Senin, 24 Oktober 2016

Bomber Rusia Su-34 Latihan Terbang Malam ke Stratosfer


 Bomber Rusia Su-34 Latihan Terbang Malam ke Stratosfer
Kantor berita Rusia TASS melaporkan bahwa pada pertengahan Oktober 2016, pilot pesawat pembom taktis Rusia Su-34 melakukan latihan terbang ke stratosfer, lapisan kedua atmosfer. Pilot melakukan latihan navigasi penerbangan malam dan pemboman terhadap target di daratan. tass.com
 Bomber Rusia Su-34 Latihan Terbang Malam ke Stratosfer
Bomber Su-34 (NATO menyebutnya Fullback) mampu beroperasi pada siang dan malam dlam segala cuaca. Pesawat ini dirancang untuk melakukan pemboman terhadap sasaran di daratan dan menghancurkan kekuatan udara musush. tass.com


 Bomber Rusia Su-34 Latihan Terbang Malam ke Stratosfer
Viktor Litovkin, seorang pengamat militer, menyebutkan bahwa Su-34 merupakan mesin perang yang unik, memiliki kemampuan gabungan pesawat tempur, pesawat serang, dan pesawat pembom garis depan. tass.com
 Bomber Rusia Su-34 Latihan Terbang Malam ke Stratosfer
Su-34 dikembangkan dari Su-27 Flanker, namun memliki ciri khas yaitu pilot duduk berdampingan dan bentuk hidungnya seperti cocor bebek. Bentuk hidung ini untuk mengurangi cross-section radar pesawat. Bomber garis depan ini mampu terbang lama dan jauh untuk menjalankan misinya. tass.com

 Bomber Rusia Su-34 Latihan Terbang Malam ke Stratosfer
Bomber Su-34 mampu membawa rudal udara ke udara jarak jauh R-77, dan jarak pendek R-73, rudal jelajah udara ke darat Kh-55 dan Kh-59, rudal udara ke darat jarak pendek Kh 29 dan Kh-25, bom yang dituntun dengan laser KAB 500, bom pintar supersonik terbaru Rusia, KAB-250. Bomber ini juga mampu membawa rudal Yakhont, rudal anti kapal, dan Kh-58U, rudal anti radar. Vadim Savitsky/Russian Defense Ministry's Press Office/TASS

 Bomber Rusia Su-34 Latihan Terbang Malam ke Stratosfer
Rusia mengirim beberapa pesawat tempur dan pesawat pembom dalam operasi memerangi ISIS di Suriah, yaitu Su-35S, Su-30SM, Su-34, Su-24M, dan Su-25. Keberhasilan Su-34 di Suriah meningkatkan minat beberapa negara di Timur Tengah, Afrika, Asia, dan Amerika Latin, untuk membeli bomber garis depan ini. Valery Sharifulin/TASS









Credit  Tempo.co