Senin, 31 Oktober 2016

Pemerintah Yaman Resmi Pindahkan Pusat Pemerintahan ke Aden




Kelompok antipemerintah Yaman
Kelompok antipemerintah Yaman
 
CB, SANAA -- Perpisahan antara Yaman selatan dan Yaman utara sepertinya akan berlangsung lama. Rakyat dan pejuang di Yaman selatan tak mau dipimpin oleh pemberontak Houthi yang berkuasa di Yaman utara.

Pemerintah resmi Yaman yang berdomisili di Saudi menyatakan, mereka memindahkan pusat pemerintahan ke Aden. Sedangkan pemberontak Houthi membuat pemerintah tandingan di Sanaa bulan ini.

Presiden Yaman Abd Rabbu Mansour Hadi yang dijatuhkan oleh Houthi dengan dukungan Iran, tak ingin uang negara digunakan oleh pemberontak Houthi untuk membiayai perang. Ia memerintahkan bank sentral Yaman dipindahkan ke Aden.

Pemindahan bank sentral Yaman ke Aden akan membuat Houthi kekurangan dana perang. Namun, ini juga menimbulkan risiko ketidakstabilan ekonomi bahkan kelaparan bagi rakyat Yaman sendiri.

Pengamat Politik dari Yaman Farea al Muslimi mengatakan, Houthi sadar kalau mereka tak bisa menaklukkan Yaman selatan. Makanya, mereka memperkuat kekuasaan dan pemerintahannya di utara. "Sedangkan Pemerintah resmi Yaman ingin memperkuat kontrol di Yaman sebanyak mungkin," katanya, Ahad, (30/10).

Namun, ujar Muslimi, gerakan semacam ini semakin memperdalam ketidakpercayaan di antara kedua belah pihak. Persaingan dalam pemerintahan baik Houthi maupun Pemerintah Yaman hanya akan memperpanjang perang.

Hadi mungkin ingin memperkuat pemerintahnya di Sanaa. Sedangkan para komandan perang di selatan sama sekali tak tertarik untuk memperkuat kekuasaan di Yaman utara, mereka justru ingin berpisah dari Yaman utara.

Meskipun Yaman selatan sangat ingin berpisah dari Yaman utara, namun koalisi Arab dan Uni Emirat Arab tak ingin Yaman utara dan Yaman selatan berpisah.




Credit  REPUBLIKA.CO.ID


Presiden Yaman Tolak Perjanjian Damai

Red: Agus Yulianto
ustoday
Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi
Presiden Yaman Abd-Rabbu Mansour Hadi
 
CB, HODEIDAH -- Pesawat perang koalisi Arab menyerang sebuah penjara di Kota Hodeidah. Serangan itu setidaknya membunuh 45 orang termasuk para tahanan.

Saat diserang setidaknya di penjara itu terdapat 84 orang tahanan. Pesawat perang koalisi Arab membombardir penjara itu sebanyak tiga kali.

Koalisi Arab telah memerangi pemberontak Houthi di Yaman sejak Maret 2015. Arab ingin mengembalikan kekuasaan Presiden Abd Rabbu Mansour Hadi yang dijatuhkan oleh Houthi dengan dukungan Iran.

Presiden Hadi yang saat ini diasingkan menolak proposal damai yang diajukan oleh PBB. Ia mengatakan, proposal damai yang diajukan oleh PBB hanya akan menimbulkan perang lebih banyak dan kerusakan yang lebih besar.

Utusan PBB Ismail Ould Cheickh Ahmed mengatakan, Hadi menilai perjanjian damai hanya akan memberikan penghargaan kepada para pemberontak. "Selain itu, juga akan menghukum rakyat Yaman dan mengurangi legitimasi Yaman," katanya, Ahad, (30/10).

Dalam proposal perjanjian damai yang disodorkan PPB itu isinya, Hadi akan diturunkan sebagai presiden. Kemudian akan dipilih sosok yang lebih diterima semua faksi di Yaman untuk menggantikan posisinya sebagai presiden.




Credit  REPUBLIKA.CO.ID


Pejuang Yaman Selatan Serukan Pemisahan dari Yaman Utara

Suasana kota tua Sanaa, Yaman, setelah berkecamuk perang.
Suasana kota tua Sanaa, Yaman, setelah berkecamuk perang.
 
CB, SANAA -- Pemberontak Houthi saat ini menguasai Yaman bagian utara. Sedangkan para pejuang di Yaman selatan masih berjuang keras untuk mengembalikan kekuasaan Presiden Abd Rabbu Mansour Hadi yang dijatuhkan oleh Houthi dengan dukungan Iran.

Akibat naiknya kekuasaan Houthi membuat rakyat dan pejuang di Yaman selatan tak suka. Mereka memilih separatisme Yaman daripada dipimpin oleh pemberontak Houthi.

Banyak rakyat di Yaman selatan yakin kalau ini saatnya Yaman selatan berpisah dari Yaman utara. Mereka melihat selama ini rakyat Yaman selatan selalu dipinggirkan. Sementara para kepala suku dari Yaman utara yang korup dan tamak sering menjamah minyak rakyat Yaman selatan.

Pejuang dari Yaman selatan, Faisal al Salmi mengatakan, dia dan kawan-kawan seperjuangannya siap mati untuk menyingkirkan orang-orang di utara. "Alhamdullilah sekarang Yaman selatan menjadi negara yang merdeka. Terima kasih ya Allah dan koalisi Arab," katanya, Ahad, (30/10) seperti ditulis reuters.

Yaman selatan, ujar Salmi, telah dimerdekakan dengan darah anaknya. Yaman selatan telah diputuskan dari Yaman utara yang hanya menimbulkan terorisme, kronisme, dan perampokan terhadap kekayaan Yaman selatan.

Saat ini baik orang Yaman utara maupun orang Yaman selatan tak berani menyebrang satu sama lain. Namun sesungguhnya perpisahan Yaman utara dengan selatan hanya akan membuat ketidakstabilan Yaman berkepanjangan.

Namun baik Yaman utara dan Yaman selatan tak ingin berdamai dan memilih jalannya masing-masing. Ini akan membuat perpisahan Yaman utara dan selatan semakin lama.

Credit  REPUBLIKA.CO.ID