Para juri di Norwegia memuji kinerja Santos dalam kesepakatan damai yang diraihnya dengan pemberontak FARC.
Demikian diberitakan laman BBC, Jumat (7/10/2016)
Kesepakatan damai itu ditandatangani bulan lalu, setelah melewati masa empat tahun di meja perundingan.
Namun warga Kolombia belakangan menolak kesepakatan damai itu, melalui keputusan yang diambil berdasarkan hasil referendum pada akhir pekan lalu.
Konflik 52 tahun tersebut tercatat telah menyebabkan kematian sekitar 260.000 orang. Jumlah tersebut ditambah angka enam juta pengungsi.
Credit KOMPAS.com
Presiden Santos Dinilai Bekerja Keras Hentikan Perang di Kolombia
OSLO, CB -
Meski kesepakatan damai dengan pemberontak komunis FARC justru ditolak
rakyatnya sendiri, tetapi tim penilai Hadiah Nobel tetap menghargai
upaya Presiden Kolombia Juan Manuel Santos menghentikan perang saudara.
Upaya Presiden Santos menghentikan perang saudara selama lebih dari lima dekade itu sudah lebih dari cukup untuk membuat tim panel memberikan hadiah Nobel Perdamaian untuk sang presiden.
"Komite Nobel Norwegia memutuskan untuk memberikan hadiah Nobel Perdamaian 2016 kepada Presiden Kolombia Juan Manuel Santos atas upaya kerasnya menghentikan perang saudara 50 tahun di negerinya," kata ketua komite, Kaci Kullman Five, Jumat (7/10/2016).
Kaci Kullman menambahkan, terdapat bahaya lebih besar jika proses perdamaian terhambat dan perang saudara kembali pecah.
"Hal ini membuat para pelaku yang dipimpin Presiden Santos dan pemimpin FARC Rodrigo Londono harus melanjutkan gencatan senjata," tambah Kaci Kullman.
Proses perdamaian Kolombia sebelumnya telah diprediksi menjadi kandidat peraih hadiah prestisius itu. Namun, para pakar sempat memperkirakan peluang Kolombia sudah habis karena rakyat menolak hasil kesepakatan damai itu lewat referendum.
"Fakta bahwa mayoritas pemilik suara memilih "tidak" tak berarti proses perdamaian mati. Referendum itu bukan pemilihan untuk melawan perdamaian," ujar Kaci Kullman.
"Yang ditolak dalam referendum itu bukan perdamaiannya tetapi rincian kesepakatan damai yang dibuat," tambah dia.
Sehingga, lanjut Kaci, Komite Nobel Norwegia menekankan fakta bahwa Presiden Santos kini kembali mengundang semua kelompok untuk terlibat dalam sebuah dialog nasional untuk mempercepat proses perdamaian.
Dengan kemenangan ini, Presiden Santos mendapatkan hadiah sebesar 924.000 dolar AS atau hampir Rp 12 miliar.
Hadiah Nobel Perdamaian adalah satu-satunya dari enam penghargaan yang dianugerahkan di Norwegia.
Upaya Presiden Santos menghentikan perang saudara selama lebih dari lima dekade itu sudah lebih dari cukup untuk membuat tim panel memberikan hadiah Nobel Perdamaian untuk sang presiden.
"Komite Nobel Norwegia memutuskan untuk memberikan hadiah Nobel Perdamaian 2016 kepada Presiden Kolombia Juan Manuel Santos atas upaya kerasnya menghentikan perang saudara 50 tahun di negerinya," kata ketua komite, Kaci Kullman Five, Jumat (7/10/2016).
Kaci Kullman menambahkan, terdapat bahaya lebih besar jika proses perdamaian terhambat dan perang saudara kembali pecah.
"Hal ini membuat para pelaku yang dipimpin Presiden Santos dan pemimpin FARC Rodrigo Londono harus melanjutkan gencatan senjata," tambah Kaci Kullman.
Proses perdamaian Kolombia sebelumnya telah diprediksi menjadi kandidat peraih hadiah prestisius itu. Namun, para pakar sempat memperkirakan peluang Kolombia sudah habis karena rakyat menolak hasil kesepakatan damai itu lewat referendum.
"Fakta bahwa mayoritas pemilik suara memilih "tidak" tak berarti proses perdamaian mati. Referendum itu bukan pemilihan untuk melawan perdamaian," ujar Kaci Kullman.
"Yang ditolak dalam referendum itu bukan perdamaiannya tetapi rincian kesepakatan damai yang dibuat," tambah dia.
Sehingga, lanjut Kaci, Komite Nobel Norwegia menekankan fakta bahwa Presiden Santos kini kembali mengundang semua kelompok untuk terlibat dalam sebuah dialog nasional untuk mempercepat proses perdamaian.
Dengan kemenangan ini, Presiden Santos mendapatkan hadiah sebesar 924.000 dolar AS atau hampir Rp 12 miliar.
Hadiah Nobel Perdamaian adalah satu-satunya dari enam penghargaan yang dianugerahkan di Norwegia.
Credit KOMPAS.com