Selasa, 25 Oktober 2016
Kenalkan Rudal "Setan 2" Rusia yang Bisa Hancurkan Area Seukuran Texas
MOSKOW - Rusia memperkenalkan senjata nuklir pembunuh baru yang dikenal dengan nama rudal RS-28 Sarmat atau dikenal sebagai rudal “Setan 2”. Senjata nuklir baru Rusia yang menakut-nakuti Barat ini diklaim bisa menghancurkan area seukuran Texas, Amerika Serikat (AS) maupun Prancis hanya dengan serangan tunggal.
Klaim itu dilaporkan media Inggris, Daily Mirror, dalam laporan yang mengutip ahli senjata militer, Senin (24/10/2016) malam.
Pemerintah Presiden Vladimir Putin hendak mempekenalkan rudal “Setan 2” ini untuk menggantikan rudal “SS-18 Satan” atau dikenal sebagai rudal “Setan 1”. Senjata super-nuklir Rusia ini akan jadi penghuni baru gudang senjata nuklir Topol.
Gambar senjata berbahaya Rusia tersebut telah dipublikasikan secara online oleh Makeyev Rocket Design Bureau. Dalam gambar itu, rudal “Setan 2” atau “Satan 2” dikemas dengan 16 hulu ledak nuklir.
Senjata itu rencananya akan diluncurkan ke publik pada 2018. Rudal “Setan 2” diklaim akan membuat bom atom AS yang dijatuhkan di Hiroshima dan Nagasaki terlihat seperti “popguns”.
Dalam publikasi gambar rudal “Setan 2” secara online, ada pesan tertulis yang sisipkan di samping gambar. ”Sesuai dengan Keputusan Pemerintah Rusia ‘On the State Defense Order for 2010 and the planning period 2012-2013’ Makeyev Rocket Design Bureau diperintahkan untuk memulai desain dan pengembangan pada Sarmat,” bunyi pesan itu.
”Pada bulan Juni 2011, Kementerian Pertahanan Rusia menandatangani kontrak negara untuk pembangunan (rudal) Sarmat ini,” lanjut pesan itu.
”Para calon sistem rudal strategis yang sedang dikembangkan untuk menciptakan penangkal nuklir terjamin dan efektif untuk pasukan strategis Rusia,” imbuh pesan dari Makeyev Rocket Design Bureau.
Peluncuran gambar rudal berbahaya Rusia ini terjadi di saat ketegangan antara Moskow dan Washington sedang memanas. Sejumlah pihak, termasuk mantan pejabat Kementerian Pertahanan Rusia bahkan menyebut Rusia dan AS sudah memasuki era Perang Dingin baru.
Credit Sindonews