"Sekarang 50 tahun sejak kita membebaskan
Yudea dan Samaria (TepiBarat). Ini saatnya untuk mengakui mereka (Tepi
Barat) sebagai (wilayah) Israel. Ini saatnya kedaulatan, " ujar Bennett
dilaporkan laman Middle East Monitor, Selasa (21/11).
Sebagai seorang menteri diaspora, ia menilai
Israel perlu untuk menyediakan ruang bagi setiap warga Yahudi di dunia.
"Kita perlu memahami bahwa negara Yahudi bukan hanya negara warga
Israel. Ini adalah keadaan di mana setiap orang Yahudi di dunia memiliki
tempat di sini," ujarnya.
"Hari ini, di seluruh dunia, ada jutaan orang
Yahudi yangmembutuhkan kita untuk pergi dan menjangkau mereka. Dan kita
melakukan lebihdari yang pernah kita lakukan, " kata Bennett
menambahkan.
Israel memang berulang kali mengklaim
negaranya sebagai negara Yahudi. Namun klaim tersebut selalu ditolak,
khususnya oleh Palestina. Hal ini berkaitan dengan okupasi dan aneksasi
yang dilakukan Israel atas tanah Palestina.
Saat ini Israel
tengah mempercepat pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat dan
Yerusalem Timur. Pada awal Oktober, Israel telah mengumumkan akan
mengebut proses pembangunan 4.000 unit rumah di Tepi Barat guna
memperluas permukiman Yahudi di daerah yang diduduki. Rencana tersebut
mencakup pembangunan permukiman di kota tua Hebron.
Lebih dari 600
ribu warga Yahudi Israel kini telah tinggal di permukiman di Tepi Barat
dan Yerusalem Timur. Pencaplokan lahan masih terus dilakukan olehIsrael
walaupun telah dinyatakan ilegal menurut hukum internasional. Tindakan
okupasi ini yang dinilai kian mempersulit tercapainya solusi dua negara
antaraIsrael dan Palestina.
Credit REPUBLIKA.CO.ID