CB, Sydney - Fosil dinosaurus merupakan penemuan yang langka di Australia.
Namun beberapa waktu yang lalu ahli paleontologi atau ahli fosil tanpa
sengaja menemukan kerangka hewan yang hidup jutaan tahun yang lalu.
Dinosaurus yang diduga merupakan spesies baru itu memiliki bagian bokong yang lebar, leher panjang, merupakan jenis pemakan tumbuhan, dan memiliki panjang hampir setengah luas lapangan basket.
David Eliiot yang merupakan kepala Museum Australian Age of Dinosaurs, tanpa sengaja menemukan fosil langka tersebut pada tahun 2005. Seperti yang dikutip dari Theverge.com, Jumat (21/10/2016), kala itu Elliot sedang menggembala domba di sebelah utara Kota Winton, Australia. Awalnya pria itu mengira penemuan itu hanyalah tulang-tulang tungkai.
Namun ketika istri Elliot menggabungkan dua buah fosil, dia menyadari bahwa tulang itu adalah kuku kaki dinosaurus pemakan tanaman yang sangat besar.
Tengkorak hewan purba itu kemudian menunjukkan bahwa fosil yang Eliot temukan adalah dinosaurus pemakan tumbuhan jenis baru yang disebut dengan Sauropoda.
Setelah 10 tahun pascapenemuan dan penelitian fosil tersebut, sekelompok ilmuwan yang dipimpin oleh ahli fosil Australia, Stephen Propat, secara resmi mempublikasikan penemuan mereka dalam sebuah jurnal, Scientific Reports.
Mereka menamai spesies baru itu Savannasaurus elliottorum yang diambil dari nama penemu fosil, Elliot, dan tanah rerumputan tempat kerangka itu ditemukan.
"Ini adalah suatu penemuan penting. Dinosaurus dari Australia sangat langka, dan kebanyakan fosil yang ditemukan di Negeri Kanguru ini hanya berupa beberapa potong fosil. Tidak lengkap,"kata Matther Lamanna, seorang kurator paleontologi vertebrata di Carnegie Museum of Natural History di Pennsylvania yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.
Menurut keterangan Poropat, fosil Savannasaurs merupakan salah satu dari kerangka sauropoda paling lengkap yang pernah ditemukan di Australia. Berdasarkan dari kerangkanya, dinosaurus itu diduga memiliki kaki sepanjang lebih kurang 15 meter, dan leher yang panjang serta lebar. Hewan purba itu diperkirakan memiliki berat sekitar 1.800 kilogram.
"Sebesar 3 ekor gajah Afrika," kata Poropat.
Sejauh ini para peneliti masih belum berhasil menemukan fosil gigi ataupun kotoran Savannasaurs, untuk menentukan apa yang dimakan hewan itu. Namun jika ditinjau dari ukuran tubuh, dinosaurus itu diduga mengonsumsi sayur-sayuran berkualitas rendah.
Para peneliti juga menduga bahwa jenis makanan yang sangat berserat itu menjadi alasan mengapa Savannasaurs memiliki bagian tubuh tengah yang lebar.
Savannasaurs hidup di Australia sekitar 95 hingga 98 juta tahun yang lalu bersama dengan dua titanosaurus lainnya. Artinya, hewan tersebut hidup di putaran terakhir keberadaan dinosaurus, sebelum sebuah asteroid menghantam Bumi sekitar 66 juta tahun lalu, dan menyebabkan hewan itu punah.
Masih belum ada penjelasan yang tepat untuk menerangkan mengapa dinosaurus jenis ini menyebar ke wilayah Australia. Namun menurut penjelasan dari peneliti, kala itu Australia dan Amerika Selatan dihubungkan oleh Antartika. Ilmuwan menduga hewan itu melakukan perjalanan dari Afrika Selatan menuju Australia melalui Antartika saat periode hangat atau warming period.
"Dugaan itu muncul karena tidak ada fosil dinosaurus Sauropoda di Australia yang berusia lebih dari 105 juta tahun. Hal ini juga bisa diakibatkan karena tulang belulang hewan raksasa itu hancur dimakan tanah," kata Poropat.
Dalam jurnal itu, Poropat dan rekan ilmuwan juga menuliskan detail mengenai penemuan tengkorak yang diduga miliki titanosaurus Australia, Diamantinasaurus matildae.
Spesies ini ditemukan pada 2009 dan merupakan sebuah penemuan penting
bagi para ahli fosil. Dengan ditemukannya tengkorak itu para peneliti
dapat menyusun data yang akurat dalam silsilah keluarga dinosaurus.
