Choi Soon-sil. Koreatimes.co.kr
Pengunduran diri tiga pembantu utama Presiden Park disampaikan juru bicara Kantor Presiden, Jeong Yeon-guk, Minggu kemarin. Menurut Jeong, tiga pembantunya itu telah bekerja lama bersama Presiden Park.
Adapun Choi Soon-sil, yang disebut teman dekat Park sejak 1970-an, tiba dari Jerman kemarin dan hari ini menjalani pemeriksaan oleh jaksa penuntut.
Choi merupakan anak perempuan mentor Park Chung-hee bernama Choi Tae-min. Park Chung-hee merupakan mantan Presiden Korea Utara yang dijuluki sebagai diktator. Presiden Park merupakan anak perempuan diktator ini.
Choi, yang tidak menjabat satu posisi resmi apa pun di pemerintahan, dipercaya Presiden Park merumuskan dan mengedit pidato-pidatonya. Choi memanfaatkan kedekatannya dengan Park guna mendapatkan dana dari lembaga nonprofit untuk kepentingan pribadinya.
Hal yang paling mengkhawatirkan dari peran Choi adalah ia ikut mempengaruhi kebijakan yang diambil Park dan memiliki akses ke dokumen-dokumen penting negara.
"Park telah kehilangan otoritasnya sebagai presiden dan menunjukkan tidak memiliki kualitas dasar untuk memimpin negara ini," kata Lee Jae-myung, anggota Partai Minjoo—partai oposisi—sekaligus Wali Kota Seongnam, di hadapan ribuan demonstran yang menuntut Park mundur dari jabatannya sebagai presiden.
Credit TEMPO.CO
Ribuan Orang Unjuk Rasa Tuntut Presiden Park Geun-hye Mundur
Presiden Korea Selatan, Park Geun-Hye. REUTERS/Kim Jae-Hwan
Demonstran yang berkumpul di Cheonggye Plaza, Seoul, membawa lilin dan spanduk besar. Hal serupa juga dilakukan ribuan demonstran di Kota Busan, Ulsan, Gwangju, Pulau Jeju, dan beberapa kota lain.
Para demonstran marah mengetahui Presiden Park melakukan korupsi bersama kroni-kroninya, mengutip Chosun Ilbo, 31 Oktober 2016.
Sekalipun Presiden Park telah meminta maaf atas tindakannya, tapi ribuan warga Korea Selatan tetap menuntut dia mundur dari jabatannya.
Presiden Park mengakui telah melibatkan Choi Soon-sil, teman lamanya, dalam tugas-tugas kepresidenan seperti mengedit pidato-pidatonya dan Choi memanfaatkan peluang itu untuk melakukan suap.
Bahkan diduga kuat Choi merupakan sosok yang sesungguhnya berkuasa dalam menjalankan pemerintahan Park.
Choi, hari ini, 31 Oktober, memenuhi panggilan jaksa penuntut yang menuduhnya telah menyalahgunakan pertemanannya dengan Presiden Park. Choi disebut terlibat langsung mempengaruhi urusan pemerintah dan mengambil keuntungan dari keterlibatannya itu.
Choi di hadapan para jurnalis dan para demonstran yang menuntut dia ditangkap dan Presiden Park mundur, menyatakan permintaan maaf.
"Tolong maafkan saya," kata Choi, seperti dikutip dari Channel News Asia, 31 Oktober.
Ribuan orang di beberapa kota di Korea Selatan masih melakukan aksi demonstrasi menuntut Presiden Park mundur. Aksi demonstrasi ini dijadwalkan akan berlangsung hingga 12 November mendatang.
Credit TEMPO.CO