Rabu, 26 Oktober 2016

40 Juta Warga Rusia Latihan Hadapi Ancaman Bom Nuklir


 40 Juta Warga Rusia Latihan Hadapi Ancaman Bom Nuklir  
Kendaraan penembak roket RUsia ICBM saat mengikuti parade Hari Kemenangan atas Nazi pada Perang Dunia II ke-71 di Red Square, Moskow, Rusia, 9 Mei 2016. AP/Pavel Golovkin
 
CBJakarta - Seiring meningkatnya ketegangan dengan Amerika Serikat yang dikhawatirkan akan memicu pecahnya Perang Dunia III, Rusia baru-baru ini dilaporkan telah mengadakan latihan untuk menghadapi ancaman bom nuklir.

Rusia, yang telah memperluas tempat penampungan bom dan pengujian masker gas, melakukan pelatihan menghadapi ancaman serangan bom nuklir dengan melibatkan sekitar 40 juta warga Rusia. Seperti dilansir IB Times pada 25 Oktober 2016, Moskow juga telah melakukan persiapan terkait dengan ruang bawah tanah yang memungkinkan perlindungan penuh bagi 100 persen warga kota tersebut.

 

Wakil Menteri Pertahanan Andrey Mischenko membenarkan pelatihan warga Rusia menghadapi ancaman bom nuklir itu. Selain itu, TV Rusia menyiarkan rekaman yang menunjukkan pekerja darurat mengenakan pakaian pelindung nuklir serta pekerja yang tengah mengecek ventilasi di tempat penampungan bom.

Pada saat yang sama, Rusia untuk pertama kalinya juga secara resmi merilis gambar pertama dari bom super nuklirnya, yang disebut RS-28 Sarmat. Bom yang kekuatannya jauh lebih besar dari bom yang dijatuhkan di Hirosima dan Nagasaki tersebut akan diluncurkan Presiden Vladimir Putin pada 2018 untuk menggantikan SS-18 Satan.

Daya ledak RS-28 Sarmat dikatakan cukup untuk memusnahkan negara besar, seperti Prancis, hanya dengan satu serangan.

Dalam rilisnya, gambar RS-28 Sarmat disertakan dengan keterangan berbunyi: "Sesuai dengan Keputusan Pemerintah Rusia pada Orde Pertahanan Negara 2010 dan periode perencanaan 2012-2013, Makeyev Rocket Design Bureau diperintahkan untuk memulai desain dan pengembangan pada Sarmat."

Kementerian Pertahanan Rusia pada Juni 2011 menandatangani kontrak untuk pengembangan Sarmat. Dijuluki "Setan 2," Sarmat bisa menghindari sistem pertahanan dan radar serta memiliki daya jelajah yang cukup jauh, bahkan hingga ke London atau timur dan pantai barat Amerika Serikat.



Credit  TEMPO.CO