militer telah menyimpulkan bahwa Kinzhal kemungkinan lebih cocok untuk pesawat pembom.
Berbicara kepada kantor berita TASS, pensiunan Letnan Jenderal Mikhail Oparin, mantan komandan Long Range Aviation Angkatan Udara Rusia mengatakan; “MiG-31 memiliki kecepatan supersonik yang lebih tinggi daripada Tu-22M3, tetapi sekarang kemungkinan telah muncul untuk menguji rudal di pesawat jarak jauh, ini harus dilakukan."
"Ini akan meningkatkan potensi tempur dari Pasukan Dirgantara dan menambah kekuatan untuk itu," ujarnya, yang dilansir Rabu (4/7/2018).
Kendati demikian, Oparin mengatakan pesawat pembom itu harus ditinjau apakah cocok membawa rudal hipersonik Kinzhal atau tidak.
Sekadar diketahui, pesawat pembom Tu-22M3 resmi memasuki layanan militer pada tahun 1989. Pesawat ini ampu mencapai kecepatan kira-kira Mach 1,88 atau nyaris dua kali kecepatan suara.
Sedangkan pesawat MiG-31K dapat mencapai kecepatan Mach 2,35 dan terbang pada ketinggian 67.500 kaki.
Rusia telah menyombongkan bahwa Kinzhal, yang mereka klaim memiliki jangkauan lebih dari 1.200 mil laut, secara efektif kebal terhadap sistem pertahanan rudal balistik mana pun di dunia karena bisa bermanuver dalam penerbangan, serta mampu memukul berbagai target.
"Ini adalah kelas senjata presisi yang dilengkapi dengan kemampuan tempur multifungsi sehingga memungkinkan untuk menyerang target stasioner dan bergerak," kata Wakil Menteri Pertahanan Yuri Borisov kepada TASS.
"Secara khusus, kapal induk dan kapal perang kelas cruiser, kapal perusak dan fregat adalah target potensial untuk senjata ini," imbuh dia.
Senjata Moskow ini pernah diperkenalkan Presiden Vladimir Putin dalam pidato kenegaraan Maret lalu. Saat itu, Putin mengatakan peluru kendali (rudal) tersebut bisa membidik target di Eropa, Timur Tengah, Asia Pasifik dan Atlantik Utara.
Kantor berita TASS yang dikelola negara Rusia dengan mengutip sumber di Kementerian Pertahanan mengatakan, Angkatan Udara Rusia sedang merencanakan untuk menguji rudal aero-balistik Kh-47M2 Kinzhal pada pesawat pembom Tupolev Tu-22M3.
Pesawat Tu-22M3 sendiri dapat melakukan perjalanan hampir dua kali kecepatan suara yang berarti dapat melakukan perjalanan antara Moskow dan Washington dalam beberapa menit.
Sejauh ini, dalam uji coba rudal canggih itu telah diluncurkan dari varian pesawat Mikoyan MiG-31K. Namun, para pemimpin militer telah menyimpulkan bahwa Kinzhal kemungkinan lebih cocok untuk pesawat pembom.
Berbicara kepada kantor berita TASS, pensiunan Letnan Jenderal Mikhail Oparin, mantan komandan Long Range Aviation Angkatan Udara Rusia mengatakan; “MiG-31 memiliki kecepatan supersonik yang lebih tinggi daripada Tu-22M3, tetapi sekarang kemungkinan telah muncul untuk menguji rudal di pesawat jarak jauh, ini harus dilakukan."
"Ini akan meningkatkan potensi tempur dari Pasukan Dirgantara dan menambah kekuatan untuk itu," ujarnya, yang dilansir Rabu (4/7/2018).
Kendati demikian, Oparin mengatakan pesawat pembom itu harus ditinjau apakah cocok membawa rudal hipersonik Kinzhal atau tidak.
Sekadar diketahui, pesawat pembom Tu-22M3 resmi memasuki layanan militer pada tahun 1989. Pesawat ini ampu mencapai kecepatan kira-kira Mach 1,88 atau nyaris dua kali kecepatan suara.
Sedangkan pesawat MiG-31K dapat mencapai kecepatan Mach 2,35 dan terbang pada ketinggian 67.500 kaki.
Rusia telah menyombongkan bahwa Kinzhal, yang mereka klaim memiliki jangkauan lebih dari 1.200 mil laut, secara efektif kebal terhadap sistem pertahanan rudal balistik mana pun di dunia karena bisa bermanuver dalam penerbangan, serta mampu memukul berbagai target.
"Ini adalah kelas senjata presisi yang dilengkapi dengan kemampuan tempur multifungsi sehingga memungkinkan untuk menyerang target stasioner dan bergerak," kata Wakil Menteri Pertahanan Yuri Borisov kepada TASS.
"Secara khusus, kapal induk dan kapal perang kelas cruiser, kapal perusak dan fregat adalah target potensial untuk senjata ini," imbuh dia.
Credit sindonews.com