Pemimpin al-Qaidah Ayman al-Zawahri
meminta semua faksi-faksi pejuang jihadis di Suriah bersatu atau
mengambil risiko mati. (CNNIndonesia Reuters Photo).
Sebagai pengganti Usamah bin ladin, Zawahri memiliki pengaruh kuat di cabang-cabang al-Qaidah di Timur Tengah, Afrika Utara, dan Asia Selatan. Namun, dominasi kelompok pimpinannya tengah mendapat saingan dari ISIS, yang mengendalikan wilayah Suriah dan Irak dan sedang mengupayakan meenguasai Libya dan Yaman.
Di Suriah, dua kelompok yakni Jabhat al-Nusra dan ISIS adalah dua kelompok paling kuat yang sedang memerangi pemerintah. Kedua kelompok ini sebelumnya berada dalam satu grup meski pecah pada 2013 dikarenakan persaingan di antara pemimpin.
“Kami harus menginginkan kesatuan para Mujahidin di Syam (Suriah), jadi wilayah ini bisa dibebaskan dari Rusia dan salibis barat. Saudara-saudaraku….masalah kesatuan adalah masalah hidup mati bagi Anda,” kata Zawahri, seperti diberitakan Reuters.
Zawahri diyakini tengah bersembunyi di perbatasan wilayah antara Afghanistan dan Pakistan. Di dalam rekaman itu, Zawahri mengecam upaya penyelesaian masalah yang diinisiasi Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Dia memuji Jabhat al-Nusra yang kini mengendalikan sebagian besar wilayah Provinsi Idlib.
Nusra merupakan salah satu kelompok yang tadinya tergabung dalam Jaish al Fateh yang memimpin pertempuran melawan pemerintah Suriah dan serdadu Suriah serta Iran yang memberi dukungan kepada pemerintah Bashar al-Assad di selatan Aleppo.
Pada Januari, Nusra gagal meyakinkan faksi-faksi Islam agar bersatu dalam satu unit termasuk yang terkuat Ahrar al-Sham. Zawahri juga menekankan sekali lagi ideologi yang berbeda antara diyakini al-Qaidah dan ISIS. Dia menyatakan ISIS sebagai “ekstrimis dan murtad” di mana pengikutnya memungkiri keyakinan dan metode yang sudah baku dalam ajaran Islam.
Credit CNN Indonesia