Setelah Savannasaurus ditemukan, Poropat dan rekannya menduga bahwa hewan purba itu dan Diamantinasaurus memiliki hubungan kerabat yang lebih dekat dibandingkan spesies lainnya.
Dinosaurus yang diduga merupakan spesies baru itu memiliki bagian bokong yang lebar, leher panjang, merupakan jenis pemakan tumbuhan, dan memiliki panjang hampir setengah luas lapangan basket.
David Eliiot yang merupakan kepala Museum Australian Age of Dinosaurs, tanpa sengaja menemukan fosil langka tersebut pada tahun 2005. Seperti yang dikutip dari Theverge.com, Jumat (21/10/2016), kala itu Elliot sedang menggembala domba di sebelah utara Kota Winton, Australia. Awalnya pria itu mengira penemuan itu hanyalah tulang-tulang tungkai.
Namun ketika istri Elliot menggabungkan dua buah fosil, dia menyadari bahwa tulang itu adalah kuku kaki dinosaurus pemakan tanaman yang sangat besar.
Tengkorak hewan purba itu kemudian menunjukkan bahwa fosil yang Eliot temukan adalah dinosaurus pemakan tumbuhan jenis baru yang disebut dengan Sauropoda.
Setelah 10 tahun pascapenemuan dan penelitian fosil tersebut, sekelompok ilmuwan yang dipimpin oleh ahli fosil Australia, Stephen Propat, secara resmi mempublikasikan penemuan mereka dalam sebuah jurnal, Scientific Reports.
Mereka menamai spesies baru itu Savannasaurus elliottorum yang diambil dari nama penemu fosil, Elliot, dan tanah rerumputan tempat kerangka itu ditemukan.
"Ini adalah suatu penemuan penting. Dinosaurus dari Australia sangat langka, dan kebanyakan fosil yang ditemukan di Negeri Kanguru ini hanya berupa beberapa potong fosil. Tidak lengkap,"kata Matther Lamanna, seorang kurator paleontologi vertebrata di Carnegie Museum of Natural History di Pennsylvania yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.
Menurut keterangan Poropat, fosil Savannasaurs merupakan salah satu dari kerangka sauropoda paling lengkap yang pernah ditemukan di Australia. Berdasarkan dari kerangkanya, dinosaurus itu diduga memiliki kaki sepanjang lebih kurang 15 meter, dan leher yang panjang serta lebar. Hewan purba itu diperkirakan memiliki berat sekitar 1.800 kilogram.
"Sebesar 3 ekor gajah Afrika," kata Poropat.
Sejauh ini para peneliti masih belum berhasil menemukan fosil gigi ataupun kotoran Savannasaurs, untuk menentukan apa yang dimakan hewan itu. Namun jika ditinjau dari ukuran tubuh, dinosaurus itu diduga mengonsumsi sayur-sayuran berkualitas rendah.
Para peneliti juga menduga bahwa jenis makanan yang sangat berserat itu menjadi alasan mengapa Savannasaurs memiliki bagian tubuh tengah yang lebar.
Savannasaurs hidup di Australia sekitar 95 hingga 98 juta tahun yang lalu bersama dengan dua titanosaurus lainnya. Artinya, hewan tersebut hidup di putaran terakhir keberadaan dinosaurus, sebelum sebuah asteroid menghantam Bumi sekitar 66 juta tahun lalu, dan menyebabkan hewan itu punah.
Masih belum ada penjelasan yang tepat untuk menerangkan mengapa dinosaurus jenis ini menyebar ke wilayah Australia. Namun menurut penjelasan dari peneliti, kala itu Australia dan Amerika Selatan dihubungkan oleh Antartika. Ilmuwan menduga hewan itu melakukan perjalanan dari Afrika Selatan menuju Australia melalui Antartika saat periode hangat atau warming period.
"Dugaan itu muncul karena tidak ada fosil dinosaurus Sauropoda di Australia yang berusia lebih dari 105 juta tahun. Hal ini juga bisa diakibatkan karena tulang belulang hewan raksasa itu hancur dimakan tanah," kata Poropat.
Dalam jurnal itu, Poropat dan rekan ilmuwan juga menuliskan detail mengenai penemuan tengkorak yang diduga miliki titanosaurus Australia, Diamantinasaurus matildae.
Setelah Savannasaurus ditemukan, Poropat dan rekannya menduga bahwa hewan purba itu dan Diamantinasaurus memiliki hubungan kerabat yang lebih dekat dibandingkan spesies lainnya.
Credit Liputan6.com